Kunci Jawaban IPS Kelas 8 SMP Halaman 221 Kurikulum Merdeka: Aktivitas Individu

TRIBUNNEWS.COM – Berikut kunci jawaban Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 8 SMP/MTS halaman 221 Mata Kuliah Mandiri.

Pada perangkat diskusi IPS kelas 8 halaman 221, siswa akan membahas tentang perlawanan manusia terhadap VOC.

Sebelum bekerja, para mahasiswa diminta menganalisis keberatan masyarakat terhadap VOC yang telah mereka terima.

Merujuk pada materi tersebut, siswa akan mengerjakan soal latihan pada halaman 221 pada Buku Kerja Pribadi. Kunci Jawaban IPS Kelas 8 SMP Halaman 221 Belajar Mandiri :

Mataram adalah sebuah kerajaan besar di Jawa Tengah.

Kehadiran VOC di Batavia penting bagi Mataram.

Awalnya Mataram dan Belanda mengira mereka memiliki hubungan baik.

Belanda diperbolehkan membangun toko (pondok) untuk perusahaan dagang di Jepara pada tahun 1615.

Belanda juga memberikan dua buah meriam kepada pemerintah Mataram.

Konflik Mataram dan Belanda disebabkan oleh kepentingan Belanda.

Pada tanggal 8 November 1618, Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterzoon Coen memerintahkan van der Marct untuk menyerang Jepara.

Kerugian Mataram sangat berat. Peristiwa ini memperburuk ketegangan antara Mataram dan Belanda.

Saya tahu Raja Sultan Agung segera bersiap menyerang posisi VOC di Batavia. Serangan pertama terjadi pada tahun 1628.

Prajurit Mataram adalah Tumenggung Baurekso yang tiba di Batavia pada tanggal 22 Agustus 1628. Kembali disusul prajurit Tumenggung Sura Agul-Agul, serta dua orang bersaudara yaitu Kiai Dipati Mandurejo dan Upa Santa. Kunci Jawaban IPS Kelas 8 SMP Halaman 221 Belajar Mandiri.

Mengapa serangan pertama gagal? Hal ini terjadi bukan hanya karena kurangnya makanan, tetapi karena Mataram belum cukup umur untuk berkumpul di medan perang.

Alasan lainnya adalah persenjataan Belanda lebih baik dibandingkan pertempuran Mataram.

Serangan pertama ke Mataram gagal dan tentara terpaksa mundur ke Mataram pada tanggal 3 Desember 1628.

Dalam pertempuran tersebut, tidak kurang dari 1.000 prajurit Mataram tewas di medan pertempuran.

Mataram segera mempersiapkan serangan kedua yang dipimpin oleh Kyai Adipati Juminah, K.A. Puger, dan K.A. Tua. Persiapannya sudah matang.

Gudang dan pusat persediaan makanan didirikan di banyak lokasi.

Ketika saya meninggalkan negeri ini, saya meninggalkan Batavia.

Serangan dimulai pada tanggal 1 Agustus dan berakhir pada tanggal 1 Oktober 1629.

Namun serangan kedua ini gagal, karena kelemahan yang sama dengan serangan pertama dan banyak tempat penjualan beras untuk bahan pangan dihancurkan oleh Belanda sehingga memperkuat kekuasaan Mataram.

Pada tahun 1799 terjadi peristiwa penting dalam sejarah kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia. VOC dinyatakan bangkrut dan dibubarkan.

Eksistensi VOC sebagai perusahaan niaga yang dikendalikan pemerintah di negara-negara jajahan seperti Indonesia tidak bisa dilanjutkan lagi.

Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC dinyatakan bubar. Pemerintah mengambil alih seluruh utang dan pembayaran serta segala sesuatu yang ada di VOC.

Setelah VOC bubar, Indonesia langsung berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda.

Acara pribadi

1. Temukan buku, majalah atau internet yang membahas tentang perlawanan masyarakat terhadap VOC!

2. Pilih salah satu cerita perlawanan!

3. Bacalah dengan cermat latar belakang, proses dan akhir perlawanan!

4. Ringkaslah hambatannya dan tulislah sepanjang 1-2 halaman dan tuliskan kata-kata Anda pada hambatan 1.

Tanggapan:

Pada pertengahan abad ke-17, Kerajaan Makassar yang dikenal juga dengan Kerajaan Gowa Tallo menjadi pesaing kuat VOC dalam bidang transportasi dan perdagangan di Indonesia Timur.

