TRIBUNNEWS.COM – Kapal selam KRI Nanggala 402 merupakan kapal selam milik satuan TNI Angkatan Laut.
KRI Nanggala merupakan kapal selam kedua dari kapal selam kelas Cakra.
KRI Nanggala berada di bawah kendali Satuan Kapal Selam Komando Armada Wilayah Timur Indonesia.
KRI Nanggala 402 merupakan produk produksi Howaldtswerke, Kiel, Jerman pada tahun 1981, tipe U-209/1300.
KRI Nanggala termasuk dalam armada serang TNI Angkatan Laut.
Kapal selam kelas Cakra lainnya adalah KRI Cakra (401), seperti dilansir Tribunnewswiki.
Nama Nanggala berasal dari nama senjata tombak sakti milik tokoh pewayangan Prabu Baladewa, menurut Wikipedia.
Senjata ini tertera pada badge KRI Nanggala.
Kapal selam KRI Nanggala 402 dikenal juga dengan nama Nanggala II untuk membedakannya dengan KRI Nanggala S-02, kapal selam lawas lainnya. Sejarah
KRI Nanggala dipesan oleh pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 2 April 1977.
Saat itu, Indonesia meminta pinjaman sebesar 625 juta dolar AS kepada Jerman.
Pinjaman sebesar US$100 juta digunakan untuk pembuatan KRI Nanggalan dan KRI Cakra.
Kapal ini dirancang oleh Ingenieurkontor di kota Lübeck, dibangun oleh Howaldtswerke di Kiel, dan dijual oleh perusahaan Ferrostaal di Essen.
Kapal KRI Nanggala 402 dibangun pada Maret 1978 dan diluncurkan pada 10 September 1980.
Kapal selam tersebut kemudian menjalani uji coba laut di Jerman Barat sebelum diserahkan kepada pemerintah Indonesia pada 6 Juli 1981.
KRI Nanggala meninggalkan Jerman Barat pada awal Agustus 1981 dengan awak 38 orang di bawah komando Letkol Armand Aksyah.
KRI Nanggala pertama kali diperlihatkan ke publik, bertepatan dengan HUT TNI ke-36 pada 5 Oktober 1981.
Pada tanggal 21 Oktober 1981, peresmian penggunaannya diadakan oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima Angkatan Darat Jenderal TNI Mohammad Jusuf di Dermaga Ujung, Surabaya.
KRI Nanggala pernah melakukan perbaikan di Howaldtswerke dan selesai pada tahun 1989.
Sekitar dua dekade kemudian, kapal selam KRI Nanggala 402 menjalani perbaikan penuh dengan biaya US$63,7 juta selama dua tahun di Korea Selatan.
Perbaikan dilakukan oleh Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) dan selesai pada Januari 2012.
Dalam perombakan ini, sebagian struktur atas kapal diganti dan persenjataan, sonar, radar, kendali tempur, dan sistem propulsi diperbarui.
Setelah diperbaiki, KRI Nanggala mampu menembakkan empat torpedo secara bersamaan ke empat sasaran berbeda dan meluncurkan rudal anti kapal seperti Exocet atau Harpoon.
Tak hanya itu, kedalaman penyelaman meningkat menjadi 257 meter (843 kaki) dan kecepatan maksimum ditingkatkan dari 215 knot (398 km/jam) menjadi 25 knot (46 km/jam).
Sekitar lima tahun kemudian, KRI Nanggala dilengkapi dengan sistem echo housing KULAÇ buatan ASELSAN. Spesifikasi Wikipedia
Masih dilansir Tribunnewswiki, KRI Nanggala 402 merupakan salah satu andalan Indonesia dengan bobot 1.395 ton, dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter.
KRI Nanggala 402 dilengkapi dengan persenjataan.
KRI Nanggala 402 memiliki senjata yang terdiri dari 14 buah torpedo buatan AEG yang diarahkan melalui periskop buatan Zeiss yang diletakkan di sebelah tabung pernapasan buatan Maschinenbau Gabler.
Sebagai bagian dari armada serang, KRI Nanggala dipersenjatai dengan 14 buah torpedo 21 inci/533 mm dalam 8 tabung.
KRI Nanggala memiliki sonar seri CSU-3-2.
KRI Nanggala 402 merupakan salah satu dari dua kapal selam tua buatan Howaldtswerke, Jerman Barat.
Kapal KRI Nanggala 402 bermesin diesel elektrik, 4 buah diesel, 1 poros yang menghasilkan tenaga 4.600 shp dan mampu mendorong kapal dengan kecepatan 21,5 knot serta diawaki oleh 34 orang pelaut.
Tenaga yang digerakkan oleh motor listrik Siemens berkecepatan rendah disalurkan langsung (tanpa roda reduksi putar) melalui poros menuju baling-baling kapal.
Total daya yang disalurkan sebesar 5000 shp (shaft horsepower), tenaga motor listrik berasal dari baterai besar yang beratnya sekitar 25 persen dari berat kapal, baterai dibuat oleh Varta (low power) dan Hagen (Hi power).
Tenaga baterainya diisi oleh generator yang diputar oleh 4 buah mesin diesel MTU supercharged. Tenggelamnya KRI Nanggala 402. Kapal selam KRI Nanggala-402 berlayar di dekat dermaga Indah Kiat di Kota Cilegon, Banten, beberapa waktu lalu. (KOMPAS.com CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO)
Pada tahun 2002, KRI Nanggala terlibat dalam latihan gabungan TNI AL-US Navy, CARAT – 8/02 pada 27 Mei-3 Juni 2002.
CARAT (Coorperation Afloat Readiness and Training) adalah bantuan pelatihan militer Amerika untuk tentara negara sahabat di Asia Tenggara.
Latihan CARAT ini berlangsung di perairan Laut Jawa, Selat Bali dan Situbondo.
KRI Nanggala juga bertugas dalam Latihan Operasi Laut Bersama (Latolasgab) XV/04 di Samudera Hindia, pada tanggal 8 April hingga 2 Mei 2004.
KRI Naggala berhasil menenggelamkan eks KRI Rakata, kapal tunda samudera yang dibangun pada tahun 1942 dengan torpedo SUT.
Pada tahun 2015, KRI Nanggala melaksanakan Operasi Siaga Tempur Laut di lingkungan Satgas Perisai Nusa-15.
Operasi tersebut antara lain mencegah/mencegah dan menindak pelanggaran wilayah perairan yurisdiksi nasional Indonesia di wilayah timur untuk mendukung tugas pokok TNI.
Sebagai unsur bawah air yang mempunyai efek jera yang sangat tinggi, kehadiran KRI Nanggala-402 efektif dalam mendukung operasi pengawasan tempur di bawah Komando Tinggi Panglima TNI.
Kapal selam milik TNI Angkatan Laut dikabarkan hilang kontak di perairan Bali, Rabu (21/4/2021).(2)
Reuters memberitakan, TNI Angkatan Laut saat ini sedang memantau keberadaan kapal selam tersebut, yang belum melaporkan hasil latihannya.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Julius Widjojono mengatakan kapal selam tersebut sedang menjalani pelatihan torpedo.
Diketahui kapal selam yang hilang tersebut adalah KRI Nanggala-402. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto membenarkan kabar hilangnya kapal selam buatan Jerman pada tahun 1979 tersebut.
Kapal tersebut hilang sekitar 60 mil atau 95 kilometer sebelah utara Bali sekitar pukul 03.00 WITA.
Kapal selam TNI Angkatan Laut KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Bali, Rabu (21/4/2021).
Baru mendapat izin menyelam, setelah mendapat izin langsung hilang kontak, kata Hadi dikutip Kompas.id, Rabu (21/4/2021).
Panglima TNI berharap kapal tersebut masih bisa ditemukan.
Dalam upaya pencarian ini, Indonesia telah meminta bantuan Singapura dan Australia yang memiliki kapal penyelamat kapal selam.
Sejauh ini beredar dugaan kapal tersebut berada di parit di kedalaman 700 meter. “Besok saya akan segera berangkat ke tempat itu,” ucapnya.
Diketahui, KRI Nanggala-402 rencananya akan ikut serta dalam penembakan rudal di Laut Bali. Pelatihan ini rencananya akan berlangsung pada Kamis (22/4/2021).
Dikutip Kompas, kapal selam KRI Nanggala-402 dikabarkan hilang kontak sebelum akhirnya dinyatakan tenggelam di perairan Bali pada Sabtu (24/4/2022).
Tenggelamnya Nanggala menjadi duka mendalam seantero Tanah Air. Bagaimana tidak, kapal selam buatan Jerman ini memperkuat unit-unit di TNI Angkatan Laut selama 40 tahun.
Saat kapal selam dinyatakan hilang kontak, pencarian terus dilakukan, baik oleh TNI Angkatan Laut, tim gabungan, dan bantuan luar negeri.
Berikut kronologi pencarian Nanggala hingga akhirnya tenggelam “dalam patroli abadi” atau dalam patroli abadi:
Pada 21 April Nanggala memulai latihan di perairan Bali pada pukul 02.30 WITA.
Pukul 03.00 WITA, Nanggala diperbolehkan menyelam hingga kedalaman 13 meter untuk mempersiapkan tembakan torpedo.
Kemudian, Nanggala dinyatakan hilang kontak (underlook) pada pukul 03.46 WITA.
Pukul 06.46 WITA, status Nanggala diperbarui menjadi menyerahkan dan menandai dimulainya proses pencarian.
TNI Angkatan Laut kemudian melakukan pencarian menggunakan KRI Raden Eddy Martadinata-313, KRI I Gusti Ngurah Rai-332, dan KRI Diponegoro-365 menggunakan sonar aktif di lokasi sekitar penyelaman Nanggala.
Saat dilakukan pelayanan udara pada pukul 07.00 WITA, ditemukan tumpahan minyak dan bau solar di sekitar lokasi penyelaman kapal.
KRI Rigel dari Jakarta dan KRI Tengat dari Unit Tambang dibantu pencarian side scan sonar pada pukul 14.00 WITA.
Perkiraan sementara, Nanggala berada di palung sedalam 700 meter di Laut Bali. Padahal, kedalaman maksimal kapal buatan Jerman itu adalah 500 meter.
22 April 2021 Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo mengatakan, pihaknya mendeteksi adanya magnet tinggi di kedalaman 50-100 meter di salah satu lokasi pencarian Nanggala.
Ia mengatakan, cadangan oksigen Nanggala hanya bisa bertahan 72 jam jika dalam kondisi pemadaman listrik.
Sementara itu, pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul mengatakan pencarian Nanggala tidaklah mudah.
Sebab, tantangan terbesar dalam proses pencarian adalah wilayah yang tidak mudah dijangkau oleh kapal pencari.
Artinya, tingkat kesulitan kami mendatangkan kapal pencari dari berbagai lokasi yang tentunya membutuhkan waktu, ujarnya.
Selain itu, terbatasnya peralatan atau fasilitas penyelamatan bawah air juga menjadi kendala dalam proses pencarian.
Oleh karena itu, upaya pencarian harus melibatkan banyak pihak, termasuk negara lain, sehingga memerlukan waktu.
23 April 2021 Proses pencarian masih terus dilakukan, namun belum ada kejelasan keberadaan Nanggala.
Pada Jumat (23/4/2021), lima personel militer Singapura tiba di KRI dr Soeharso-990 untuk membantu pencarian.
Kehadiran lima personel militer Singapura ini juga menanti kedatangan kapal penyelamat kapal selam MV Swift Rescue Angkatan Laut Singapura (RSN).
24 April 2021 Pada Sabtu (24/4/2021), TNI resmi menyatakan KRI Nanggala-402 tenggelam (tenggelam). Peringatan itu dikeluarkan setelah pencarian selama 72 jam.
“Dini hari merupakan batas akhir bantuan kehidupan berupa ketersediaan oksigen di KRI Nanggala selama 72 jam. Unsur TNI AL menemukan minyak dan serpihan yang menjadi bukti otentik fase tenggelamnya KRTI Nanggala,” kata Panglima TNI saat itu, Marsekal Hadi Tjahjanto dalam jumpa pers.
Beberapa barang yang ditemukan adalah pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, dan botol pelumas kapal selam berwarna oranye.
Ditemukan juga alat-alat yang digunakan awak Nanggala untuk berdoa dan spons penahan panas di ruang depan.
“Dengan kesaksian otentik Nanggala, sekarang kita memberi sinyal dari tunduk ke tenggelam,” kata Yudo.
Dijelaskannya, Nanggala selamat dari retakan karena berada pada kedalaman laut yang melebihi kemampuannya, yakni sekitar 850 di bawah permukaan.
Alhasil, barang-barang yang ada di dalam kapal selam itu pun ikut terangkat keluar.
Namun Yudo membantah KRI Nanggala meledak. Sebab, suara ledakan tidak terdengar di sonar.
Sementara itu, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan hilangnya Nanggala menunjukkan betapa rumitnya tugas pengelolaan pertahanan negara. Menurutnya, pengelolaan pertahanan negara setidaknya memuat tiga unsur yang sangat krusial.
Jadi memang kejadian ini juga menggarisbawahi bahwa pertahanan negara adalah pekerjaan yang sangat rumit, membutuhkan teknologi yang sangat tinggi dan mengandung unsur bahaya, kata Prabowo dalam jumpa pers di Bali, dikutip Kompas TV, Rabu (22/4/2021). .
Prabowo memperkirakan ketiga unsur pengelolaan pertahanan negara berlaku pada tiga aspek sekaligus, yakni darat, udara, dan laut.
Selesainya penyelenggaraan pertahanan negara, kata Prabowo, TNI harus selalu siap berperang.
Kondisi ini juga mengharuskan TNI untuk aktif menggelar latihan meski sangat berbahaya.
Selain itu, faktor lain yang menjadi tantangan pertahanan negara adalah mahalnya harga alat utama sistem senjata (Alutist).
Akibatnya, menurut Prabowo, para kepala negara selalu dihadapkan pada dilema antara mengutamakan pembangunan kesejahteraan masyarakat atau pembangunan pertahanan negara.
Untuk itu Presiden memerintahkan saya setahun yang lalu untuk bekerja sama dengan pimpinan TNI menyusun master plan, masterplan, selama 25 tahun yang akan memberikan kita kemampuan pertahanan total. Sekarang sedang kita selesaikan, kata. Prabowo
“Sekarang kita siapkan, kita perbaiki. Insya Allah 2-3 minggu ke depan akan kita selesaikan bersama Panglima TNI dan Kepala Staf dan akan kita serahkan ke Presiden,” ujarnya. Daftar nama korban kapal selam KRI Nanggala-402
Berikut daftar 53 nama penumpang & awak kapal selam Nanggala-402 yang hilang di Bali:
1. Letkol Laut (P) Heri Oktavianus
2. Mayor Marinir (P) Eco Firmant
3. Mayor Laut (T) Wisnu Subiyantoro.
4. Kapten Laut (E) Yohanes Heri
5. Nakhoda Laut (P) I Gede Kartika
6. Lettu (P) Muhadi
7. Lettu Laut (P) Ady Sonata
8. Lettu (P) Imam Adi
9. Lettu (T) Anang Sutriatno
10. Letnan Laut (E) Adhi Laxmon
11. Laut (P) Munawir
12. Marinir (T) Rhesa Tiga
13. Letnan Laut (T) Rintoni
14. Letnan Laut (P) M Susanto
15.Serka Bah Ruswanto
16. Sertu Bah Yoto Eki Setiawan
17. Sertu Ttu Ardi Ardiansyah
18.Sertu Kom Achmad Faisal
19. Sertu Kom Willy Ridwan Santoso
20. Sertu Eko M Rusdiyansyah
21.Sertu Eki Ryan Yogie Pratama
22. Sertu Mes Dedi Hari Susilo
23. Serda Bah Bambang Priyanto
24. Serda Kom Purwanto
25. Serda Kom Eko Prasetiyo
26. Serda Ttu Harmanto
27.Serda Ttu Lutfi Anang
28. Sersan Atf Dwi Nugroho
29.Serda Ede Pandu Yudha Kusuma
30.Serda Eta Misnari
31.Serda Saa Setyo Wawan
32. Serda Lis Hendro Purwoto
33.Serda Mes Guntur Ari Prasetyo
34.Serda Lis Diyut Subandriyo
35. Serda Lis Wawan Hermanto
36.Serda Lis Syahwi Mapala
37. Serda Lis Wahyu Adiyas
38. Serda Lis Edi Wibowo
39.Kopda Eta Kharisma D.B
40. Kopda Tlg Nugroho Membusuk
41.Kopda Mes Khoirul Faizin
42.Kopda Trb Maryono
43. Klik Roni Effendi Kecil
44. KLK Eta Distriyan Andy P
45. KLS Isy Raditaka Margiansyah
46.KLS Isy Gunadi Fajar R
47. KLS Nav Denny Richi Sambudi
48. KLS Mes Muh Faqihudin Munir
49. KLS Nav Edy Siswanto
50. Kolonel Marinir (P) Harry Setyawan (Bukan Kru)
51. Letkol Laut (E) Irfan Suri (Bukan ABK)
52. Mayor Marinir (E) Whilly (Non-kru)
53. Suheri – PNS (Bukan ABK)
(TRIBUNNEWS.COM/Ika Wahyuningsih)
Baca berita terkait di sini