Kronologi Dua Balita di Cilincing Dianiaya Orang Tua Asuh, Korban Sempat Koma dan Masih Dirawat

TRIBUNNEWS.COM – Kakak beradik yang masih anak-anak di Selinsing, Jakarta Utara, menjadi korban penganiayaan pada Selasa (30/7/2024).

Korban berinisial R (4) dan MFW (1) mengalami luka di sekujur tubuh akibat dianiaya oleh orang tua angkatnya, Aji Adetama (25 tahun) dan istrinya Tufantia Aranda Stefani (21 tahun).

Korban MFW sendiri sempat koma dan dirawat intensif di RS Polri Karamat Jati.

Kasus pelanggaran ini diketahui setelah warga melaporkannya.

Pada kesempatan pertama, seorang warga melihat pelaku Aranda membawa korban dari Lembaga Wanita keluar dari rumah kontrakannya.

Kepada warga, Aranda mengaku membawa anak tersebut ke Puskesmas Kota karena menderita diare.

Pihak Puskesmas kemudian merujuk korban Dana Perempuan Pekerja ke Rumah Sakit Pekerja di Sukhabura.

Dari situ, pihak rumah sakit menemukan keanehan pada kondisi anak malang tersebut yang mengalami luka memar di sekujur tubuhnya.

Pihak rumah sakit kemudian melaporkan kasus tersebut ke Polres Metro Jakarta Utara dan melaporkan kondisi korban.

Polisi mendapat laporan di rumah sakit, mendatangi rumah pelaku dan melakukan penyelidikan awal.

Polisi langsung menangkap Agee dan Aranda beberapa jam setelah laporan kondisi korban datang dari rumah sakit.

Polisi pun segera mengambil tindakan dengan merujuk korban MFW ke RS Polri Karamat Jati.

Sementara polisi menemukan korban (kanan) saat menggeledah apartemen pelaku.

Di sana polisi menemukan R. yang wajahnya lebam sedang mencari makan di sekitar rumah petak.

Saat menggeledah rumah kontrakan pelaku, polisi juga menemukan sejumlah barang bukti yang diduga digunakan sebagai alat untuk menganiaya korban, seperti palu, gagang sapu, bahkan ikat pinggang.

Pelaku saat ini berada di Mapolres Metro Jakarta Utara untuk proses lebih lanjut.

Kasus ini ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polres Metro Jakarta Utara.

Salah satu tetangganya, Tiara (30 tahun), mengungkapkan, ia beberapa kali mendengar teriakan tersebut dari dalam kamar yang ditempati pelaku dan kedua korban.

Tiara berkata, Rabu (31/7/2024), “Saya sering dengar dia menangis, keluar kamar saya tanya, dia bilang dia dipukul oleh Aji (pelaku).

Di sisi lain, orang tua kandung kedua korban sedang bekerja di Papua sehingga menyerahkan anaknya kepada pelaku.

Tiara yang tinggal di kamar kontrakan di seberang kamar pelaku mengatakan, “Dia tinggal sendirian di rumah kontrakan itu selama seminggu.”

Tiara mengatakan, ia juga beberapa kali mendengar suara ketukan dari kamar pelaku dalam sepekan terakhir.

Pada Senin malam (29/7/2024) terdengar suara benturan sangat keras dari dalam kamar pelaku hingga membangunkan Tiara dan suaminya.

Diduga suara tersebut berasal dari penganiayaan pelaku yang membenturkan kepala korban ke tembok.

Ia berkata: “Dampaknya sangat kuat, seolah-olah ada sesuatu yang menabrak tembok. Saya mendengarnya kemarin.”

Tetangga penyewa lainnya, Ahmed Ashari (34 tahun), mengaku melihat korban “R” diusir dari kamar pada Senin malam.

R mengalami luka lebam di bagian wajahnya saat itu.

Ahmed kemudian mencoba bertanya-tanya mengapa bocah kecil ini masih berada di luar kamar kontrakan padahal sudah larut malam.

Korban R kemudian menjawab takut kembali ke kontrakan karena kelakuan pelaku, Aji.

Ahmed berkata: “Saya bertanya mengapa Anda berada di luar, dan dia menjawab seperti ini. Dia takut (memasuki kamar) dan ayahnya marah.”

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Pynlik! Tetangga mengetahui tangisan anak kecil yang dipukuli orang tua asuh di Selinsing: bapaknya takut, marah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *