Kunjungan Kerja ke Roma, Kementan Temui IFAD Bahas Upaya Lanjutan Pembangunan di Sektor Pertanian

Laporan reporter Tribunnews.com Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) DPR RI IV. Ia melakukan kunjungan kerja dengan pemangku kepentingan di Italia bersama Komisi Eropa (DPR RI). 

Salah satu agenda kunjungan tersebut adalah koordinasi dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) terkait kerja sama dengan Kementerian Pertanian. 

IFAD merupakan organisasi internasional yang fokus pada permasalahan pertanian di negara-negara berkembang dengan memberikan pinjaman dan hibah untuk proyek-proyek pertanian. 

IFAD memberikan investasi pada masyarakat pedesaan, memungkinkan mereka meningkatkan ketahanan pangan, memperbaiki gizi keluarga dan meningkatkan pendapatan mereka. 

Selain itu, IFAD juga membantu membangun ketahanan, memperluas bisnis dan bertanggung jawab terhadap pengembangan pribadi. 

Ketua Badan Penyuluhan Pertanian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan, sektor pertanian merupakan sektor yang menjanjikan sehingga membutuhkan banyak sumber daya manusia. 

“Melalui kerja sama, sektor pertanian akan terus meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia untuk mendukung pertanian yang maju, mandiri, dan modern,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (22/3/2024).

Beliau kemudian menyinggung program YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Services Programme), yaitu program pemberdayaan yang mendukung pembaharuan petani di pedesaan dengan memberikan kesempatan dan pembinaan kepada generasi muda untuk menjadi wirausaha atau pekerja di sektor pertanian. 

Ia mengatakan program ini akan mendukung pemuda pedesaan, terutama mereka yang memiliki keadaan ekonomi buruk dan rentan terhadap kemiskinan.

“Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan generasi muda agar dapat memanfaatkan pasar tenaga kerja dan kesempatan kerja di sektor pertanian, memfasilitasi akses pasar generasi muda, memfasilitasi akses generasi muda terhadap permodalan dan menciptakan profil sumber daya manusia pertanian yang profesional, mandiri, berdaya saing, dan berwirausaha,” tuturnya.

Dedi juga bercerita tentang kolaborasi program YESS dengan Rural Empowerment and Agricultural Scaling Initiative (READSI), sebuah program IFAD.

READSI bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan petani melalui pemberdayaan dan pemanfaatan sumber daya pedesaan, yang meliputi pembangunan pertanian, peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat, serta peningkatan berkelanjutan keuangan mikro pedesaan untuk pendapatan di sektor pertanian.

“Ini merupakan program bersama Kementerian Pertanian dan IFAD melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP),” ujarnya.

Didampingi Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Pusdiktan) dan Direktur Program YESS Idha Widi Arsanti, Atase Pertanian Roma serta Ketua Satgas Kerja Sama BPPSDMP, diterima oleh Vice President Pengelolaan Program Donald Brown dan Rheehana. Izin. Sebagai Direktur Regional IFAD

Mereka membahas perkembangan program YESS dan READSI. Donald mengatakan keberhasilan YESS diakui oleh IFAD dan ⁠READSI juga mendapat dukungan untuk perpanjangan tersebut. 

“Saya sangat mengapresiasi keberhasilan kerjasama eksternal dengan Kementerian Pertanian,” kata Donald.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *