Luhut ke Mendiang Faisal Basri: Kita Banyak Berbeda, Tapi Kita Tetap Teman

Laporan reporter Tribunnews.com Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku kaget mendengar kabar meninggalnya ekonom senior Faisal Basri.

Ia pun mengaku memiliki banyak kenangan bersama Faysel Basri.

Meski kerap berbeda pandangan dalam beberapa hal, Faysel Basri menganggapnya sebagai sahabat.

“Kami mungkin banyak atau berbeda minat, tapi kami tetap berteman. Makanya kita saling menghormati,” kata Luhut di rumah mendiang Faysel Basri di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (9 Mei 2024). ).

Semasa hidupnya, Faisal Basri sering mengkritik pemerintah, dan Luhut pun kerap menjadi sasaran kata-kata kasarnya.

Luhut juga menyatakan, dirinya dan tim mendalami berbagai kritik yang dilontarkan Faysel Basri kepada partainya.

Luhut berkata, “Saya juga banyak mendengarkan kritiknya. Saya olahraga, saya ngobrol dengan tim. Kita belajar, jangan berpikir kita mengatakan yang sebenarnya.”

Ia pun berpamitan dengan Faysel Basri.

Luhut berkata, “Yah, saya sangat terkejut dia pergi pagi ini. Saya berusaha keras untuk menemukannya di sana. Saya pamit kepada Pak Faysel Basri.”

Sambil melanjutkan pidatonya, ia berkata, “Tenang. Kami masih melanjutkan banyak kegiatan yang Anda kritik, dan saya pikir itu benar.”

Seperti diketahui, Faysel Basri, ekonom senior Institute for Economic and Financial Development (INDEF), meninggal dunia pagi tadi.

Adik mendiang Faisal Basri, Ramdan Malik membeberkan momen jelang meninggalnya sang kakak.

Ia mengatakan, tindakan pengobatan terakhir Faisal Basri beberapa hari lalu adalah berkunjung ke Sumatera Utara (Sumut) untuk menerima undangan.

“Adik diundang oleh peternak sapi perah asal Sumut. Acara terakhir Rabu lalu,” kata Ramdan di rumah duka di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2024).

“Adik saya kemudian bercerita bahwa ketika saya berkunjung pada hari Senin, saya berada di dalam mobil tanpa AC, sehingga saya membuka jendela untuk perjalanan enam jam ke Medan Dairy,” lanjutnya.

Remdan mengatakan Faysel Basri banyak makan durian saat berkunjung ke Sumut.

Sekembalinya ke rumah pada Sabtu pekan lalu, Ramdan mengatakan Faisal menolak berobat.

Namun Senin lalu, Faysel Basri dikabarkan terkena flu. Ia akhirnya memutuskan untuk berobat setelah putrinya langsung mendesaknya untuk pergi ke rumah sakit.

“Terus hari Sabtu dia pulang, tapi dia nggak mau ke dokter. Adikku agak malas untuk tidak sakit parah. Lalu hari Seninnya dia kedinginan, wajahnya sedikit berbeda,” kata Ramdan.

“Kemudian dia ditipu oleh putrinya, Nabila, putri satu-satunya yang berada di tengah. Putranya [almarhum Faisal Basri] berusia 3 tahun. Nabila berkata, ‘Baiklah, Ayah, pergilah ke dokter.'” “Kami hanya ingin ke dokter.'” ke dokter, kami bawa ke RS Mayapada Kuningan, ada dokter spesialis jantung, dia diagnosa kemungkinan serangan jantung.

Dia mengatakan, Faisal Basri dirawat di unit perawatan intensif pada Senin. Saya ingin dipasang kateter, namun kadar gula saya masih belum stabil.

Setelah dirawat intensif pada Senin sore, dia mengatakan kondisinya membaik pada Rabu malam dan kateter akan dipasang.

“Hari ini, tadi malam, kondisinya sudah membaik, mulai tenang, hari ini rencananya saya akan melakukan pemasangan kateter pada pukul 08.30 pagi,” kata Ramadhan.

Dia sudah dipasang kateter, tapi Faysel meninggal lebih dulu.

“Saya sudah siap ke sana, tapi paginya ternyata dia tidak ada. Keluarga menginap di IGD selama kurang lebih 2 jam, dipasang kateter, dipasang 1 ring, namun tidak dapat diselamatkan. Seorang dokter, jelas Ramdan. telah melakukan

Kabar meninggalnya Faysel Basri sudah dibenarkan oleh Ekonom Senior INDEF Tawhid Ahmed.

Saat dihubungi Tribun, Tauhid berkata: “Iya benar, saya sedang dalam perjalanan ke rumah sakit. Mohon doanya.”

Sebelumnya, Tauhid menginformasikan melalui pesan singkat WhatsApp di grup chat room terkait perekonomian.

Pesan WhatsAppnya adalah sebagai berikut:

Tuhan memberkati

Hari ini, Kamis 2024 5 September, 03:50 WIB bertempat di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta, suami, ayah, anak, kakak, adik, kakak, paman, paman, Rahmatullah tercinta kami meninggal dunia pada hari ini, Kamis 2024. 5 September:

Tn. Faysel Basri bin Hasan Basri Batubara pada usia 65 tahun

Doakan agar Rahimullah diberikan tempat yang terbaik di Janat al-Firdaws, diampuni segala kesalahannya, dilebarkan kuburnya, dikabulkan doanya, dan seluruh keluarganya diberi kesabaran dan ketabahan. tertinggal

Yang hilang adalah: Syafitrie (Fitrie) Anwar Ibrahim Basri Siti Nabila Azuraa Basri Muhammad Atar Basri beserta ibu, saudara perempuan, saudara laki-laki, keponakan laki-laki dan perempuan.

Rumah Duka : Komplek Gudang Peluru Blok A 60 Jakarta Selatan

Informasi Pemakaman: Keluar dari Masjid Az Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan sekitar Ba’da Asr. Profil Faysel Basri

Faysel Basri adalah seorang ekonom dan politikus Indonesia.

Faysal Nur Fiqih merupakan lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI).

Ia merupakan keponakan dari Adem Malik, Wakil Presiden Republik Indonesia.

Pada tahun 1985 Faisal Basri melanjutkan studi pascasarjana dan berhasil memperoleh gelar Master di bidang Ekonomi dari Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika Serikat (1988).

Diadaptasi dari lpem.org Karir akademisnya diawali sebagai dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI pada bidang Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan dan Sejarah Pemikiran Ekonomi (1981 hingga sekarang).

Beliau juga merupakan dosen pada Magister Akuntansi (Maksi), Magister Manajemen (MM), Program Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP) dan Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1988 hingga sekarang).

Pada tahun 1996 Faisal Basri menerima penghargaan sebagai Dosen Teladan UI III.

Faisal Basri juga pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Kajian Pembangunan) FEBUI (1995-1998) dan Presiden Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perban Jakarta (1999-2003).

Beliau adalah pendiri Institute for Economic Development and Finance (INDEF) (1995-2000).

Di bidang pemerintahan, Faisal Basri menjabat sebagai Asisten II Menteri Koordinator Pembangunan Ekonomi Dunia Kelompok EQUIN (1985-1987) dan anggota Kelompok Bantuan EQUIN Presiden RI (2000).

Selain mengajar, Faysel Basri juga sering menjadi penulis buku dan artikel di banyak majalah dan media.

Pada tahun 2002 diangkat menjadi anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Faysel Besri memasuki dunia politik dengan mendirikan Dewan Kepercayaan Rakyat (Mara).

Mara adalah pemimpin Partai Konstitusi Nasional (PAN).

Di partai berlambang matahari itu, Faysel Basri menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) pada tahun 1998 hingga 2000.

Pada tahun 2000 ia memisahkan diri dari partai yang saat itu dipimpin oleh Amien Rais dan mendirikan Gerakan Indonesia, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk pemurnian politik, karakter, dan ideologi.

Organisasi ini didirikan oleh beberapa tokoh, antara lain Budiman Sudjatmiko dan Faisol Reza.

Budiman Sudjatmiko bergabung dengan PDIP namun kemudian diberhentikan, sedangkan Faisol Reza adalah politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pada tahun 2011 Pada bulan Oktober, Faisal Basri Biem Benyamin, putra tokoh legendaris Betawi Benyamin Sueb, memilih jalur independen sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Namun karena perolehan suaranya lebih sedikit dibandingkan Joko Widodo, Fauzi Bowo, dan Hidayat Nur Wahid, ia tidak menang pada tahun 2012. pemilu lokal.

Namun pasangan ini memperoleh suara lebih banyak dibandingkan Alex Noerdin dan Hendardji Soepandji.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *