Lebih dari 12 BPR Tumbang dalam Kurun Waktu 5 Bulan, Tanda Kinerja Ekonomi Indonesia Memburuk?

Laporan reporter Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pun merespons fenomena penutupan banyak Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam beberapa bulan terakhir.

Diketahui 12 BPR dari Aceh hingga Bali tutup selama Januari-Mei 2024.

Anggota Dewan Komisaris LPS Didik Madiono mengungkapkan, beberapa kegagalan BPR biasanya disebabkan oleh kesalahan manajemen internal.

“Sebenarnya dalam 5 bulan terakhir ini ada 12 BPR. Sebab hampir seluruhnya terdiri dari pengurus dan pemilik sehingga banyak terjadi penipuan di bank tersebut,” kata Didik dalam konferensi pers. Selasa (28/05/2024) di kantor LPS Jakarta.

Saat itu, Didi menegaskan, fenomena banyaknya penutupan BPR bukan mencerminkan kondisi perekonomian nasional dan daerah yang kurang baik.

“Jadi ini tidak mencerminkan kondisi perekonomian di mana BPR itu berada, baik di tingkat nasional maupun daerah,” jelas Didi.

“Jadi karena faktor internal yaitu kelemahan manajemen dan integritas, adanya tindak pidana di BPR,” imbuhnya.

Didik meyakinkan LPS memiliki persiapan anggaran yang cukup untuk mendanai pelunasan simpanan nasabah di 12 BPR yang ditutup selama semester I 2024.

Didi Madiono mengungkapkan, pihaknya setidaknya mengalokasikan dana sebesar Rp 1,2 triliun.

“Di sisi LPS, nasabah tidak perlu khawatir. Uang LPS cukup. Rp 300 miliar dari 12 BPR masih terpakai,” kata Didi.

“Dan kami perkirakan Rp1,2 triliun. Kalau belum cukup, kami masih punya aset LPS Rp225 triliun untuk menutupinya,” imbuhnya.

Diketahui, 12 BPR telah ditutup dalam 5 bulan terakhir yakni Januari-Mei 2024.

12 BPR yang dimaksud adalah BPR Wijaya Kusuma (Madiun, Jawa Timur), BPRS Mojo Artho Kota Mojokerto (Mojokerto, Jawa Timur), BPR Usaha Madani Karya Mulia (Solo, Jawa Tengah), BPR Bank Pasar Bhakti (Sidoarjo, Jawa Timur). , BPR Bank Purworejo (Purworejo, Jawa Tengah).

Kemudian BPR EDCCash (Tangerang, Banten), BPR Aceh Utara (Lhokseumawe, Aceh), BPR Sembilan Mutiara (Pasaman, Sumatera Barat), BPR Bali Artha Anugrah (Denpasar, Bali), BPRS Saka Dana Mulia (Kudus, Jawa Tengah), BPR Dananta (Kudus, Jawa Tengah), BPR Bank Jepara Artha (Jepara, Jawa Tengah).

Lanjut Didik, 5 dari total 12 BPR yang ditutup telah menyelesaikan proses verifikasi rekonsiliasi.

“Proses penetapan simpanan 12 BPR sudah kita tunjukkan. Proses rekonsiliasi verifikasi 5 BPR sudah selesai. bank pembayar,” kata Didi menjelaskan.

“BPR lain sudah lebih dari 90 persen selesai (proses verifikasi-rekonsiliasi),” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *