Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 6 Halaman 64-68 Kurikulum Merdeka: Membaca Catatan Perjalanan

TRIBUNNEWS.COM – Cek kunci jawaban pada buku bahasa Indonesia Kelas 6 SD / MI Merdeka halaman 64, 65, 66, 67 dan 68.

Buku pelajaran bahasa Indonesia kelas 6 SD Merdeka berjudul Anak Mengubah Dunia.

Bab 3 buku ini berjudul Taman Nasional dan Situs Warisan Dunia.

Sebelum melihat jawaban bahasa Indonesia kurikulum kelas 6 SD Merdeka halaman 64 65 66 67 68, siswa diharapkan menjawab soal terlebih dahulu secara mandiri.

Kunci jawaban dijadikan pedoman dan pembanding oleh orang tua untuk mengoreksi pekerjaan anaknya. Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kurikulum Mandiri Kelas 6 SD Halaman 64, 65, 66, 67, 68

Baca terus 

1. Baca artikel perjalanan

Baca Perjalanan Hening!

Temui Orang Utan di Taman Nasional Tanjung Kuisa

Hari pertama

Akhir pekan ini, kami sekeluarga mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah. Pagi harinya kami mendarat di bandara terdekat di Kota Pangkalan Ban. Dari Bandara Iskandar, kami berkendara selama setengah jam menuju Pelabuhan Kumai.

Saya sudah lama memimpikan perjalanan ini, sejak saya membaca buku tentang Birut Galdikas. Ibu saya yang menyuruh saya membaca buku itu. Ibu mengatakan Birute Galdikas adalah peneliti dan aktivis yang membantu menyelamatkan orangutan dan hutan hujan. Di Tanjung Kuisa kami akan mengunjungi tiga pusat rehabilitasi orangutan. Tujuan dari pusat rehabilitasi ini adalah untuk merawat orangutan korban kebakaran hutan dan pembalakan liar serta mengembalikannya ke habitat aslinya.

Perjalanan ini penting karena kami tidak menginap di rumah tamu, melainkan di rumah kain atau biasa disebut Kelotok. Pintu masuk Taman Nasional hanya dapat dicapai melalui Sungai Sekonyer. Setelah tiga jam menyusuri sungai dan melihat pohon nipah, kami istirahat sejenak. Makanan dimasak di dapur Kelotak di lantai dasar, sedangkan lantai atas digunakan untuk duduk dan tidur.

Tempat pertama adalah Tanjung Harapan. Dari dermaga, kita perlu berjalan kaki sekitar setengah jam menuju feeding area orangutan. Jalannya dari tanah berpasir hingga tanah berlumpur dengan akar pohon. Adik perempuan saya yang berusia enam tahun berkata, “Menyenangkan sekali menjelajahi hutan!”

Pada pukul 3 sore, polisi meletakkan dua karung buah-buahan dan semangkuk besar tepung di peron. Kami beruntung karena bisa bertemu dengan Gundul, Orangutan penguasa Tanjung Harapan.

Pada musim buah-buahan ini, tidak banyak orangutan yang datang ke tempat mencari makan karena hutan sudah penuh dengan buah-buahan. Selain Gundul, banyak juga orangutan dan bayinya yang ikut minum susu, tentunya dengan izin dari pihak yang berwajib.

Satu jam kemudian kami kembali ke Kelotok dan mulai berburu monyet. Bekantan atau bekantan berhidung panjang yang banyak ditemukan di Tanjung Puting. Kami menemukan banyak monyet bergelantungan di pucuk pohon, menunggu matahari terbenam. Kami kemudian makan malam diiringi petir.

Hari kedua

Rencana pagi kami adalah mengunjungi Pondok Tanggui. Selagi kami sarapan, Kelotok kami terus berjalan di sungai. Sekitar dua jam kemudian kami sampai di Dermaga Pondok Tanggui. Jalan menuju tempat pemberian makan sekitar satu kilometer. Sebelum kami sampai di tempat pemberian makan, kami melihat seekor orangutan sedang beristirahat di pohon bersama bayinya.

Pemandu wisata kami, Pak Safey, menceritakan kepada kami, “Ini Rini bersama kedua anaknya, Rick dan Robbie.”

Kebetulan tidak ada orangutan yang datang makan di Pondok Tanggui. Dari Pondok Tanggui kita melanjutkan perjalanan menuju Camp Likekey, sekitar dua jam melalui Kelotok. Perjalanan dari dermaga Camp Leakey ke area piknik dapat dicapai dengan berjalan kaki singkat selama 45 menit dengan kecepatan sedang.

Adikku yang tadi malam masih berada di hutan, mengeluh kali ini. “Aku lelah. Siapa yang mau menggendongku?”

Di Camp Leakey kami bertemu Tom. Penguasa hutan berusia 35 tahun dan memiliki kekuasaan delapan tetua. Aturannya di sini adalah kita tidak boleh dekat-dekat dengan orangutan, apalagi selfie. Ingat, ini habitat aslinya, bukan kebun binatang.

Setelah bertemu Tom, kami berhenti di sebuah pusat informasi untuk melihat gambar dan belajar tentang orangutan. Dari sini saya tahu bahwa 97 persen DNA orangutan sama dengan DNA manusia. Di sebelah pusat informasi adalah Prof. Birute Galdikas adalah orang pertama yang mempelajari orangutan di Tanjung Puting pada tahun 1971. Pemandu kami mengatakan bahwa masyarakat sekitar taman nasional sangat menghormati Prof. Birut menelepon ibunya. “Semua orang menuruti perintah ibunya untuk tidak memancing di kawasan taman nasional,” tambah Safei.

Malam itu kami melihat hancurnya kamera. Malam yang terlihat di hutan tanpa polusi cahaya seperti di kota terlihat sangat indah.

Hari ketiga

Hari ini kami harus kembali ke kota, meninggalkan sungai dan hutan yang tenang dan damai. Sarapan disajikan pada pukul tujuh. Kemudian pada jam 9 kami berangkat menuju Desa Seconier untuk berjalan-jalan dan melihat suasana desa di tepian Sungai Seconier. Dahulu warga tinggal di Taman Nasional, namun kemudian pindah ke sini. Beberapa warga membuat kerajinan tangan untuk dijual kepada wisatawan yang berkunjung.

Apakah Anda ingin bepergian? Sekarang jawab pertanyaannya ya! Gambar buku bahasa indonesia kelas 6 sd swasta halaman 68

1. Mengapa penulis sangat ingin mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting?

Jawaban: Penulis ingin mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting karena pernah membaca tentang peneliti yang mendukung konservasi orangutan dan hutan hujan. Mengapa penulis mengatakan bahwa perjalanannya penting? Jelaskan dengan kata-katamu sendiri!

Jawaban: Perjalanan ini terasa spesial karena mereka tidak menginap di guest house melainkan di atas perahu bernama Kelotok 3. Kegiatan apa yang dilakukan Pusat Rehabilitasi Orangutan?

Jawaban: Kegiatan Pusat Rehabilitasi Orangutan antara lain merawat orangutan yang terbukti melakukan kejahatan (misalnya memberi makan) untuk kemudian dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya.

*) Penafian:

– Kunci jawaban di atas hanya diperuntukkan bagi orang tua atau wali untuk membimbing belajar anaknya.

– Sebelum melihat kunci jawabannya, pastikan anak sudah mengerjakannya terlebih dahulu.

(Tribunnews.com/Indah Aprilin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *