Lina Sosok Guru SD yang Tidak Pernah Marah Jadi Korban Tewas Kecelakaan Beruntun Truk Tangki

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Guru SD Ani Roslina alias Lina (54) tewas dalam serangkaian kecelakaan di Jalan Plumbang Semper Raya, Koja, Jakarta Utara.

Jenazah Lina dimakamkan di TPU Semper di Silinsing, Jakarta Utara pada Kamis (5/9/2024) sore.

Korban dimakamkan usai prosesi pemakaman di Masjid Jami’ Miftahul Jannah dekat rumahnya di Jalan STM Walang Jaya RT 02 RW 02 Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara.

Almarhum yang semasa hidupnya berprofesi sebagai guru SD, didampingi keluarga, kerabat, sesama guru bahkan anak muridnya menuju rumah duka.

Para pelayat tak kuasa menahan rasa sakitnya saat mengikuti prosesi pemakaman jenazah Lena yang dimakamkan di kuburan yang sama dengan ayahnya.

Saat pemakaman, suami Leena, Endang Subriyadi (60), menangis karena belum siap meninggalkan istri tercinta selamanya.

Endang terlihat lemas di dalam kubur, sehingga banyak keluarga lain yang harus mendukungnya agar tidak pingsan.

Selain keluarga, rekan-rekan guru SDN Rawa Padak Utara 19 Baghi juga mengikuti Semester TPU.

Para guru berseragam batik tradisional menghadiri pemakaman hingga selesai dan berdoa agar Allah SWT menerima mendiang Leena.

“Kami sangat rindu dengan Bu Leena. Almarhum adalah guru yang sangat menyayangi murid-muridnya,” kata Rahmat, salah satu rekan guru saat ditemui di TPU Semester. Tidak pernah marah

Lena dikenal sebagai guru yang tidak pernah marah kepada murid atau rekannya.

SDN Rawa Padak Utara 19 Bagi korban lainnya Rachmat mengatakan hal tersebut.

“Saya tidak pernah melihatnya marah. Beliau baik kepada rekan-rekannya, terutama kepada para siswa. Jadi komitmennya dalam mengajar siswa di tingkat SD sangat luar biasa,” kata Rachmat, Kamis (5/9) di TPU Semper, Silinsing, Jakarta Utara. ) /2024).

Lina mengajar di SDN Rawa Padak Utara 19 Bagi sejak tahun 2016.

Saat itu ia diserahi tanggung jawab mengajar siswa kelas 1 dan 2.

Bukan tanpa alasan, sosok Lena yang sangat sabar dinilai cocok untuk mengajar siswa di sekolah dasar.

 Makanya mereka ditempatkan di Kelas 1 dan Kelas 2, kelas bawah. Kelas 1 dan Kelas 2 sangat membutuhkan guru yang sangat sabar dan sabar terhadap siswanya, kata Rachmatt.

“Kami akan sangat merindukan Nona Lina,” lanjutnya.

Almarhum Lina dimakamkan Kamis (5/9/2024) sore di TPU Semper, Silising, Jakarta Utara.

Almarhum berangkat ke tempat peristirahatan terakhirnya dengan didampingi keluarga, kerabat, rekan guru bahkan murid-muridnya.

Para pelayat tak kuasa menahan rasa sakitnya saat mengikuti prosesi pemakaman jenazah Lena yang dimakamkan di kuburan yang sama dengan ayahnya.

Saat pemakaman, suami Leena, Endang Subriyadi (60), menangis karena belum siap meninggalkan istri tercinta selamanya.

Endang terlihat lemas di dalam kubur, sehingga banyak keluarga lain yang harus mendukungnya agar tidak pingsan.

Selain keluarga, rekan-rekan guru SDN Rawa Padak Utara 19 Baghi juga mengikuti Semester TPU.

Para guru berseragam batik tradisional menghadiri pemakaman hingga selesai dan berdoa memohon keberkahan kepada mendiang Leena oleh Allah SWT.

Sebelumnya, Lina meninggal dunia pada Rabu (4/9/2024) sore setelah mengalami serangkaian kecelakaan kapal tanker bahan bakar di Jalan Plumbang Semper Raya.

Saat itu, Lena sudah selesai absen sekolah dan kembali ke rumahnya di Jalan SDM Walang Jaya, Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara.

Lena menjadi korban terakhir yang dievakuasi pihak berwenang, tubuhnya terlindas sepeda motor yang ditabrak kapal tanker.

5 orang tewas dalam kecelakaan ini yakni Leena, Saviji (57), sopir truk tangki Sri Rahmavati (36), pengendara sepeda motor Siddhi Maria (31) dan Azhar (14), seorang pelajar.

Dalam kecelakaan itu, mobil tangki bahan bakar yang dikemudikan Saviji bertabrakan dengan beberapa kendaraan, termasuk tiga sepeda motor dan dua mobil, sebelum berhenti di jalan setapak.

Kecelakaan tersebut diyakini disebabkan oleh kapal tanker yang tidak terkendali sehingga pengemudi kapal tanker tersebut meninggal karena serangan jantung di jalan.

Pengarang: Gerald Leonardo Augustino

Artikel ini telah tayang di TribunJkarta.com dengan judul Air Mata Kepedihan di Pemakaman Guru SD yang Alami Rentetan Kecelakaan Kapal Tanker di Plombang.

Dan

Rekan guru mengenang Lina, korban kecelakaan kapal tanker di Plombang: Dia tidak pernah marah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *