Dilansir jurnalis Tribunnews.com, Franciscus Adhiuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaruh perhatian terhadap harga alat kesehatan (Alex) dan obat-obatan di Indonesia.
Sebab, Presiden menilai harga alat kesehatan dan obat-obatan di Indonesia terlalu mahal.
Jokowi juga ingin alat kesehatan dan obat-obatan dihargai sama di luar negeri.
Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDIP Rahmad Hendoyo mengungkapkan salah satu penyebab mahalnya harga alat kesehatan dan obat-obatan di Indonesia.
Menurutnya, rantai distribusi yang sangat panjang membuat harga alat kesehatan dan obat-obatan di Indonesia mahal.
“Saya kira salah satu yang disampaikan Menkes tinggi karena strategi distribusinya lama, pemberian obat sampai ke pengguna lama sekali, jadi harus diselesaikan,” tegas Rahmad. Oleh The Tribunes, Rabu (3/7/2024).
Rahmad juga berpendapat, pemerintah harus membuat regulasi terkait keuntungan yang diberikan produsen kepada distributor alat kesehatan dan obat-obatan.
Jadi, dengan menjaga harga tetap terkendali, peralatan kesehatan dan obat-obatan yang dijual bisa menjadi lebih murah.
“Kemudian yang kedua, menurut saya perlu adanya pengendalian harga obat farmasi atau pengendalian kefarmasian terhadap seberapa besar keuntungan yang harus diberikan oleh produsen dalam pendistribusiannya, kepada penerima, kepada pengguna akhir yang menjual.”
“Jadi dengan mematok harga yang diberikan persentase keuntungannya, saya kira salah satu langkah pengendalian harga bisa menjadi solusi,” ujarnya.
Anggota DPRD Jateng V ini menambahkan, diperlukan referensi obat serupa di negara lain.
Hal ini merupakan langkah positif karena negara-negara lain telah menerapkan aturan kebijakan ini, baik menggunakan aturan mark-up maupun aturan bagi hasil, kata Rahmad.
Kemudian pengendalian harga dengan melihat referensi harga eksternal negara tetangga dan negara lain, sehingga ketika terjadi perbedaan yang signifikan, pemerintah pasti akan mengambil tindakan terhadap produsen, itu salah satu solusinya, jelas Rahmad.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas dengan sejumlah menteri pada Selasa (2/7/2023) di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Yang hadir antara lain Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Keuangan Pak Mulyani.
Permasalahan industri kesehatan dibahas dalam pertemuan ini.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi ingin harga obat dan alat kesehatan sama dengan negara tetangga.
“Beliau (Presiden Jokowi) ingin harga alat kesehatan dan obat-obatan sama dengan negara tetangga. Kita punya harga alat kesehatan dan obat yang tinggi,” kata Menteri Kesehatan Budi usai pertemuan.
Presiden mengatakan, Menteri Kesehatan juga sudah berpesan agar tercipta industri obat dan alat kesehatan dalam negeri.
Tujuannya untuk memberikan ketahanan ketika menghadapi masa-masa sulit atau krisis seperti pandemi.
“Beliau juga berpesan agar industri obat dan alat kesehatan dalam negeri segera dibuat agar Indonesia bisa lebih tangguh jika ada wabah lagi dan dibahas satu per satu,” ujarnya.
Menurut Budi, mahalnya alat kesehatan dan obat-obatan harus dibicarakan. Selain itu, industri kesehatan di Indonesia juga belum mengalami kemajuan.
Sejumlah masukan diberikan dalam Ratas tersebut, antara lain perbaikan tata kelola jalur perdagangan, koordinasi antar kementerian perpajakan, dan teknologi.