Kurangnya Pengetahuan Jadi Penyebab Remaja Rentannya Tertular HIV/AIDS

Reena Ayu dari Tribunnews.com melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pendidikan seks di kalangan remaja masih dianggap tabu.

Bahkan, pendidikan seks diyakini bisa menjadi salah satu solusi utama untuk menurunkan prevalensi HIV/AIDS di kalangan remaja.

Merujuk data Kementerian Kesehatan (Kmenke) tahun 2022, tercatat kelompok usia 20 hingga 24 tahun memiliki jumlah penderita HIV/AIDS terbanyak kedua di Indonesia, yaitu mencapai 16,1 persen.

Dalam rangka Hari AIDS tahun ini, Fabrisky Yahya, seorang konselor dan pendidik seks tiga generasi, mengungkapkan bahwa kurangnya pengetahuan dan perilaku seksual berisiko menjadi dua penyebab utama tingginya prevalensi HIV/AIDS.

“Masih banyak masyarakat yang salah memahami pendidikan seks, padahal pendidikan seks sangat penting bagi remaja.” Bukan untuk mendorong aktivitas seksual, tapi untuk memberikan informasi yang benar dan melindungi mereka dari bahaya yang mungkin terjadi,” kata Fabrizki Yahya di Jakarta, Rabu (18/12/2024).

Kepala Pemasaran Senior, Okamoto Industries (HK) Ltd. Holly Kwan menambahkan, Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tahun untuk meningkatkan kesadaran global akan ancaman kesehatan yang ditimbulkan oleh HIV/AIDS.

Mereka memahami bahwa menciptakan kesadaran masyarakat mengenai risiko kesehatan akibat HIV/AIDS tidaklah mudah.

“Kami meluncurkan varian 0,03 HA (hyaluronic acid) Okamoto dan juga memperkenalkan program pendidikan seks Goes to Campus sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk berpartisipasi aktif dalam mengurangi penyebaran HIV/AIDS di Indonesia,” jelas Holly Kwan.

 Menambah penjelasan tentang asam hialuronat, dokter kulit Dr. Agung Mohammad Reza, Sp. D.V.E mengatakan, asam hialuronat merupakan senyawa alami yang menahan air di jaringan kulit dan mencegahnya mudah menguap dari tubuh.

Kemampuan ini memungkinkan asam hialuronat mempertahankan kelembapan pada kulit.

Oleh karena itu, tak heran jika produk perawatan kulit yang mengandung asam hialuronat banyak diminati di pasaran.

“Seperti halnya wajah, kulit di area genital juga membutuhkan kelembapan. Tingkat kelembapan kulit di area genital sangat penting untuk kenyamanan saat berhubungan intim. Jika terlalu kering, kulit di area genital sensitif terhadap iritasi dan iritasi. dapat menimbulkan risiko penularan, terutama bagi perempuan,” kata dr Agung.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *