TRIBUNNEWS.COM – Asosiasi Fintech Indonesia (AFPI) melakukan kunjungan strategis ke London, Inggris, dengan tujuan untuk memperkenalkan industri fintech P2P lending di Indonesia, membuka peluang investasi dari Inggris dan memperkuat proses anti pencucian uang.
Kunjungan AFPI ke London dalam rangka menanggapi undangan Kadin Indonesia untuk mengikuti pertemuan ASEAN BAC-UK serta mengikuti Technology Summit di London pada 10-14 Juni 2024 yang merupakan langkah penting. dalam memperkuat hubungan internasional dan membuka peluang baru investasi dan kerja sama strategis di bidang fintech.
Pada diskusi KADIN Fintech yang diselenggarakan di KBRI London, AFPI turut serta dalam diskusi mengenai peran penting Fintech P2P loan dalam mendorong inklusi keuangan dan implementasi Visi Emas Indonesia 2045.
Perundingan ini bertujuan untuk menjajaki arah strategis, kebijakan ekonomi dan masa depan Pertumbuhan berkelanjutan yang akan menciptakan masa depan keuangan Indonesia dalam visi besar Indonesia Nesia 2045.
Pada kesempatan tersebut Bapak Presiden AFPI Jenderal Entjik S. Djafar turut serta dalam pertemuan diskusi dan memberikan komentar pada seminar ini. Bapak Entjik kembali menegaskan komitmen AFPI untuk bekerja sama dengan berbagai pihak guna memastikan pertumbuhan sektor fintech P2P lending berkelanjutan dan berkelanjutan. bermanfaat bagi semua pihak.
Bapak Entjik menyampaikan bahwa industri fintech P2P loan Indonesia telah mengalami pertumbuhan pesat dan berpotensi untuk terus berkembang.
Berdasarkan data EY, perkiraan kesenjangan kredit pada tahun 2026 mencapai Rp 2.400 triliun per tahun, mencerminkan peluang bisnis sekaligus tantangan dalam memberikan akses pembiayaan alternatif bagi UMKM.
“Industri ini menjadi pilihan pembiayaan bagi UMKM dan mereka yang kesulitan mendapatkan kredit dari perbankan,” kata Entjik.
Ia juga menambahkan, fintech P2P lending berperan penting dalam meningkatkan kerja sama keuangan di India Indonesia, dengan menjangkau mereka yang sebelumnya tidak memiliki akses terhadap layanan keuangan formal tersebut. afpi2 (dok. AFPI)
Bertemu dengan Duta Besar Desra Blaive
Dalam kunjungannya ke Inggris, AFPI juga bertemu dengan Ibu Desra Believe, Duta Besar Indonesia untuk Inggris dan Irlandia.
Pertemuan ini juga membahas pentingnya peran industri fintech P2P lending dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia, khususnya dalam menangani maraknya pinjol ilegal.
Dalam pertemuan tersebut, Entjik menjelaskan pesatnya perkembangan fintech P2P lending di Indonesia dan kontribusinya dalam menyediakan akses keuangan bagi masyarakat yang kurang terlayani dan unbanked.
HE Desra Believe menyambut baik pemaparan AFPI dan menyatakan dukungannya terhadap perkembangan industri fintech lending P2P di Indonesia.
Ia juga menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, badan pengatur, pelaku industri, dan masyarakat untuk memastikan pertumbuhan industri yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Ke depan, AFPI berkomitmen untuk terus mendorong kolaborasi, inovasi, dan inklusi keuangan yang bertanggung jawab.
Kunjungan ke Inggris ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan antara industri teknologi Indonesia dan Inggris serta membuka peluang investasi baru.
Dengan potensi pertumbuhan yang besar dan regulasi yang kuat, AFPI yakin industri fintech pinjaman P2P di Indonesia dapat menjadi mitra strategis yang menguntungkan bagi investor Inggris.
AFPI juga bersedia membantu investor Inggris yang ingin memasuki pasar fintech P2P lending di Indonesia dan menjalin hubungan dengan platform P2P lending resmi dan terpercaya di Indonesia.