Wartawan Tribunnews.com Fauzi Alamsya melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Film “Vina: 7 Days Ago” tengah ramai diperbincangkan.
Kasus pembunuhan Vina Cirebon kembali bergulir hingga memunculkan adegan kekerasan terhadap perempuan.
Namun Lembaga Sensor Film (LSF) mengumumkan bahwa film tersebut disensor.
Ketua Komisi I LSF Nasrullah mengutarakan alasan penolakan film “Sharab: 7 Hari Lalu”.
Nasrullah mengatakan dalam jumpa pers baru-baru ini di kawasan Senayan Jakarta Selatan, “Ada empat kriteria sebuah film bisa lolos, adegan dialog cocok untuk anak usia 17 tahun, jika ada kekerasan dan pornografi akan ditayangkan secara proporsional.” ,” dia berkata.
Saat itu, adegan di film arahan Anggy Umbara itu dinilai masih dalam batas wajar. Mengingat film tersebut memiliki rating usia 17 tahun ke atas.
Begitu pula dengan adegan pemerkosaan yang dinilai tidak mengandung unsur pornografi dalam rekamannya.
“Saat mereka harus memperkosa saya, saya tidak melihat adegan itu, (karakter) Eki dan Vina tidak ada sehelai benang pun di tubuhnya,” kata Nasrullah.
“Ini angle mukanya Vina. Vina sebenarnya ditembak dari bawah. (Kita) di film pornonya nggak lihat, tapi dilihat orang diperkosa, tapi di bagian kepala,” imbuhnya.
Hal lain disampaikan Ketua LSF Rommy Fibri Hardianto. Hal ini memastikan bahwa semua adegan ditampilkan secara proporsional. Maka tak ada alasan bagi LSF untuk tidak merilis Vina: 7 dans prje di 17+ bioskop.
“Kalau film sekelas ini ada adegan-adegan yang diperuntukkan bagi semua usia untuk ditonton anak-anak, pasti akan bermasalah,” kata Rommy.
Tapi karena adegan yang ada proporsional dengan adegan yang ada, itulah alasan klasifikasi 17 ke atas, tambahnya.