Kritikan Luhut ke Bambang Susantono Dibalas Pencetus IKN: Ini Pembangunan Bukan Perang

TRIBUNNEWS.COM – Kritik Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendapat tanggapan dari mantan Ketua Otoritas Ibu Kota Kepulauan (IKN), Bambang Susantono.

Jawaban tersebut diungkapkan Andrinof Chaniago, mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekaligus pendiri IKN.

Andrinof mencatat, pembangunan tidak bisa disamakan dengan perang.

Untuk membangun kota yang akan menjadi jantung negara memerlukan perhitungan yang matang.

Termasuk akuntansi, audit dan pemahaman risiko seluruh kegiatan pembangunan.

Andrinof sadar, ucapan Luhut itu karena berlatar belakang militer, sehingga pikirannya hanya soal ‘hidup atau mati’.

Kesalahan yang dilakukan oleh orang dalam politik, khususnya yang memiliki pengetahuan militer, adalah melihat masalah pembangunan sebagai masalah perang.

Jadi ini persoalan hidup atau mati, kita bunuh atau kita bunuh, kata Andrinof dalam acara ROSI YouTube Kompas TV yang tayang, Jumat (7/6/2024).

Ia mengatakan, pembangunan harus dipersiapkan dengan matang, karena banyak aspek yang harus diperhatikan, seperti masalah sosial dan kemasyarakatan.

Oleh karena itu, kemajuan tidak dapat dicapai dengan keputusan yang terburu-buru tanpa perhitungan.

“Dalam masalah pembangunan, Anda tidak boleh berpikir seperti itu.”

“Keputusan pembangunan itu perlu perhitungan yang keras, jadi dalam manajemen pembangunan tidak bisa mengambil keputusan dengan cepat, tidak bisa, karena hasilnya panjang, masalah tidak bisa diselesaikan,” kata Andrinof.

Cukuplah kita mempunyai tanah yang tidak dikerjakan secara paksa untuk kepentingan bersama.

Pemerintah, kata Andrinof, harus mengikuti aturan yang berlaku.

“Masih perlu proses (untuk pembebasan lahan).”

“Tidak bisa, nanti masyarakat pakai aturan, lalu ada tekanan dari pemerintah karena aturannya sudah jelas,” kata Andrinof.

Diketahui, pengunduran diri dua pimpinan pemerintahan IKN Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe juga dikecam Luhut.

Bambang Susantono telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Pengurus IKN.

Di sisi lain, Dhony Rahajoe sudah mengundurkan diri dari jabatan Wakil Ketua Pengurus IKN.

Luxut mengatakan, gedung IKN perlu segera selesai dibangun.

Tentu saja hal ini juga terbantu dengan keputusan yang cepat.

Secara tidak langsung, Luhut mengatakan perkembangan IKN di bawah kepemimpinan Bambang dan Dhony berjalan lambat.

Hal itu diungkapkan Luhut dalam pidato bertajuk “Bicara saja perizinan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan” di Jakarta Selatan, Selasa (4/6/2024).

“Tidak baik membongkar aib orang lain, sudah lama berlalu, sudah berakhir, tapi memang ada yang menurut saya harus diselesaikan, tapi saya belum bisa mengambil keputusan, jadi saya tidak maju,” kata (pendiri IKN). Luhut.

Diantaranya adalah persoalan perampasan tanah.

Seto (Wakil Koordinator Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Kelautan dan Perikanan Septian Hario Seto) yang mengambil lahan di sana, tapi tidak berhasil, kata Luhut.

Luhut kemudian membandingkan kepemimpinan IKN Bambang dan Dhoni dengan waktu makan masyarakat.

Ketika seseorang makan, ia harus mencampurkan makanannya dengan baik.

Namun, jika menemukan jebakan seperti merica, seseorang harus berani mengambil resiko untuk melarikan diri.

“Makanannya sudah ada, jadi campurlah dengan benar. Ini tugasmu sebagai pemimpin, jadi harus berani dan mengambil resiko.”

Luhut menyimpulkan, “Saya mau makan, saya kena lada, ada jebakan bom, boleh dipisah-pisah, tapi kewenangannya sudah ada semua, jadi lakukanlah, ketika saya melihatnya, saya hanya marah.”

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Yohanes Liestyo Poerwoto/Endrapta Ibrahim Pramudhiaz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *