KSP Temukan Program Pompanisasi Andalan Menteri Pertanian Tidak Tepat Sasaran

Dilansir reporter Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Program pompa air yang gencar dilakukan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk memperluas areal tanam terbukti tidak tepat sasaran.

Pemompaan merupakan suatu proyek irigasi lapangan yang menggunakan sistem perpipaan yang dipasang dari sungai dan air bawah tanah hingga ke sawah. Hal ini dinilai berguna untuk menjamin ketersediaan air di musim kemarau.

Kementerian Pertanian (Cayman) telah menunjuk 75 ribu pompa air untuk didistribusikan ke banyak titik irigasi di Indonesia. Sejauh ini sudah digunakan 63 ribu pompa air.

Soal ketidakpatuhan program pemompaan, hal itu diungkapkan Wakil Kepala Staf Presiden (KSP) III Bidang Perekonomian Edy Priyono saat berada di kawasan tersebut.

Saat berkunjung ke Temanggung, Jawa Tengah, Edy dan kelompok berkesempatan berdiskusi dengan petugas lapangan mengenai pembagian pompa air untuk proyek irigasi. Di sini dia menemukan ketidakakuratan gol.

“Kami mendapat laporan adanya kekhawatiran adanya beberapa alokasi pompa atau penyaluran pada proyek pompa tersebut tidak tepat sasaran,” kata Edy dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Senin (08/05/2024).

Ia bercerita, saat itu ia mengunjungi Bansari yang terletak di dataran tertinggi. Ladang hampir tidak ada karena tanaman utama adalah produk hortikultura.

Namun Ban Sali menjadi satu dari sekian kecamatan yang mendapat kuota pompa.

“Hampir tidak ada ladang di sana karena yang ditanam sebagian besar produk hortikultura. Ada cabai, tembakau, bawang merah dan sebagainya. Tidak ada ladang, tapi mendapat kuota pompa,” kata Edy.

Oleh karena itu, meminta Kementerian Pertanian serta TNI dan Polri yang menjadi mitra proyek SPBU tersebut untuk memberikan arahan pelaksanaannya jika terjadi ketidaktepatan dalam pengalokasiannya.

Ia mengatakan, KSP menawarkan mekanisme penyaluran ke daerah-daerah yang lebih membutuhkan.

“Jujur, kami tidak tahu apakah hal seperti ini hanya terjadi di Temanggung atau di daerah lain juga. Kami khawatir jika terjadi di daerah lain,” kata Edy.

“Sangat disayangkan jika proyek pemompaan yang merupakan bagian dari perluasan areal budidaya justru menimbulkan kesalahan peruntukannya,” tutupnya.

Kementerian Pertanian mengklaim pemompaan yang dilakukan saat ini terbukti efektif meningkatkan Produksi.

Saat ini, Kementerian Pertanian telah membentuk komite akar rumput dengan total 1.500 pegawai, termasuk pejabat yang bertanggung jawab membeli pompa air dan memperluas areal tanam, yang mencakup 7.000 sub-unit.

Pak Amran mengklaim proyek pemompaan air ini memberikan dampak yang besar terhadap peningkatan produksi di lingkungan pertanian IN Indonesia yang sedang menghadapi tantangan kemarau panjang.

“Hasilnya nyata, saya ulangi. Pompanasi biasanya ditanam tiga kali. Biasanya tergantung hujan, tapi kalau kita banjir, bisa ditanam tiga kali,” kata Amran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *