KPU: Sekitar 13 Ribu Pemilih Pilkada Serentak 2024 Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi

Reporter Tribune News Abriza Fasih Afami punya laporan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menyebutkan sekitar 13.000 pemilih terkena dampak topan Gunung Lutobi Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hal ini menarik perhatian KPU dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) jelang pemilu gabungan Pilkada yang dijadwalkan pada 27 November 2024.

“Seperti kita ketahui, ada sekitar 37 TPS yang terdampak, 29 di antaranya merupakan pemilih pasti terdampak, yaitu sekitar 13.000 pemilih,” kata Ketua KPU Muhammad Afifuddin saat ditemui Kepala Biro Urusan Dalam Negeri KPU RI usai menghadiri rapat koordinasi. pertemuan. Kantor, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2024).

Afif mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk terus memberikan update persiapan jelang hari pilkada 2024.

Update tersebut antara lain jumlah pemilih yang pindah karena relokasi dan pemilih yang pindah secara mandiri.

Hal ini penting, kata dia, agar warga yang kehilangan informasi kependudukan dapat segera memperbaruinya dan menggunakan hak pilihnya.

Lebih lanjut, kata Afif, KPU akan menentukan skenario pilkada di Kabupaten Flores Timur dengan mengkaji informasi terkini yang diberikan pemerintah daerah.

Dijelaskannya, “Prinsipnya kami masih memantau, menunggu perkembangan situasi di kawasan. Kami menunggu situasi untuk mengumpulkan informasi sesuai laporan mitra kami, hingga 20 November di sana. Koordinasikan dengan teman-teman.”

Sebelumnya, aktivitas vulkanik Gunung Lutobi semakin meningkat pada Selasa malam (12/11/2024).

Hal ini menimbulkan kepanikan warga dan berujung pada eksodus massal.

Baru-baru ini, sejak Selasa malam, ratusan warga dari tiga desa di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT telah dipindahkan ke posko pengungsian.

Ketiga desa tersebut adalah Desa Haikung, Karanga, dan Timutawa.

“Proses evakuasi sedang berlangsung pagi ini dan situasi masih terkendali,” kata Humas Polsek Sika Ipada Yermi Solodele, Rabu.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur mencatat sebanyak 13.116 orang mengungsi hingga Selasa pukul 20.00 WIB.

“Tadi malam ada 13.116 pengungsi,” kata Hieronymus Lamavaran, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Cominfo) Flores Timur, seperti dikutip Kompas.com.

Meskipun sebagian besar warga dievakuasi, beberapa orang tetap tinggal di rumah untuk melindungi harta benda dan ternak mereka.

Mia Halla de Sikka, warga Desa Karing, Kecamatan Talibora, mengatakan masyarakat di desanya ketakutan.

Kepanikan tersebut dipicu oleh suara gaduh yang terdengar pada Selasa malam (11/11/2024).

Bahkan, runtuhnya Gunung Liutobi mengguncang rumah warga.

Dia berkata: “Ada suara keras tadi malam, rumah berguncang dan kami mendengarnya sampai pagi ini.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *