Lewat Inclusivion Project, Mereka yang Buta Warna Bisa Ekspresikan Kreativitas

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Saat ini 1 dari 12 pria dan 1 dari 200 wanita di dunia mengalami kebutaan. Artinya, terdapat lebih dari 350 juta penyandang tunanetra di dunia.

Jumlah penderita buta warna semakin meningkat setiap tahunnya seiring bertambahnya jumlah penduduk dunia yang mencapai 1,05%. Namun di Indonesia sendiri, istilah “buta warna” dianggap kurang tepat.

“Sampai saat ini kalau saya lihat masyarakat kita khususnya di Indonesia, sebagian besar mengartikan buta warna itu buta banget, jadi mereka sama sekali tidak paham warna. Padahal, buta warna sering kali tidak berwarna,” ujar Dr. Andreas Surya Anugrah, Sp.M, FICS, AIFO-K, dikutip Jumat 1 November 2024.

Ia mengatakan kemampuan mengenali warna, bahkan dua warna, jika terjadi buta warna parsial, berkurang.

“Biasanya kombinasi dua warna, jadi saya tidak bisa melihat semua warnanya.” kata Dr. Andreas Surya Anugrah. 

Karena kurangnya pendidikan, buta warna menjadi hal yang memalukan di Indonesia.

Melihat hal tersebut, Honda Stylo ingin meningkatkan kesadaran dalam bentuk edukasi mengenai buta warna melalui proyek Inclusionvision yang bertujuan untuk mengubah kesalahpahaman mengenai buta warna. Desain ini memberi ruang bagi sobat yang kurang berwarna untuk memamerkan warna yang diinginkan.

Proyek ini dimulai dari Honda Stylo yang berkolaborasi dengan salah satu orang yang hidup di dunia digital yang juga memiliki sedikit warna, Reza “Arap” Octovian, yang memberinya kesempatan untuk mengubah warna sesuai pemikirannya, berdasarkan karakternya.  Dalam kolaborasi tersebut, Honda Stylo juga memberikan perbandingan hasil modifikasi berdasarkan warna yang dipilih dan dilihat oleh Reza Arap.

Hal ini untuk memastikan bahwa masyarakat umum mulai merasakan penglihatan warna lebih baik dibandingkan orang yang menderita buta warna. Proyek ini juga memberikan pengalaman yang lebih lengkap dengan memperkenalkan platform digital Stylovision yang dapat diakses oleh masyarakat.

Menurutnya, itu adalah platform modifikasi warna di mana pengguna bisa memilih warna Honda Stylo 160 pilihannya.

Untuk meningkatkan aspek edukasi, ditampilkan juga perbandingan hasil transformasi warna dari dua tampilan berbeda.  Pesan edukasi ini juga mulai menjangkau masyarakat luas melalui tayangan video digital hasil kerja sama akun welovehonda milik Reza Arap yang berhasil menarik lebih dari 9 juta views di platform YouTube dan lebih dari 55 juta views di platform TikTok.

Dampak pendidikan ini sudah mulai terasa, terbukti dari salah satu komentar akun @le_brozki06 yang menanggapi proyek ini.

“Itu merupakan kesalahan besar sejauh ini. “Saya kira orang buta tidak bisa melihat warna dengan baik, tapi ternyata orang tersebut masih bisa melihat warna meski skema warnanya berbeda,” ujarnya. Dr. Andreas Surya Anugrah juga menyampaikan idenya untuk proyek ini,

“Proyek ini dampaknya luas, karena memperlihatkan prosesnya, kemudian langsung terlihat hasilnya sehingga memudahkan masyarakat mencernanya. Saya berharap edukasi ini terus dilanjutkan agar dampaknya semakin luas. ” kata Dr. Andreas Surya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *