TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Peneliti Senior Institute for Economic Development and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, meyakini perkembangan zaman akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamina sesuai seri Pertamax.
Pasalnya, menurut Peneliti Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, seri Fertomax pernah menghentikan BUMN, meski harga minyak dunia sedang mendapat tekanan tinggi akibat konflik di Timur Tengah.
Di sisi lain, SPBU swasta sudah beberapa kali menaikkan harga BBM.
Tidak hanya itu. Tauhid pun memperkirakan kondisi saat ini masih sangat sulit, termasuk nilai tukar yang berkisar Rp 16 ribu per dolar AS.
“Nilai tukar sudah bergerak sekitar 5 persen, sehingga layak bagi Pertamina untuk menaikkan harga pangan tanpa subsidi. Yang penting tidak membebani masyarakat,” kata Tauhid kepada media hari ini.
Tauhid menambahkan, komponen terpenting dalam penentuan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku.
Dengan demikian, lanjut Tauhid, jika harga ICP lebih tinggi dari nilai tukar, maka harga ICP mendominasi penentu harga BBM.
“Kalau keduanya naik (tarif dan ICP), harga BBM akan melonjak,” imbuhnya.
Terkait kemungkinan penyesuaian harga BBM yang tidak disubsidi Pertamina sebelumnya, hal itu juga sempat dilontarkan Ketua Komisi 7 DPR RI Sugeng Suparwoto.
Sugeng mengatakan, harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax CS sebenarnya mengikuti pergerakan harga di pasaran. Dalam hal ini, perusahaan dapat beradaptasi dengan lebih fleksibel.
Seperti diketahui, harga Pertamax cs tidak mengalami perubahan sejak Februari 2024, saat harga minyak dunia mengalami kenaikan. Sementara itu, badan usaha lain terus melakukannya untuk menjaga nilai.
Pasalnya, sejak awal tahun 2024 hingga Juni 2024 pemerintah memutuskan tidak mungkin mengubah harga BBM yang disalurkan BUMN.
Saat ini harga jual seri Pertama jauh di bawah harga SPBU swasta seperti Shell, Vivo, dan BP.
Untuk RON 92, pada Juli 2024, Pertamina akan menjual Pertamax seharga Rp 12.950/liter. Saat ini Super Shell Rp 13.810/liter, Revvo 92 (produk Vivo) Rp 13.600/liter, dan BP 92/liter.
Saat ini untuk RON 95 harga jual BBM Pertamina (Pertamax Green) Rp 13.900/liter. Harganya jauh lebih murah dibandingkan Shell V Power) dan BP Ultimate (produk BP), masing-masing Rp 14.700/liter.
Begitu pula dengan Revvo 95 (by Vivo) yang dijual Rp 14.500/enam puluh.
Saat ini untuk RON 98 Pertamax Turbo dijual Rp 14.400/liter. Harganya jauh di bawah produk Shell yakni 5 Potensi Nitro yang dijual Rp 14.930/liter.