Kronologi 4 Tentara Israel Dijemput Maut di Rumah Jebakan Hamas, Gedung 3 Lantai Meledak & Roboh

TRIBUNNEWS.COM – Empat personel Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tewas setelah memasuki rumah yang dibangun Hamas di Rafah, Jalur Gaza pada Selasa (11/6/2024).

Selain menewaskan empat orang, jebakan tersebut juga melukai tujuh tentara Israel lainnya.

Menurut The Times of Israel, empat korban tewas adalah Mayot Tal Pshebilski Shaulov (24) dari Gedera, Letnan Eitan Karlsbrun (20) dari Modiin, Sersan Amog Shalom (19) dari Hamadia dan Sersan Yair Levin (19) dari Givat Harel.

Empat di antaranya bertugas di satuan intelijen Brigade Givati. Shalom dan Levin masih dalam masa pelatihan, tetapi Shaulov adalah bos mereka.

Media menyebutkan jumlah tentara Israel yang tewas di Gaza mencapai 300 orang. Kronologi

Berdasarkan penyelidikan awal IDF, tentara pertama kali melemparkan bom ke salah satu rumah mencurigakan di pemukiman Shaboura, Rafah.

Tujuan casting adalah untuk mengetahui apakah ada jebakan.

Setelah tidak ada ledakan, mereka dapat dengan aman memasuki gedung tiga lantai tersebut.

Namun begitu mereka memasuki gedung itu meledak dan menimpa mereka. Tim penyelamat berhasil menyelamatkan satu orang.

IDF mengatakan tujuh tentara lainnya terluka, lima di antaranya serius.

Pihak Israel kemudian menemukan terowongan yang membuka ke arah rumah tersebut, sehingga kemungkinan besar rumah tersebut adalah milik pejuang Hamas. Rafah terbaru

Pada Minggu pagi, (9/6/2024), warga Palestina di Rafah melaporkan tank Israel berhasil merebut pemukiman Shaboura di tengah Rafah.

Militer Israel mengklaim bahwa angkatan udara Israel telah menyerang 35 sasaran di Gaza dalam satu hari terakhir.

Serangan itu terjadi beberapa hari setelah Israel membebaskan empat sandera dalam serangan di kamp Nuseirat di Gaza.

Pada hari Senin, warga Gaza masih membersihkan puing-puing akibat serangan tersebut.

Beberapa hari sebelum pembebasan para sandera, IDF melancarkan serangan baru di Bureij timur dan Deir Al-Balah timur.

Dalam operasi pembebasan tersebut, Israel dikabarkan diam-diam menggunakan truk bantuan untuk memasuki kamp pengungsi Nuseriat.

Setelah memasuki kamp, ​​​​mereka membunuh sekitar 274 warga Palestina dan melukai hampir 700 lainnya sebelum membebaskan empat tawanan Israel.

Masyarakat Palang Merah Palestina (PRCS) mengutuk tindakan Israel.

Organisasi tersebut mengatakan penggunaan truk bantuan untuk memasuki kamp menempatkan pekerja bantuan dalam risiko.

“Pasukan pendudukan menipu rakyat dengan menyamar sebagai bantuan yang sangat dibutuhkan warga sipil di tengah penderitaan mereka akibat kekurangan pangan,” kata PRCS dalam sebuah pernyataan.

“Ini membahayakan keselamatan tim bantuan.” Foto udara ini menunjukkan truk kemanusiaan yang tiba dari Mesir setelah melintasi perbatasan Rafah dan tiba di fasilitas penyimpanan di Khan Yunis di selatan Jalur Gaza pada 21 Oktober 2023. (Belal Al SABBAGH/AFP)

Juru bicara PRCS Nebal Farsakh mengatakan insiden seperti itu dapat menimbulkan kecurigaan di kalangan pekerja kemanusiaan.

Sumber di Gaza juga membenarkan bahwa tentara Israel bersembunyi di truk bantuan.

“Pasukan khusus Israel menggunakan truk tertutup dan kendaraan sipil dalam operasi penting tersebut untuk membebaskan para sandera,” kata sumber tersebut kepada Anadolu Agency.

“Ada banyak truk seperti ini di Jalur Gaza dan digunakan untuk mengangkut bantuan kemanusiaan selama perang yang dilancarkan Israel,” tambahnya. Jumlah korban di Gaza

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada Selasa (11/6/2024) jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel mencapai 37.164 jiwa. Korban luka-luka mencapai 84.832 orang.

“Setidaknya 40 orang tewas dan 120 lainnya luka-luka akibat serangan tentara Israel dalam 24 jam terakhir,” Anadolu Agency mengutip pernyataan kementerian tersebut.

“Banyak yang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalanan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka.

(Tribunnews/Februari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *