Kuasai Kota Sudzha dari Rusia, Zelensky Klaim Bakal Dirikan Kantor Komando untuk Teruskan Invasi

TRIBUNNEWS.COM – Setelah berhasil merebut kembali wilayah Kursk dari Rusia, pasukan Ukraina kini melanjutkan serangannya ke wilayah barat negara yang dikenal dengan nama “Beruang Merah”.

Ukraina saat ini melanjutkan upayanya di kota Sudja, yang berbatasan dengan wilayah Kursk.

Presiden Volodymyr Zelensky melaporkan pada Kamis malam (15 Agustus 2024) bahwa Ukraina telah berhasil menguasai kota Sudja.

Zelensky mengatakan pasukan Ukraina telah mengambil kendali penuh atas Sudya, kota terbesar di Ukraina yang jatuh sejak operasi militer lintas batas dengan Rusia dimulai lebih dari seminggu lalu.

Kota Sudya adalah pusat administrasi wilayah perbatasan Ukraina-Rusia dan lebih besar dari kota atau pemukiman lain yang dianeksasi Ukraina sejak dimulainya invasi pada 6 Agustus 2024. Wilayah Kursk di Rusia selatan lah yang berhasil diinvasi dan diduduki pasukan Ukraina. Panglima militer Ukraina Oleksandr Syrskyii mengatakan Kiev menguasai sekitar 1.000 kilometer persegi (386 mil persegi) wilayah Kursk, menurut video laporan yang dibagikan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Telegram. Peta berwarna biru menunjukkan wilayah Kursk yang dikuasai pasukan Ukraina per 10 Agustus 2024. (Al Jazeera)

Associated Press “Tribunnews” mengutip Zelensky yang mengatakan bahwa kota Sudja nantinya akan menjadi markas militer tentara Ukraina di wilayah Rusia.

Melalui pernyataan tersebut, Zelensky juga secara tidak langsung menyatakan bahwa jika perang tidak kunjung usai, Ukraina akan menduduki wilayah Rusia, termasuk Kursk, dalam jangka waktu yang lama.

Pendirian kantor komando militer di Sudja juga dipandang sebagai sinyal kepada Moskow bahwa Ukraina siap melanjutkan ekspansinya ke wilayah barat Rusia.

Rusia tidak segera menanggapi klaim Zelensky, namun Kementerian Pertahanan pada Kamis pagi memperingatkan pasukannya mengenai upaya untuk menggagalkan Ukraina.

Menurut pihak berwenang Rusia, invasi mendadak ke Ukraina mengubah dinamika perang dan menjerumuskan wilayah Kursk ke dalam kekacauan.

Invasi Kursk juga mengakibatkan evakuasi lebih dari 120.000 warga sipil dan penangkapan sedikitnya 100 tentara Rusia oleh pasukan Ukraina.

Zelensky juga secara terbuka berbicara tentang mengapa ia terus mencaplok wilayah Rusia di sekitar Kursk.

Dia mengatakan invasi tersebut merupakan upaya untuk mengalihkan perhatian Rusia dari agresinya di Ukraina, yang menargetkan wilayah Donbas.

Akibat invasi di wilayah Kursk, Zelensky yakin pasukan Rusia kini akan meluas ke beberapa wilayah perbatasan lainnya.

“Semakin dihancurkannya kehadiran militer Rusia di wilayah perbatasan, maka negara kita akan semakin mampu mencapai perdamaian dan keamanan yang sesungguhnya,” ujarnya, Selasa (13/8/2024) lalu. Rusia menuduh NATO dan AS merencanakan invasi Ukraina ke Kursk

Tindakan lanjutan Ukraina yang merusak wilayah Kursk di Rusia telah membuat marah Kremlin.

Kata Asisten Presiden Rusia Patrushev dalam wawancara dengan Izvestia, Jumat (16/8/2024).

Menanggapi Ukraina melanjutkan kampanye militernya untuk mencaplok wilayah Rusia minggu ini, Patrushev menuduh NATO dan beberapa negara Barat lainnya mendalangi invasi Kursk.

Patrushev mengatakan: “Operasi di Kursk ini pasti direncanakan bersama oleh NATO dan negara-negara Barat lainnya.”

Patrushev juga menilai pernyataan Presiden AS Joe Biden yang tidak mengetahui rencana serangan Kursk adalah kebohongan publik.

“Pernyataan Presiden AS (Joe Biden) bahwa mereka tidak terlibat dalam tindakan Kiev di Kursk tidak benar,” kata Patrushev.

Patrushev percaya bahwa invasi Ukraina ke Kursk tidak akan mungkin terjadi tanpa dukungan dan partisipasi langsung dari Amerika Serikat dan NATO.

“Tanpa bantuan dan dukungan mereka (AS dan NATO), Ukraina tidak akan mampu menginvasi Kursk, dan Kiev tidak akan berani menginvasi wilayah Rusia sendirian,” kata Patrushev.

(Tribunnews.com/Bobby)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *