Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 145 Kurikulum Merdeka: Mengapa Sriwijaya Disebut Kedatuan?

TRIBUNNEWS.COM – Inilah kunci jawaban IPS kelas 7 SMP/MTs halaman 145 pada buku Kurikulum Merdeka.

Kunci jawaban IPS Kelas 7 halaman 145 Buku Kurikulum Mandiri untuk menjawab soal-soal Pembagian Kerja Jadwal 4 Pekerjaan Pribadi.

Pada halaman 145, siswa kelas 7 diminta menjawab satu pertanyaan terkait Kepala Sriwijaya.

Pertanyaannya: Mengapa Sriwijaya disebut Raja dan bukan Kerajaan? 

Memasuki Bab 03 pelajaran IPS buku Kurikulum Merdeka, siswa kelas 7 SMP/MTs akan mempelajari materi Potensi Ekonomi Lingkungan.

Berikut jawaban bahasa Indonesia kelas 7 SMP/MTs halaman 145 pada Buku Kurikulum Merdeka: Kunci Jawaban Kelas 7 IPS Halaman 145 Sampul Buku Kurikulum Merdeka Kelas 7 Buku Kurikulum Merdeka IPS. (SIB) Jadwal Tugas 4: Tugas Perorangan

Mengapa Srwijaya disebut Raja dan bukan Kerajaan? 

Menjawab: 

Sriwijaya tepat disebut kerajaan, bukan kerajaan, karena negaranya menerapkan sistem kerajaan. 

Sriwijaya konon diperintah oleh seorang penguasa bergelar datu.

Datu adalah nama seorang pemimpin (raja atau ratu) dalam bahasa Melayu, dengan gelar tertinggi adalah Datu Maharaja. 

Wilayah Srwijaya terbagi menjadi beberapa wilayah yang disebut mandala. 

Setiap mandala di Sriwijaya dipimpin oleh seorang Datu Mandala yang gelarnya lebih rendah dari Datu Maharaja. 

Dalam sistem raja-raja kerajaan yang diterapkan Sriwijaya juga terdapat pejabat-pejabat pemerintahan seperti wakil raja, menteri agama, panglima militer, dan kepala staf.

Selain itu, Sriwijaya tidak memiliki struktur pemerintahan yang kuat dan terpusat seperti kerajaan kebanyakan.

Sriwijaya sebagian besar bersifat maritim dan fokus pada perdagangan, sehingga struktur pemerintahannya fleksibel dan berorientasi pada perdagangan.

Sementara itu, arkeolog dan sejarawan Perancis, George Coedes, mengemukakan alasan lain mengapa Sriwijaya disebut raja, bukan kerajaan. 

Menurut Coedes, nama kepala tersebut dikaitkan dengan Sriwijaya karena kerajaan tersebut merupakan pusat ilmu pengetahuan dan pembelajaran agama Buddha. 

Coedes mengatakan, kepala adalah tempat orang belajar agama Budha. Oleh karena itu, menurutnya, Sriwijaya lebih tepat disebut sebagai raja ketimbang kerajaan. 

Pendapat Coedes mungkin merujuk pada tulisan Biksu I Tsing yang mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat ilmu pengetahuan dan pembelajaran agama Buddha di Asia Tenggara pada masa itu.

*) Disclaimer: Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anaknya. Pertanyaan ini merupakan pertanyaan terbuka, artinya masih banyak jawaban yang belum dikoreksi seperti di atas.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *