Kunci Jawaban Sejarah Kelas 12 Halaman 101 – 104 Kurikulum Merdeka Asesmen Bab 2, Pilihan Ganda Esai

TRIBUNNEWS.COM – Jawaban Sejarah Kelas 12 Halaman 101 – 104 Kurikulum Mandiri, Penilaian Bab 2, Kuis & Esai.

Kunci Jawaban Sejarah Kelas 12 Halaman 101 – 104 Silabus Merdeka SMA/MA Kelas XII Silabus Merdeka Semester 1 Bab 2 Demokrasi Liberal Menuju Demokrasi Terpimpin dengan Buku Sejarah.

Artikel di bawah ini akan menjelaskan jawaban Soal Penilaian Kurikulum Mandiri Kelas 12 Sejarah Halaman 101 – 104 Bab 2, Pilihan Ganda dan Esai.

Jawaban Sejarah Kelas 12 Halaman 101 – 104 Kurikulum Mandiri dapat dikirimkan kepada orang tua atau wali untuk menyesuaikan hasil belajar. Sejarah Kelas 12 Halaman 101 – 104 Jawaban Kurikulum Mandiri

Evaluasi adalah pilihan ganda

1. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, dunia menghadapi konflik baru yang disebut Perang Dingin.

Karena

Amerika Serikat meluncurkan Marshall Plan untuk memberikan bantuan ekonomi kepada seluruh negara Eropa.

Silakan pilih

Satu. Jika pernyataan benar maka penyebabnya benar dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat. Jika pernyataan benar dan sebab juga benar, maka tidak ada hubungan sebab akibat yang ditunjukkan. Jika pernyataan itu benar dan alasannya salah. Jika pernyataannya salah dan alasannya benar. Jika pernyataan dan alasannya salah Jawaban: c

2. Pemilu 1955 merupakan peristiwa bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia. Arti penting dari acara ini antara lain…

Satu. Mengakhiri krisis politik dan membuka jalan bagi penerapan sistem demokrasi parlementer demokrasi terarah. Menciptakan sirkulasi elite politik yang seimbang dan sehat. Ini adalah perwujudan demokrasi dalam politik Indonesia. Ini peluang bagi partai besar untuk meraih kekuasaan.

3. Berikut dasar pernyataan Daoud Beureuh bahwa Aceh bergabung dengan NII:

(1) Kekecewaan terhadap hasil perundingan Renville tahun 1948 (2) Kekecewaan terhadap pembangunan Jawa sentris (3) Kekecewaan terhadap aparat pemerintah pusat yang mengamuk (4) Kekecewaan terhadap menurunnya kondisi perumahan di Aceh

Silakan pilih

Satu. Jika (1), (2), (3) benar b. Jika (1) dan (3) benar. Jika (2) dan (4) benar. Andai saja (4) benar. Jawaban: D jika semua jawaban benar

4. Pada masa Demokrasi Terpimpin, beberapa proyek mercusuar yang dibiayai dengan menjarah dana Jepang mengalami kendala.

Karena

Terdapat skandal dengan anggota komite dan kurangnya transparansi dalam penggunaan dana jarahan.

Silakan pilih

Satu. Jika pernyataannya benar maka penyebabnya benar dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat. Jika pernyataan benar dan sebab juga benar, maka tidak ada hubungan sebab akibat yang ditunjukkan. Jika pernyataan itu benar dan alasannya salah. Jika pernyataannya salah dan alasannya benar. Jika pernyataan dan alasannya salah. Jawaban: a

5. Peristiwa yang berkaitan dengan efek domino peristiwa G30S/PKI berikut ini adalah…

(1) PKI dibubarkan dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang (2) Demokrasi terarah yang digagas Presiden Sukarno berakhir (3) Marxisme, Komunisme, dan Leninisme dilarang di Indonesia (4) Diskriminasi terhadap anggota PKI dan afiliasinya

Silakan pilih

Satu. Jika (1), (2), (3) benar b. Jika (1) dan (3) benar. Jika (2) dan (4) benar. Andai saja (4) benar. Jika semua jawaban benar JAWABAN: E Esai 1. Perhatikan sumber foto dan cerita di bawah ini!

Gerakan perempuan semakin mendapat perhatian di kancah internasional setelah Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Pada Konferensi Solidaritas Asia-Afrika di Kairo tahun 1957, isu perempuan dibahas untuk pertama kalinya. Maria Ulfah Santoso menjadi ketua delegasi Indonesia pada konferensi tersebut. Saat itu, ia menjabat sebagai ketua Kowani atau Kongres Perempuan Indonesia, sebuah organisasi penghubung yang menghimpun organisasi-organisasi perempuan di Indonesia, dan salah satu penyelenggara utama Konferensi Perempuan Afro-Asia pada tahun 1958.

Terinspirasi oleh Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 di Bandung, konferensi tersebut mempertemukan dan membahas permasalahan mendasar yang dihadapi perempuan dan anak di negara-negara Asia dan Afrika. Kongres Perempuan Indonesia adalah salah satu dari lima organisasi tersebut, bersama dengan Liga Mahila Kalyan dari Persatuan Burma, Konferensi Perempuan Seluruh Ceylon, Konferensi Perempuan Seluruh India dan Asosiasi Perempuan Seluruh India. Sebanyak 120 delegasi dari 18 negara Asia dan Afrika berpartisipasi. Mereka membahas enam isu sentral seperti kesehatan, pendidikan, perempuan dan hak-hak sipil, perbudakan dan perdagangan perempuan dan anak-anak, isu ketenagakerjaan dan kerjasama yang lebih erat antara perempuan Asia dan Afrika.

Dengan mencermati foto dan kutipan di atas, analisislah posisi dan peran aktivis dan organisator Cowani dalam kelompok gerakan perempuan Afro-Asia pada masa Perang Dingin! Kunci Jawaban: 

Foto menunjukkan delapan anggota atau aktivis Kowani yang merupakan delegasi Indonesia pada Kongres Perempuan Afro-Asia tahun 1958 di Kolombo. Dalam foto-foto tersebut, mereka mengenakan kebaya, batik atau kain tenun tas, rambut disanggul, dan riasan rapi. Para perempuan ini tampak percaya diri dengan jati dirinya sebagai perempuan Indonesia. Perempuan-perempuan ini juga merupakan sebagian kecil dari perempuan Indonesia yang terpelajar dan memiliki jaringan yang baik, sehingga mereka berkesempatan mewakili Kowani dan Indonesia pada konferensi-konferensi penting di Asia dan Afrika.

Perempuan-perempuan ini termasuk perempuan yang paling progresif atau berpikiran maju pada masanya. Kovani memainkan peran penting dalam gerakan perempuan pada periode ini dengan terlibat sebagai salah satu pendiri Kongres Perempuan Afro-Asia yang pertama. Di tengah keterbatasan dan rendahnya status perempuan pada saat itu, para perempuan ini membahas isu-isu penting yang masih relevan hingga saat ini, antara lain kesehatan, pendidikan, hak-hak perempuan dan sipil, perbudakan dan perdagangan perempuan dan anak, serta isu ketenagakerjaan. dan kerja sama yang erat antara perempuan Asia dan Afrika.

