Lawan 1 Divisi Iran, 240 Jet AS-NATO Lindungi Israel dari Serangan Balasan Bulan Lalu

BERITA TRIBUN.

Pada tanggal 1 April 2024, Iran meluncurkan 300 drone dan rudal ke posisi militer Israel sebagai pembalasan atas serangan terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah.

Serangan Israel di Damaskus menewaskan tujuh anggota Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), termasuk Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahidi, komandan Pasukan elit Quds Iran.

Menurut Jenderal Gul Ali Rashid, Iran hanya mengerahkan satu divisi dalam serangan balasan terhadap Israel.

Ia mengklaim hanya 20 persen daya satu unit yang terpakai.

“Hanya satu cabang Angkatan Udara Korps Garda Revolusi Islam yang ditugaskan dalam operasi tersebut, dan pasukan tersebut hanya mengerahkan 20 persen dari kekuatan serangannya,” katanya.

Berbeda dengan sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), bersama negara-negara NATO, Inggris, dan Prancis, membantu Yordania membela Israel dengan menembak jatuh sebagian besar rudal dan drone Iran.

Di sisi lain, Amerika Serikat, NATO, ENTCOM dan rezim Zionis telah menyiapkan 240 pesawat tempur, dan kehadiran sistem pertahanan udara anti-rudal dan sistem anti-rudal kapal perang Amerika di Mediterania dan Laut Merah meningkatkan kewaspadaan. rezim Zionis,” katanya.

Jenderal tersebut mengatakan bahwa satu-satunya angkatan udara IRGC telah menarik 80 persen pasukan penyerangnya yang tersisa dan siap melancarkan serangan lain terhadap komando tersebut.

“Namun, para komandan Iran telah menyimpulkan bahwa tindakan ini cukup untuk menghukum rezim Zionis,” kata jenderal tersebut seperti dikutip oleh IRNA.

“Dukungan pemerintah Amerika, Inggris, Perancis dan Eropa kepada rezim Israel mengingatkan kita pada Perang Salib,” tambahnya.

Sebelumnya, juru bicara IRGC Jenderal Ramezan Sharif mengatakan Iran telah mengalahkan sistem pertahanan negaranya.

Ia mengatakan, setidaknya ada 10 negara yang membantu mempertahankan wilayah Israel ketika Iran melancarkan serangan balasan bulan lalu.

Eslahat mengatakan para pejabat IRGC memuji kemampuan Iran dalam mengalahkan mereka dan mempertahankan negara kecil tersebut. Akar hubungan Israel-Iran

Setelah revolusi Iran tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhullah Hamini, hubungan antara Israel dan Iran memburuk.

Revolusi tersebut menggulingkan kekuasaan Mohammad Reza Shah Pahlavi, Raja (Raja) Iran yang bersekutu dengan Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Israel.

Setelah Revolusi Iran, Israel menuduh Iran menjalankan kebijakan anti-Israel dan mendanai kelompok anti-Israel seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi, dan kelompok oposisi Irak, Lebanon, dan Suriah.

Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat selama perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Israel saat ini terus melanjutkan serangannya di Jalur Gaza menyusul operasi banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 yang dilakukan Hamas.

Menurut Kantor Berita Xinhua, jumlah korban tewas di Palestina mencapai 34.683 orang sejak Sabtu (10/7/2023) hingga Minggu (5/5/2024), serta 78.018 orang luka-luka dan 147 orang meninggal di Israel.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Iran VS Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *