TRIBUNNEWS.COM – Lebanon bersiap menghadapi respons Israel atas serangan di Dataran Tinggi Golan pada Sabtu (27/7/2024).
Beberapa maskapai penerbangan telah menjadwal ulang penerbangan malam hari ke pagi hari dan membatalkan penerbangan.
Situasi ini tidak normal.
Penerbangan tersebut dibatalkan untuk pertama kalinya dalam 10 bulan konflik antara tentara Israel dan Hizbullah.
Bandara Beirut sangat sibuk.
Masyarakat di sana menunggu tanggapan Israel terhadap serangan roket terhadap Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Hanya sedikit orang yang membayangkan bahwa bandara Beirut akan menjadi sasaran militer Israel, karena bandara tersebut merupakan salah satu sasaran pertama selama perang sebelumnya pada tahun 2006.
Media Israel berbicara tentang respons yang spektakuler, kuat dan tangguh namun terbatas.
Bagaimanapun, respons Hizbullahlah yang akan menentukan apakah konflik tersebut dapat diselesaikan.
Beberapa orang meninggalkan negara itu, tapi ini bukan evakuasi massal.
Beberapa keluarga mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka meninggalkan negara itu lebih awal dari yang direncanakan karena situasi keamanan di tengah ketegangan antara Israel dan Hizbullah. Tunggu tanggapan Israel
Menteri Luar Negeri Lebanon Abdullah Bou Habib mengatakan sejumlah langkah diplomatik sedang diambil untuk mencegah kemungkinan pembalasan Israel terhadap kelompok militan Hizbullah.
Amerika Serikat, Perancis dan negara-negara lain berusaha mencegah konflik regional, katanya dalam sebuah wawancara dengan TV lokal Al-Jadeed tadi malam.
“Israel akan meningkatkan serangannya secara terbatas, dan Hizbullah akan merespons dengan cara yang terbatas…ini adalah jaminan yang kami terima,” kata Bou Habib.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati membuat pernyataan kemarin dan mengatakan bahwa “negosiasi sedang dilakukan dengan pihak internasional, Eropa dan Arab untuk melindungi Lebanon dan mengurangi ancaman tersebut.”
Tanggapan yang diharapkan Israel muncul setelah serangan roket yang menewaskan 12 anak di bawah umur di Dataran Tinggi Golan yang diduduki, yang menurut Israel dilakukan oleh Hizbullah.
Kelompok Lebanon telah membantah bertanggung jawab. Tanggapi tanpa memulai perang umum
Seorang pejabat senior pertahanan Israel mengatakan kepada Reuters bahwa Israel ingin merugikan kelompok-kelompok Lebanon tetapi tidak ingin menyeret kawasan itu ke dalam perang skala penuh.
Dua pejabat lainnya mengatakan kepada Reuters bahwa negara itu mungkin akan dilanda pertempuran selama berhari-hari.
Para pejabat tersebut berbicara ketika Netanyahu menilai kabinet keamanan dan keselamatannya tadi malam setelah serangan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel yang menewaskan 12 orang muda.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)