Perlu diketahui bahwa dalam konteks Perang Dingin dan perebutan pengaruh antara Blok Barat dan Blok Timur, posisi perempuan masih dianggap inferior dibandingkan laki-laki. Melalui Kongres Perempuan Afro-Asia, para perempuan ini menunjukkan bahwa perempuan Afro-Asia memiliki tingkat solidaritas yang tinggi dan berperan penting dalam merangsang diskusi mengenai banyak isu lain yang berkaitan dengan perempuan. 2. Pada masa demokrasi terpimpin, terjadi keretakan antara duo Sukarna-Hatta karena perbedaan pandangan politik. Mengapa Hatta tidak setuju dengan Sukarno tentang demokrasi terpimpin? Kunci Jawaban:

Hatta merupakan tokoh gerakan nasionalis Indonesia yang aktif berjuang mewujudkan demokrasi kerakyatan di Indonesia. Bagi Hatta, kemerdekaan Indonesia berarti berakhirnya “kedaulatan yang berperang” dan awal dari “kedaulatan rakyat” dalam parlemen yang demokratis. Oleh karena itu, Hatta tidak cocok dengan demokrasi terpimpin yang memusatkan kekuasaan di tangan Sukarno. Demokrasi terpimpin memungkinkan Sukarno menjadi otokrat dan bertentangan dengan konsep demokrasi Hatta. 3. Kawasan ini telah mengalami banyak pasang surut selama periode demokrasi liberal dan demokrasi terarah. Mengapa ini terjadi? Kunci Jawaban:

Beberapa konflik atau kerusuhan regional yang terjadi di Indonesia pada masa Demokrasi Liberal dan Terpimpin berakar pada kerusuhan-kerusuhan yang terjadi sebelumnya, khususnya revolusi fisik. Permasalahan yang belum terselesaikan berkontribusi pada pemberontakan regional pada periode Liberal hingga Demokrasi Terpimpin, seperti Pemberontakan DI/TII Cartosuvario. Selain itu, pada tahun 1950-an, Indonesia berupaya untuk menghidupkan kembali dan membangun negara pasca revolusi. Namun pembangunan masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Hal ini menimbulkan kecemburuan dari daerah-daerah di luar Jawa yang memang memberikan kontribusi terhadap keuangan negara namun kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Ketimpangan dan konflik dalam hubungan antara pusat dan daerah telah menimbulkan konflik dan pemberontakan di daerah, seperti peristiwa PRRI/Permesta. Selain itu, periode ini diwarnai dengan polarisasi kekuasaan dan ideologi yang memanaskan situasi politik serta menimbulkan konflik dan pemberontakan. 4. Bahasa Belanda tidak lagi diajarkan di sekolah sejak tahun ajaran 1951 setelah berlakunya Undang-Undang Pendidikan dan Pelatihan tahun 1950. Mengapa ini terjadi? Kunci Jawaban:

Setelah berakhirnya Revolusi Nasional dan pengakuan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949, pemerintah Indonesia berupaya menyelenggarakan berbagai aspek kehidupan nasional, termasuk pendidikan. Selama ini, pemerintah berusaha menghilangkan pengaruh kolonial serta pendidikan Indonesia secara budaya dan etnis. Oleh karena itu, dalam Undang-Undang Pendidikan dan Pelatihan tahun 1950, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa pengantar yang digunakan di sekolah, dan sejak tahun 1951 bahasa Belanda tidak lagi diajarkan di sekolah-sekolah Indonesia. 5. G30S/PKI merupakan peristiwa kontroversial dalam sejarah Indonesia. Bagaimana Anda menangani argumen seperti ini? Kunci Jawaban:

Kontroversi G30S/PKI diakibatkan oleh penafsiran dan perbedaan subjektif para sejarawan. Untuk mengatasi permasalahan ini, hendaknya kita berpikir kritis dan membandingkan versi yang satu dengan versi yang lain, serta menelaah sumber dan pendapat yang digunakan oleh versi-versi yang berbeda tersebut. Dengan cara ini, kita akan bisa memiliki wawasan dan pengetahuan yang lebih luas serta lebih cermat dalam memahami sejarah.

*) Disclaimer: Artikel ini hanya dimaksudkan untuk memandu orang tua dalam proses belajar anaknya.

Sebelum melihat jawabannya, siswa sebaiknya menjawab sendiri terlebih dahulu, kemudian menggunakan artikel ini untuk mengoreksi pekerjaannya.

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *