Letjen TNI Purn. H. Lodewijk Freidrich Paulus

TRIBUNNEWS.COM – Letjen TNI (Purnawirawan) atau Letjen TNI (Purn) H. Lodewijk Friedrich Paulus adalah purnawirawan Perwira Tinggi (PAT) Tentara Nasional Indonesia (AD) dan kini menjadi politikus, Sekretaris Jenderal Partai Golkar.

Letjen Lodewijk Friedrich Paulus merupakan Panglima Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan (Dankodiklat) TNI AD pada pengangkatan terakhirnya di TNI AD.

Jenderal bintang 3 ini tercatat sebagai Dankodilat TNI AD pada tahun 2013 hingga 2015.

Kisah Letjen Lodwik saat bertugas di TNI Angkatan Darat memang tidak main-main.

Ia pernah diangkat menjadi Komandan Pasukan Khusus (Copassus) dan Pangdam 1 Bukit Barisan Komandan Jenderal (Dangen).

Letjen Lodwik Friedrich Paulus resmi pensiun pada tahun 2015 sebagai PAT TNI AD.

Setelah pensiun dari tentara Indonesia, Lodewijk bergabung dengan Partai Golkar dan terjun ke dunia politik. Foto oleh Dr. (HC) Ir. Airlangga Hartarto, M.B.A., M.M.T., IPU dan Letjen TNI (Purn) H. Lodwik Friedrich Paulus. (Berita Tribun)

Dalam karir politiknya, Letjen Lodwik sukses menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan juga Wakil Presiden DPR RI periode 2019-2024.

Kehidupan pribadi

Letjen Lodwik Friedrich Paulus lahir pada tanggal 27 Juli 1957 di Manado, Sulawesi Utara.

Ia memiliki seorang istri bernama Meria Agustina.

Lodewijk dan Meria Raihan dikaruniai 2 orang anak bernama Akbar Pratama dan Rafi Farhan Perkasa.

Letnan Jenderal Ludwig Friedrich Paul masuk Islam dari Protestan ketika dia masih menjadi Mayor.

Ayah Lodwick adalah Stephen Jeremiah dan ibunya adalah Lane Bagge.

Pendidikan

Ludwig Friedrich Paulus dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) atau sekarang dikenal dengan Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1981.

Pada tahun tersebut Di Akademi Militer tahun 1981, Ludovic belajar pada mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Dr. H. Moeldoko, S.I.P., M.A.

Pernah bersekolah di SD Muhammadiyah (1964 – 1970), SMPN 2 Manado (1970 – 1973), SMAN Palu (1973 – 1976) dan Akademi Militer Indonesia (1976 – 1981). Ludwig F.Sejarah pertemuanLudwig F. Paul (TribuneNews.com/Reza Denny)

Perjalanan profesional

Letnan Jenderal Lodwik Friedrich Paulus pernah berkarir di tentara Indonesia.

Lodewijk memegang beberapa posisi strategis di TNI AD.

Lodewijk terdaftar sebagai Dan Yon 22 Kopassus (1996-1999), Asops Danjen Kopassus (1999-2001) dan Dansat 81 Gultor Kopassus (2001-2003).

Selain itu, beliau juga pernah menjabat posisi Asops Kasdam El Bukit Barisan (2003-2005) dan Danrindam 1 Bukit Barisan (2005-2006).

Setelah Letjen Lodewijk F. Paulus diangkat menjadi Danrem 052 Vijayakarama Kodam Jaya pada tahun 2006, karirnya semakin sukses.

Pada tahun tersebut Pada tahun 2007, Lodwijk untuk Drlat Codiclat TNI AD.

Dua tahun kemudian, jenderal Manado ini diberi nama Dangen Kopassus.

Setelah itu pada tahun 2011, Pangdam 1 diutus untuk mengambil alih Bukit Barisan.

Baru pada tahun 2013 Letjen Lodwik Paulus Dankodiklat diangkat menjadi TNI AD hingga pensiun pada tahun 2015.

Berikut Riwayat Pangkat Letjen Lodwik Friedrich Paulus, Marsekal II Infanteri (1981): Letnan Satu (1983), Kapten Infantri (1986), Mayor Infanteri (1993), Letkol Infantri (1996), Kolonel Infanteri (2000), Brigadir Jenderal TNI (2008), Mayjen TNI (2009) dan Letjen TNI (2013). Letjen TNI (Purn) H. Lodwik Friedrich Paulus. (Puspen TNI/Puspen TNI)

Kekayaan

Letjen Lodwick Paulus memiliki total kekayaan bersih $15,8 miliar.

Harta tersebut tercantum dalam Laporan Harta Kekayaan Pejabat Publik (LHKPN) KPK yang dilaporkan pada 31 Maret 2024.

Berikut daftar lengkap harta milik purnawirawan Letjen TNI Lodewijk Frederik Paulus.

I. Data properti

A. Tanah dan Bangunan Rp. 8.210.000.000

1. TANAH DAN BANGUNAN 542 m2 / 400 m2 DI KABUPATEN/KOTA MAGELANG, PRODUK MANDIRI Rp. 2.200.000.000

2. Tanah dan Bangunan Luas 747,5 m2 / 181,25 m2 di Minihasa Kabupaten / Kota, hasil produksi sendiri Rp. 160.000.000

3. Luas Bangunan 138 m2 di Kabupaten/Kota Jakarta Selatan, Produk Mandiri Rp. 2.300.000.000

4. Luas Bangunan 149 m2 di Kabupaten/Kota Jakarta Selatan, Produk Mandiri Rp. 3.400.000.000

5. Tanah 220 m2 di lingkungan/kota bogor, hasil sendiri Rp. 150.000.000

B. Alat dan Mesin Transportasi Rp. 2.500.000.000

1. Mobil sedan Toyota Camry tahun 2006 produk sendiri Rp. 120.000.000

2. Mobil minibus Toyota Welfare 2015 hasil sendiri Rp. 500.000.000

3. Mobil Toyota Fortuner Minibus 2006 hasil sendiri Rp. 200.000.000

4. Mobil minibus Toyota Prado 2013 hasil sendiri Rp. 600.000.000

5. Sepeda Harley Davidson Motor Gede / MOGE 2013, Hasil Sendiri Rp. 100.000.000

6. MOTO, HUSQVARNA MOTO 2014, hasil sendiri Rp. 40.000.000

7. Mobil Mercedes E 200 SEDAN 2015 hasil sendiri Rp. 400.000.000

8. Mobil Toyota Fortuner Minibus 2021 Hasil Milik Rp. 395.000.000

9. Mobil Toyota Hilux Double Cabin 2020, Hasil Milik Rp. 145.000.000

C. Barang bergerak lainnya Rp. 2.225.950.000

D. Rap yang berharga. —-

E. Tunai dan Tunai Rp. 2.910.927.883

F. Aset lainnya Rp. —-

Jumlahnya Rp. 15.846.877.883

II. Hutang Rp. —-

AKU AKU AKU. Jumlah kekayaan (I-III) Rp. 15.846.877.883

(tribunnews.com/Rakli Almughni)

Sumber : Wikipedia, E-LHKPN, Tribunnews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *