Luncurkan Buku Pancasila ke Sekolah-sekolah, BPIP Koordinasi dengan Kemendikbud dan Kemenag

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Buku Teks Pokok (BTU) Pendidikan Pancasila di sekolah dasar dan menengah akan diterapkan untuk mendukung kurikulum mandiri.

Terkait hal tersebut, Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Rima Agristina mengatakan ada rencana pasti penerapan pendidikan BTU Pancasila di sekolah.

“Kita perlu memikirkan langkah-langkah yang lebih kuat untuk memperkuat pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, Buku Ajar Utama ini perlu kita implementasikan,” ujarnya dalam paparannya, Jumat (7 Juni 2024). ).

Rima mengatakan, penerapan BTU pendidikan Indonesia didukung sebagai gerakan nasional yang strategis untuk memajukan pendidikan Indonesia. Diperlukan energi yang kuat dan kerja sama lintas sektor sebagai wujud gotong royong untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Sinkronisasi antarlembaga harus kembali diperkuat melalui koordinasi Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Negara, dan Kementerian Agama untuk memperkuat tekanan ke bawah terhadap penerapan BTU ini. Makanya kita harus bersinergi untuk menerapkan dan memperkuatnya, Rimo

Pemantauan hasil BPIP yang dilakukan Direktorat Evaluasi Pemberlakuan Ideologi Pancasila dan Direktorat Evaluasi mengidentifikasi sejumlah kendala dalam penerapan BTU.

Mengetahui hal tersebut, anggota pengurus BPIP Prof. Muhammad Amin Abdullah menekankan perlunya menciptakan kebijakan baru yang tegas dan kuat.

Prof. Amin mengatakan, BTU Pendidikan Pancasila hendaknya menjangkau guru-guru yang efektif mengajarkan Pendidikan Pancasila, hal ini sangat penting karena guru berada di hadapan wali pendidik.

“Malam ini, rencana baru harus ditetapkan sebagai gerakan nasional, dimulai dengan antar manajer dan lintas koordinasi yang harus duduk.” kuncinya, guru adalah pendahulu kita,” ujarnya.

Menurut Prof. Amin, pembentukan karakter melalui pendidikan Pancasila perlu sinergi dan gotong royong. Prof. Ma’ruf meminta BPIP terus memperkuat kerja sama dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Agama dalam optimalisasi penyelenggaraan pendidikan Pancasila BUT.

“Kita harus duduk bersama, berkoordinasi baik dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama dan sektor terkait,” ujarnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Anthony Benny Susetyo mengatakan, sekaligus perlu dilakukan identifikasi perbedaan antara BTU Pendidikan Pancasila dengan buku-buku sebelumnya yang dapat digunakan di sekolah.

“Beberapa guru belum memahami perbedaan BTU Pendidikan Pancasila dengan kitab lama, negara. Konten atau sosialisasi, kolaborasi diperlukan agar perbedaan lebih mudah dipahami. “Yang berbeda dengan pendidikan Pancasila sebelumnya,” kata Benny.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *