Lahan Tergusur Pembangunan Tol Getaci, Warga Garut Dapat Rp16 Miliar: Awas Maling Mulai Muncul

TRIBUNNEWS.COM, – Sejumlah warga yang lahannya rusak akibat pembangunan Tol Tasikmalaya-Silakap (Getasi) sudah mulai menerima ganti rugi.

Jumlah maksimum yang diterima masyarakat sebagai kompensasi adalah 16 miliar dolar.

Direktur Pembebasan Lahan Proyek Jalan Getasi, Bapak Kabupaten Garut Muhammad Rahman, awalnya ada 17 desa di empat kota yang menerima kompensasi.

Keempat kecamatan tersebut adalah Kecamatan Kadungora, Kecamatan Leles, Kecamatan Banyuresmi, dan Kecamatan Luigong.

Di Kecamatan Kadungora terdapat Desa Karangmulya, Desa Mandalasari, Desa Hegarsari, dan Desa Talagasari, sedangkan di Kecamatan Leles terdapat Desa Leles dan Desa Kandangmukti.

Lalu ada Desa Tambaksari dan Desa Margasintha di Kecamatan Luigong. Sedangkan Desa Sukamukti di Kecamatan Banyurasmi ada.

Menurut dia, di Desa Talagasari, terdapat 355 bidang tanah yang telah diganti dengan uang tunai, jumlah tersebut diketahui merupakan jumlah tertinggi selama perampasan tanah di jalan raya di Kabupaten Garrit.

Sejauh ini lahan di Desa Talagasari sudah 99 persen terambil, hanya 7 bidang tanah yang belum dibayar karena masih menunggu kelengkapan dokumen.

“Saat ini kami menunggu kelengkapan dokumen, setelah itu akan dilanjutkan di Desa Karangtengah di Kadungora,” ujarnya.

Dijelaskannya, wargalah yang mendapatkan UGR tertinggi pada proses pembebasan lahan UGR Tol Getasi di Desa Thalagasari, yakni Rp. 16.965.004.865.

Sekarang rata-rata jumlah uangnya Rp400 ribu hingga Rp700 ribu.

Senin (1/7/2024), Jabbar seperti dikutip Tribun, “Paling tidak yang dilihatnya tanah satu meter. Ada lebih dari 10 orang di Talagasari.”

Rahman mengimbau para penerima dana UGR untuk menggunakan dana tersebut secara efisien dan efektif.

Warga diimbau tidak membawa uang tunai dalam jumlah besar demi alasan keamanan.

“Setelah itu diharapkan tanah yang disita bisa terlindungi dari perambahan pihak lain,” ujarnya. Tinggal bersama keluarga

Haji Sobarna merupakan salah satu warga Talagasari yang menerima santunan.

Diakuinya, penantian proses ganti rugi memakan waktu lama.

Dalam wawancara dengan tribunjabar.edu, dia berkata: “Kami sebagai pemerintah rakyat berharap dapat memanfaatkan apa yang dia terima dan kompensasinya.

Ia mengaku memiliki lahan sawah seluas satu hektare atau 6.000 meter persegi yang rusak akibat pembangunan tol tersebut.

Kemudian pemerintah mengganti tanah tersebut dengan harga Rp 5.044.576.712.

Itu digunakan dalam pertanian di sawah ini. Ia yakin pemberian lahan kepada pemerintah akan bermanfaat bagi proyek strategis tersebut.

“Kami yakin lahan yang digunakan pemerintah dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Sobarna berencana menggunakan kompensasi tersebut untuk kegiatan produktif lainnya.

Dana tersebut juga diharapkan bisa digunakan untuk perjalanan umrah bersama keluarga.

“Iya Insya Allah ya kita berharap begitu, rencananya mau umroh sama keluarga,” ujarnya. kue kakek

Selain Sobarna, H. Indin Saifuddin (83) juga menerima uang santunan pembangunan Tol Getasi.

Indin yang pensiun dari Dinas PUPR diketahui mendapat santunan sebesar Rp 400 juta.

Ia mengaku kaget saat Getasi diberikan formulir bertanda PUPR untuk menerima santunan jalan.

“Saya pensiun dari departemen PU, jadi saya kaget melihat foto (logo PUPR) di departemen lama saya,” ujarnya saat diwawancarai tribunjabar.ed.

Ia setuju uang tersebut akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan anak-anaknya dan memberi makan cucu-cucunya di rumah.

“Membuat makanan,” katanya.

“Iya kalau cucu, anak dan cucunya banyak, bakal pisah lagi, kalau perempuan itu sudah tidak ada lagi,” imbuhnya.

Ia mengaku sudah puluhan tahun tinggal di Papua sambil masih bekerja.

Pada masanya, ia memainkan peran penting dalam pembangunan jalan-jalan penting.

“Saya pensiun pada tahun 2000, saya kembali ke Desa Talagasari, alhamdulillah saya dalam keadaan sehat dan pembangunan meningkat pesat di negeri ini,” ujarnya. Para pencuri sedang berkeliaran

Dr. Ricky Ismail, Sekretaris Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia Garut, meminta masyarakat Garut yang menerima ganti rugi lahan Tol Getasi berhati-hati.

Kambing ini datang karena banyak laporan adanya pencuri yang berkeliaran di sekitar lokasi dan melakukan penggerebekan untuk mendapatkan uang.

Pada Jumat (29/6/2024) di Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora, saat memberikan UGR, “dari banyak desa ya, ada laporan ada perampok,” Tribunjabar.id.

Ia berpesan kepada masyarakat untuk tidak mengeluarkan uang terlalu banyak sekaligus, dan tidak lupa menyimpan uang di rumah.

Warga juga diimbau menyimpan uang di tempat yang aman seperti bank.

“Kalau mau disimpan, tolong jangan dibawa pulang semuanya,” ujarnya.

Ricky, Kepala Desa Talagasari, menjelaskan pembayaran ganti rugi di desanya sudah selesai 100 persen.

355 bidang tanah diberikan kepada lebih dari 200 orang dengan total lebih dari 200 miliar birr.

“Semuanya lancar, alhamdulillah tadi malam kita bergegas, dokumennya sudah rapi dan bisa diisi dengan harga yang sama,” ujarnya.

Tol Getasi diperkirakan sepanjang 206,65 kilometer dari Jabar hingga Jateng.

Pada tahun Sesuai Perpres Nomor 109 Tahun 2020, pembangunan jalan tol ini merupakan pembangunan jalan panjang yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek nasional.

Dalam pengerjaannya, pembangunan Taxiway Getasi dibagi menjadi empat bagian. Seksi I Gebadage-Garut Utara sepanjang 45,20 km, Seksi II Garut Utara-Tasikmalaya sepanjang 50,32 km, Seksi III Tasikmalaya-Patimuan sepanjang 76,78 km, dan Seksi Keempat Patimuan-Silakap sepanjang 34,35 km.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *