Dilansir reporter Tribunnews.com Endrapta Pramudhiaz.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Penanaman Modal Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan penerapan kantor keluarga di Indonesia menjadi contoh bagi negara lain yang telah menerapkannya di masa lalu.
Penerapan kantor keluarga di Abu Dhabi dan Dubai di Uni Emirat Arab menjadi ajang pembelajaran bagi pemerintah Indonesia untuk menerapkan aturan yang sama, kata Luhut.
“Kami sekarang sedang menyelesaikan proses pendirian kantor keluarga (dari Dubai, kami belajar dari Abu Dhabi, /7/2024).
Pembuatan kedua kota percontohan ini bukan tanpa alasan.
Salah satu alasannya, kata Luhut, adalah kepuasan atas dukungan Abu Dhabi kepada pemerintah Indonesia dalam pembentukan Indonesia Investment Authority (INA), lembaga dana kekayaan negara Indonesia.
Luhut pun menginformasikan dan menyambut baik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Kami senang sekali INA kemarin, Abu Dhabi juga membantu kami membangun dana kekayaan negara kami,” kata Luhut.
Saya kemarin bertemu dengan Pak Menteri, beliau juga menceritakan pengalamannya. Saya lapor ke Presiden Jokowi, dan saya bersyukur untuk itu, tambahnya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan mencontoh negara lain yang menerapkan kantor keluarga ini.
Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan belajar dari negara-negara yang berhasil atau gagal menjalankan kantor keluarga ini.
“Kami akan melakukan benchmark terhadap pusat-pusat kantor keluarga di berbagai negara dalam hal desain, perencanaan, dan seperti apa seharusnya kantor keluarga itu. Ada yang berhasil, ada yang gagal, jadi kami belajar dari mereka,” ujarnya.
Untuk informasi Anda; Kantor keluarga adalah perusahaan swasta yang bertanggung jawab menangani kekayaan keluarga atau individu yang sangat kaya.
Jika perusahaan-perusahaan swasta tersebut datang berinvestasi di Indonesia, pemerintah dipastikan akan menarik kekayaan dari luar negeri untuk pertumbuhan perekonomian bangsa.
Luhut pernah mengatakan, cara kerja kantor keluarga adalah dengan membiarkan kantor keluarga global menyimpan uangnya dan mengelolanya di Indonesia.
Namun, mereka yang punya dana harus berinvestasi di banyak proyek di Indonesia.
“Mereka (orang super kaya dunia) harus berinvestasi bebas pajak lalu mengenakan pajak atas investasi tersebut,” kata Luhut dalam akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan. Senin (1/7/2024) ujarnya.
Luhut misalnya, orang kaya ini menabung sekitar 10 juta hingga 30 juta dollar AS di Indonesia.
Dana ini kemudian ditransfer untuk diinvestasikan pada proyek-proyek yang ada di negara tersebut.
“Dia harus berinvestasi 10 juta hingga 30 juta dolar dan kemudian mempekerjakan orang Indonesia untuk bekerja di kantor keluarga,” katanya.
“Di sini banyak proyek, hilirisasi, rumput laut dan segala macamnya. Jadi Indonesia punya peluang besar dan peluang ini harus kita manfaatkan, tentunya harus bermanfaat bagi Indonesia,” imbuhnya.