VOC merasa sangat kompetitif sehingga mereka berbuat curang dengan membuat pengaturan yang seolah-olah ingin membangun hubungan yang baik dan bermanfaat dengan Pemerintah Makassar.

Upaya VOC ini membuat Sultan Gowa menerimanya dan memberikan mereka hak perdagangan bebas.

Setelah mendapat akses perdagangan dan mendapat pengaruh di Makassar, VOC menuruti permintaan Sultan Hasanuddin.

Sultan Hasanuddin menentang tuntutan VOC dalam bentuk perlawanan dan penolakan.

Karena keinginannya, VOC ingin menguasai perdagangan di Indonesia Timur.

Lalu banyak terjadi peperangan antara masyarakat Makassar dengan VOC.

Melansir laman Kompas.com, konflik masyarakat Makassar dengan VOC atau Perang Makassar terjadi pada tahun 1666-1668.

Penyebabnya adalah perang dagang antara pemerintah Makassar dan VOC.

Pertama, Pemerintah Makassar mengizinkan kapal dari seluruh pulau, Asia dan Eropa mengunjungi pelabuhannya.

VOC menerapkan sistem pasokan air yang dikontrol secara monopoli. Sultan Hasanuddin menolak hal tersebut.

“Allah menciptakan bumi dan laut, dan membagi bumi untuk manusia.”

“Tapi dia memberi kekuatan kepada semua orang. Dia tidak mendengar ada yang dilarang pergi,” kata Sultan Hasanuddin.

Lalu terjadilah banyak pertempuran antara pihak Makassar dengan pasukan VOC.

Penduduk Indonesia Timur dan Makassar akhirnya memenangkan perang dan mengungsi ke berbagai wilayah di Indonesia.

Faktanya, perang pertama antara masyarakat Makassar dan VOC terjadi pada tahun 1633.

Kemudian, pada tahun 1654, terjadi perang kedua.

Penyebab terjadinya perang ini adalah tindakan VOC yang berusaha menghalangi para pedagang untuk masuk dan keluar Pelabuhan Makassar.

Perang ketiga terjadi pada tahun 1666-1667. Dalam pertempuran tersebut tentara Belanda berhasil mengalahkan tentara Raja Egungu (Aru Palaka) dan tentara Kapten Yonker dari Ambon.

Para prajurit Raja Bone (Aru Palaka) pun mendorong suku Bugis untuk memberontak melawan Sultan Hasanuddin.

Banyak yang mendukung tentara Belanda dalam perang melawan pasukan Makassar atau tentara Sultan Hasanuddin.

Oleh karena itu, pasukan Sultan Hasanuddin semakin mendapat tekanan. Sultan Hasanuddin terpaksa menandatangani perjanjian damai di Desa Bongaya pada tahun 1667.

Belanda akhirnya berhenti melawan orang Makassar. Makasar memenangkan perang tersebut.

Salah satu faktor penyebabnya adalah keberhasilan politik Belanda yang mengadu Sultan Hasanuddin melawan Aru Palaka atau Raja Bone.

Sultan Hasanuddin kemudian menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667, yang ketentuannya merugikan masyarakat Makassar.

Isi Perjanjian Bongaya:

– VOC mengelola hak komersial di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

– Makassar harus meninggalkan seluruh wilayah yang dikuasainya seperti Sopeng, Luwu, Wajo dan Egungu.

– Palaka dikenal sebagai Raja Tulang.

– Makasar harus membatalkan semua keberatannya.

– Kerajaan Makassar hanya tinggal Gowa saja.

– Semua orang asing dilarang masuk ke Makassar, kecuali VOC.

– Makassar akan menanggung biaya perang.

5. Tukarkan koleksimu dengan 2 orang teman yang koleksi bukunya berbeda judul, untuk saling membaca karya masing-masing!

6. Perhatikan pelajaran penting dari perlawanan!

*) PENAFIAN:

– Kunci jawaban di atas diperuntukkan bagi orang tua atau wali yang membimbing proses belajar siswa.

– Siswa diharapkan mengerjakan soal latihan terlebih dahulu sebelum melihat kunci jawabannya.

(Tribunnews.com/Gabriella)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *