Kunjungi Purwakarta, Wakil Kepala BRIN Perkuat Riset Limbah Elektronika

News Life, Jakarta – Wakil Direktur Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Amarula Octavian melakukan kunjungan kerja ke PT. Selasa (7 September 2024) di Sitra Asia Raya, Kabupaten Purwakar, Jawa Barat.

Wakil Direktur BRIN dan delapan peneliti BRIN dari Lembaga Penelitian Energi dan Manufaktur diterima secara langsung oleh Direktur Irwan, CEO, dan staf redaksi.

Sejauh ini, ditemukan kerusakan ringan hingga parah pada berbagai perangkat elektronik (TV, CPU, server, laptop, tablet, ponsel, dll) selama proses pembuangan limbah elektronik.

Prosesnya dimulai dengan memisahkan limbah elektronik menurut komponen yang akan diekstraksi, seperti plastik dan logam.

“Saat ini sampah karet dan plastik sudah bisa didaur ulang menjadi produk yang bermanfaat, namun berbagai jenis unsur logam dilebur menjadi satu batangan yang tercampur. Proses ini diharapkan dapat membatasi margin keuntungan pada saat penjualan. katanya.

Setelah berdiskusi dan memantau langsung seluruh peralatan, bahan baku, kualitas pekerja, kondisi lingkungan dan tingkat teknologi pengelolaan, maka penting bagi BRIN untuk melakukan penelitian lebih lanjut guna membangun teknologi yang mampu menghilangkan unsur limbah tersebut. Tergantung pada jenis logamnya, seperti timbal, tembaga, aluminium, merkuri, arsenik, dll.

“Inovasi baru ini akan membuat semua besi tua semakin dapat dipasarkan untuk didaur ulang,” katanya.

Profesor Amarula Octavian meyakini hasil inspeksi kerja tersebut juga akan bermanfaat bagi peneliti BRIN yang mempelajari teknologi pengelolaan limbah litium. Dengan adanya program pemerintah yang menggalakkan penggunaan kendaraan listrik, teknologi BRIN selanjutnya diharapkan dapat mendaur ulang baterai litium.

“Semua penelitian teknologi untuk mendaur ulang limbah elektronik tentu bernilai karena juga mengarah pada perlindungan lingkungan, karena semua limbah elektronik mengandung zat berbahaya dan berbahaya” katanya.

Pendapat Profesor Amarula Octavian, ke depan tidak hanya perlu mendaur ulang limbah lithium, tetapi juga pengelolaan teknologi daur ulang limbah tenaga surya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *