TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penjualan mobil cenderung melemah pada awal tahun 2024 (Januari hingga April), menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Penjualan grosir (dari pabrikan ke dealer) pada triwulan I 2024 hanya sebanyak 215.069 unit, turun signifikan sebesar 23,9% dibandingkan 282.601 unit pada periode yang sama tahun 2023.
Secara spesifik, penjualan grosir pada Januari 2024 hanya sebanyak 69.647 unit dibandingkan Februari 2024 sebanyak 70.698 unit.
Penjualan Maret naik tipis menjadi 82.092 unit menjelang Idul Fitri.
Direktur Utama Gaikindo Yohanes Nangoi tak memungkiri penjualan mobil kuartal 2024 jauh dari ekspektasi.
Target penjualan kita 2024 masih 1 juta kendaraan, tapi saya ragu ke April-Mei karena angkanya belum membaik. “Pada bulan April, data penjualan kembali turun sedikit,” ujarnya.
Menurutnya, banyak faktor yang mendorong terjadinya hal tersebut.
Alasan pertama adalah tren kenaikan suku bunga. Hal ini mempengaruhi suku bunga dari perusahaan penyewaan atau pembiayaan mobil yang mendominasi penjualan mobil di dalam negeri.
Alasan kedua, “harga komoditas sudah cukup naik,” kata Nangoi di sela-sela konferensi pers GIIAS 2024 di Jakarta, Senin, 6 Mei 2024.
Penyebab lesunya penjualan mobil pada kuartal I 2024 yang ketiga adalah penyelenggaraan pemilu 2024.
“Ada agenda politik yang cukup besar, yaitu pemilihan umum,” kata Nangoy.
Alasan ketiga mengapa daya beli masyarakat untuk membeli mobil baru melemah pada kuartal I 2024 adalah peraturan baru pemerintah yang cukup ketat. “Ini mengganggu penjualan kami sampai batas tertentu,” katanya.
Alasan kelima, nilai tukar rupee berfluktuasi dan cenderung melemah terhadap dolar AS. “Nilai tukar kita juga meningkat dan satu dolar sekarang bernilai Rp 16.000,” ujarnya.
Nangoi mengatakan, tren pelemahan ini tidak hanya terjadi di Indonesia. “Di beberapa negara, perekonomiannya juga cukup sulit. (Pelaku industri otomotif) di beberapa negara ASEAN lainnya juga mengeluh,” ujarnya.
“Industri otomotif sedang mengalami gejolak yang luar biasa. Ketika kami berbicara dengan rekan-rekan di China Auto Show, mereka mengatakan perekonomian juga sedang terpuruk,” tambahnya.
Untuk itu, Gaikindo berupaya meningkatkan gairah penjualan mobil di Indonesia dengan kembali menggelar pameran GIIAS 2024 yang digelar pada 18 hingga 28 Juli 2024 di Indonesia Convention and Exhibition Center (ICE) BSD City, Tangerang. .
Pameran mobil ini merupakan upaya menggairahkan pasar mobil Indonesia, ujarnya.
“Pameran kami akan menjadi yang terbesar di luar Tiongkok dan diharapkan dapat mendukung pemulihan industri otomotif yang tidak berjalan baik (penjualan) pada bulan-bulan pertama,” kata Nangoi.
Ia mengatakan GIIAS 2024 akan memanfaatkan lahan parkir belakang gedung ICE untuk menambah luas area pameran sebesar 12.000 meter persegi, dari 100.000 meter persegi menjadi total luas 112.000 meter persegi, yaitu dari 10 ruang pameran menjadi total 11 pameran.
“Namun hal ini tidak akan membuat peserta pameran merasa resah dan merasakan perubahan ruang pameran. Kami akan menjadi pameran terbesar kedua di dunia setelah China, yakni Shanghai Auto Show dan Beijing Auto Show.”
Sebanyak 50 merek mobil penumpang, kendaraan niaga, sepeda motor listrik, dan sepeda motor tradisional akan mengikuti GIIAS 2024.
“Mereka termasuk merek mobil dari berbagai negara, ada yang dari Amerika, China, Korea Selatan, Jepang, semuanya ada di sini,” jelasnya.
Di pameran otomotif Jepang, sangat sedikit merek mobil dari negara selain Jepang. Kami sekarang sudah selesai. Brand Jepangnya cuma 10, brand China juga banyak, dan brand Korea juga cukup kuat. Ada dukungan finansial yang kuat,” tambahnya.