Layanan Publik sudah Pulih usai PDN Diretas, Wapres Tetap Minta Adanya Perbaikan Industri Siber

Laporan Jurnalis Tribunnews.com, Rizki Sandy Saputra 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kelompok peretas Pusat Data Nasional (PDN) yang menamakan dirinya Ransomware Gang Brain Cipher akhirnya memberikan kunci enkripsinya kepada pemerintah pada Rabu (3/7/2024).

Bahkan, pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI Hadi Tjajanto mengatakan seluruh layanan publik telah pulih setelah kelompok peretas memberikan kunci dekripsi.

Namun Wakil Presiden Republik Indonesia (Wpress) KH. Maruf meminta Ma’ruf terus mengkaji atau membenahi industri siber di Indonesia.

Ia mengatakan salah satunya adalah meningkatkan dukungan finansial dan merekrut sumber daya manusia yang berkualitas di bidang teknologi informasi (TI). 

“Itu suatu keniscayaan dan komitmen pemerintah untuk tetap melanjutkan (evaluasi) dimana ada kesalahan, kekurangan, evaluasi tetap berjalan karena masalah keuangan itu seperti kapasitas negara dan juga sumber dayanya. Yang terbaik adalah pemerintah terus berupaya,” kata Wapres, Jumat (5/7/2024) saat konferensi pers.

Lebih lanjut, Wapres menegaskan upaya penguatan keamanan server menjadi prioritas utama pemerintah, terlepas dari ancaman peretasan. 

Pasalnya rentan diretas lagi oleh PDN. Selain itu, kunci enkripsi diberikan langsung oleh peretas.

“Apa pun yang dikatakan peretas, kalau begitu (kalau tidak diperbaiki), dia akan (meretas lagi), tapi selain itu, itu komitmen pemerintah (untuk memperbaiki masalah),” jelasnya.

Wapres kembali mengomentari tekanan terhadap lembaga yang bertanggung jawab seperti Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala BSNS.

Ia enggan berkomentar mengenai tekanan tersebut, karena kewenangan tersebut sepenuhnya menjadi hak prerogratif Presiden.

“Saya kira Presiden akan mengevaluasi perlu atau tidaknya hal ini,” kata Wapres.

Sebagai informasi, lebih dari seminggu lalu, Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) Kementerian Komunikasi dan Informatika diretas oleh sekelompok peretas menggunakan virus ransomware baru bernama Lockbit 3.0. 

Kelompok peretas yang sebelumnya meminta uang tebusan akhirnya memberikan kunci enkripsi untuk berbagai data yang disusupi. 

Selain memberikan kunci enkripsi, kelompok hacker yang mengaku sebagai Geng Brain Cipher Ransomware terus mengeluarkan ancaman dan peringatan tentang kerentanan keamanan server di PDNS. 

Ia mengancam jika pemerintah tidak segera melakukan reformasi industri siber, masalah serupa bisa muncul di masa depan. 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjajanto mengatakan layanan publik kini berjalan normal setelah Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 sebelumnya diretas oleh peretas. 

“Sejak 1 Juli, pelayanan masyarakat yang menggunakan digital sudah berjalan normal sejak kemarin,” kata Jadi dalam keterangannya di kantornya, Jumat (5/06/2024).

Kalaupun kita meningkatkan kemampuan, pelayanan masyarakat bisa dirasakan oleh masyarakat. 

Selain itu, pemerintah terus berupaya mengganti Pusat Data Nasional (PDN) dengan PDNS 2 yang memiliki kapasitas cadangan data lebih besar. 

“Pemerintah saat ini sedang meningkatkan kapasitas PDN pengganti PDNS 2 di Surabaya, agar memiliki kapasitas cadangan yang lebih banyak dan pengamanan yang lebih baik, yang terus dilakukan saat ini,” ujarnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *