TRIBUNNEWS.COM – Raja Hamad bin Isa Al Khalifa dari Bahrain mengatakan Liga Arab kini bersatu untuk membantu mengakhiri perang di Jalur Gaza.
Dalam keterangannya, Kamis (23/05/2024), Al Khalifa menyatakan konferensi perdamaian harus diadakan.
Dia mengatakan bahwa Rusia adalah negara pertama yang diminta Liga Arab untuk mendukung inisiatif konferensi tersebut.
Selain itu, ia menyatakan bahwa Rusia adalah “negara paling berpengaruh di kancah internasional”.
Sputnik menyebut keputusan Liga Arab meminta bantuan Rusia menunjukkan pengaruh Amerika Serikat (AS) mulai berkurang.
Amerika Serikat telah lama memandang dirinya sebagai satu-satunya negara yang mampu menengahi konflik Israel-Palestina.
“Selama KTT Arab di Bahrain, situasi di Jalur Gaza dibahas dan kami ingin perang diakhiri,” kata Al Khalifa kepada Sputnik.
“Ada konsensus di antara negara-negara Arab mengenai perlunya mengadakan konferensi perdamaian untuk menyelesaikan masalah Timur Tengah.”
“Rusia adalah negara pertama yang kami minta dukungannya karena Rusia adalah negara paling berpengaruh di kancah internasional,” jelasnya. Sebuah keluarga pengungsi Palestina tiba di kamp sementara di Rafah pada 17 Mei 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas. (AFP/-)
Pembuat film dokumenter yang berbasis di AS, Regis Tremblay, mengatakan keputusan Liga Arab merupakan sinyal penting.
“Dari sudut pandang saya, hal terpenting adalah mereka meminta Rusia berperan sebagai mediator dalam mengakhiri konflik ini,” kata Tremblay.
“Pernyataan luar biasa yang dibuat selama bertahun-tahun oleh Liga Arab kepada ayah bayinya, Amerika Serikat.”
Mereka mengatakan Amerika Serikat dan negara-negara Barat telah memainkan peran yang sangat besar dalam membentuk kawasan ini selama bertahun-tahun.
Kedua entitas tersebut telah menjadi perantara dalam negosiasi Mesir-Yordania dengan Israel mengenai normalisasi hubungan. Namun, hanya ada sedikit kemajuan sejak tahun 1994.
“(Negara-negara Arab) sadar tidak ada kemajuan. Bahwa selama ini adalah kemunafikan dan kebohongan,” kata Tremblay.
“Dan sekarang saya beralih ke Rusia sebagai perantara. Hal ini sangat penting bagi Rusia bukan hanya karena prestise dan reputasi internasionalnya, namun juga karena pengaruh langsungnya di Timur Tengah. Sangat besar.”
November lalu, Arab Saudi menandatangani pertukaran mata uang senilai $7 miliar dengan Tiongkok.
Hal ini memperkuat hubungan kedua negara dan merupakan langkah penting menuju penjualan minyak mentah yang dibayar dalam mata uang renminbi Tiongkok.
Tahun lalu, Arab Saudi menjalin kembali hubungan diplomatik dengan Iran setelah tujuh tahun mengalami ketegangan.
Apalagi Al Khalifa menuntut normalisasi hubungan dengan Iran. Hal ini merupakan tanda menurunnya pengaruh AS di Timur Tengah.
“Dulu kita punya masalah dengan Iran, tapi sekarang hampir tidak ada masalah. “Tidak ada alasan untuk menunda normalisasi hubungan dengan Iran,” kata Al Khalifa.
Liga Arab adalah organisasi yang didirikan pada tahun 1945 dan saat ini beranggotakan 22 negara, termasuk negara-negara di Timur Tengah dan Afrika.
Dua di antaranya adalah Yordania dan Mesir yang dianggap “bersahabat” dengan Israel.
Sementara itu, Arab Saudi disebut telah membahas upaya normalisasi hubungan dengan Israel sebelum pecahnya perang Gaza.
(Tribunnews/Februari)