Kunci Jawaban IPS Kelas 9 Halaman 141 Kurikulum Merdeka: Mengapa Stabilitas Politik Penting?

TRIBUNNEWS.COM – Berikut kunci jawaban IPS kelas 9 di halaman 141 program studi mandiri.

Pada halaman 141 buku kerja IPS program mandiri kelas 9, terdapat dua soal tambahan yang harus dikerjakan siswa.

Satu pertanyaan menarik adalah mengapa stabilitas politik penting bagi upaya pembangunan suatu negara?

Selain itu, timbul pertanyaan: apa yang mendorong Soeharto terpilih kembali sebagai presiden tetap di bawah rezim baru?

Kunci jawaban berikut ini hanyalah sebagai panduan bagi siswa dalam mengerjakan soal.

Di bawah ini kunci jawaban IPS kelas IX halaman 141, Rencana Belajar Mandiri: Pengayaan

Seberapa pentingkah stabilitas politik bagi upaya pembangunan suatu negara?

Jawaban: Stabilitas politik penting bagi upaya pembangunan suatu negara karena beberapa alasan utama, seperti: Lingkungan yang mendukung investasi Kepastian hukum dan peraturan Efektivitas pemerintah Keamanan sosial dan ekonomi Pembangunan infrastruktur dan proyek-proyek jangka panjang Peningkatan kualitas hidup Keseimbangan dan ketertiban ekonomi

Secara umum, stabilitas politik merupakan landasan penting bagi pembangunan berkelanjutan.

Tanpa stabilitas, upaya untuk mengembangkan perekonomian, memperbaiki infrastruktur, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat terhambat, sehingga mengurangi efektivitas kebijakan pembangunan dan mempengaruhi pertumbuhan negara secara keseluruhan.

Apa yang menyebabkan Soeharto selalu terpilih kembali sebagai presiden di setiap pemilu yang digelar pada masa rezim baru?

Jawaban: Terpilihnya kembali Suharto dalam setiap pemilu pada masa pemerintahannya disebabkan oleh beberapa faktor utama yang berkaitan dengan struktur politik, sosial dan ekonomi Indonesia pada saat itu.

Berikut beberapa faktornya:

1. Pengendalian sistem politik

Suharto dan rezim Orde Baru memiliki kendali yang sangat kuat atas sistem politik Indonesia.

Mereka menciptakan dan memelihara sistem politik yang memusatkan kekuasaan di tangan presiden dan partai yang berkuasa, Golongan Karya (Golkar).

Dengan kendali ini, Soeharto mampu memanipulasi proses pemilu untuk memastikan kemenangan yang berkelanjutan. Kontrol terhadap partai politik: Golkar, yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah, telah menjadi satu-satunya partai politik yang dominan dan seringkali satu-satunya partai yang diperbolehkan beroperasi secara bebas. Partai politik lain dibatasi atau dilarang melakukan aktivitas efektif. Pemilihan umum yang tidak bebas dan adil: Pemilihan umum pada masa Orde Baru seringkali tidak bebas dan adil, dengan adanya praktik kecurangan, intimidasi dan manipulasi hasil pemilu. Soeharto dan timnya memastikan hasil pemilu menguntungkan mereka.

2. Reformasi dan pembangunan ekonomi

Soeharto dikenal karena kebijakan ekonomi dan pembangunannya yang sukses di awal masa pemerintahannya.

Program pembangunan seperti pembangunan infrastruktur dan peningkatan kesejahteraan ekonomi telah mencapai kemajuan yang signifikan dan meningkatkan taraf hidup banyak masyarakat Indonesia. Pertumbuhan ekonomi: Di ​​bawah pemerintahan Suharto, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, terutama pada tahun 1980an dan 1990an. Keberhasilan ekonomi ini memastikan dukungan luas terhadap Suharto dan mengurangi ketidakpuasan terhadap pemerintah. Pembangunan infrastruktur: Investasi besar-besaran di bidang infrastruktur, seperti jalan, jembatan dan fasilitas umum, meningkatkan kualitas hidup dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

3. Represi dan konfirmasi

Rezim Orde Baru menggunakan berbagai bentuk tekanan dan kontrol untuk mempertahankan kekuasaan. Penindasan terhadap opini publik: Rezim membatasi kebebasan pers dan menindas kelompok oposisi. Media non-pemerintah sering kali disensor atau dihilangkan, dan perbedaan pendapat ditekan untuk menjaga ketertiban dan mendukung narasi resmi. Pengawasan dan pengendalian sosial: Pemerintah melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap aktivitas sosial dan politik, termasuk melalui operasi keamanan dan intelijen, untuk mencegah perlawanan efektif terhadap rezim.

4. Legitimasi melalui pemilihan umum yang terorganisir

Pemilihan umum pada masa Orde Baru sering kali diselenggarakan dengan cara yang menjamin legitimasi Soeharto.

Proses pemilu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: Proses pencalonan yang terbatas: Kandidat presiden seringkali terbatas pada Suharto sendiri atau orang yang disetujuinya. Kandidat alternatif yang bisa menantang Soeharto tidak mendapat kesempatan bersaing secara serius. Mekanisme lotere dan kemenangan: Sistem pemilu dirancang untuk selalu menguntungkan Suharto, seringkali dengan membatasi suara secara sepihak atau menekan kandidat oposisi.

5. Kebijakan stabilitas dan ketertiban

Soeharto mempromosikan dirinya sebagai simbol stabilitas dan ketertiban di Indonesia, terutama setelah masa ketidakstabilan yang terjadi pada akhir tahun 1960an.

Banyak masyarakat Indonesia yang percaya bahwa Suharto mampu menjaga keamanan dan stabilitas negara dan mendukung pemerintahannya sebagai cara untuk memastikan kemajuan dan keamanan yang berkelanjutan.

*) Penafian: Kunci jawaban di atas hanyalah panduan bagi siswa dalam menyelesaikan soal.

Tribunnews.com tidak bertanggung jawab atas kesalahan jawaban di atas.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *