KPK Periksa Hasto Kristiyanto di Kasus Suap DJKA Kemenhub

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyidik ​​Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini memeriksa Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristianto sebagai saksi dalam dugaan suap Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Panggilan ke Hasto Kristiyanto ini dipindahkan dari sebelumnya Jumat 16 Juli 2024.

Revisi pukul 10.00 WIB, kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardika Sugiarto kepada wartawan, Selasa (20 Agustus 2024).

Hasto Kristiyanto sebelumnya mendatangi Gedung Merah Putih KPK pada Kamis, 15 Juli sebelumnya.

Dia meminta pemeriksaan sehari sebelumnya.

“Sesuai undangan saya, secara historis seharusnya saya diundang pada Jumat, 16 Agustus,” kata Hasto di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu (15/08/2024).

Namun pada tanggal 16 Agustus juga akan diadakan Pidato Kenegaraan Presiden, dan yang kedua, kami juga akan mengadakan diskusi bedah buku warna merah ajaran Soekarno di Museum Maltatuli, secara pribadi Pak Erlangga, Boni Triana dan Pak Rocky Gerung yang sudah direncanakan sejak dua minggu terakhir,” ujarnya.

Hasto mengatakan, pada Senin, 12 Agustus, ia mengirimkan surat ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang meminta dilakukan pemeriksaan hari ini. Sehari sebelum reorganisasi.

Namun hari ini, penyidik ​​KPK tampaknya tak mengusut Hasto karena sudah ditugaskan menangani kasus lain. Oleh karena itu diputuskan sidang Hasto digelar pada Selasa, 20 Agustus 2024.

“Tapi KPK jelas sangat sibuk, kami memahaminya sehingga akhirnya disepakati untuk diundur ke Selasa, 20 Agustus pukul 10 pagi,” kata Hasto.

Jadi nanti saya akan datang jujur ​​untuk memberikan informasi yang diperlukan, kata Hasto yang hanya berjarak 13 menit dari Gedung KPK.

Kepada wartawan, Hasto mengaku belum mengetahui keterlibatannya dalam kasus DJKA Kementerian Perhubungan.

“Saya juga belum tahu (hubungan saya dengan kasus DJKA), tapi menurut informasi Kawan Adi Darmo, dia adalah Kepala Sekretariat Kantor Jokowi-Kyai Ma’ruf Amin pemenang pemilu 2019. merupakan rumah ambisius menurut keterangan ketua tim kampanye “saat itu Operasi dilakukan secara gotong royong kemudian ada pihak yang membantu. Semuanya sudah teruji dan dipersiapkan dengan baik,” kata Hasto.

“Terus ternyata pembantunya belakangan jadi tersangka. Nah, di ponselku dia punya nomor teleponku yang dikirimkan kakak Adi Darmo, jadi aku dimintai keterangan. Aku siap datang.” dia menambahkan.

Hasto yang menjabat sebagai Sekretaris Tim Pemenangan Jokowi-Maruf Amin pada Pemilu 2019 mengaku tak banyak mengingat kejadian di masa lalu.

Namun, dia menyatakan akan membantu penyidik ​​KPK dalam pengusutan dugaan korupsi DJKA Kementerian Perhubungan dengan memberikan informasi yang benar.

– Sebagai sekretaris tim pemenangan Jokowi-Maruf Amin, saya ketemu banyak orang ya, satu per satu saya tidak ingat, karena dengan begitu seharusnya semangat yang menang, tapi semua investigasi saya tidak ada hubungannya. Pertanyaan ini, tapi saya di sini untuk memberikan informasi,” kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tahun anggaran 2018-2022. Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan 10 tersangka penerima suap pembangunan dan pemeliharaan kereta api.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diketahui telah menangkap puluhan orang dari Kementerian Perhubungan dan pihak swasta terkait kasus tersebut.

Terakhir, pada Kamis, 13 Juni 2024, Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap penyusun komitmen Institut Teknik Kereta Api Semarang (PPK BTP) Yofi Oktarisza.

Kasus tertangkapnya Yof merupakan buntut dari kasus suap DJKA yang melibatkan beberapa tersangka.

Beberapa di antaranya adalah pemilik perusahaan PT Istana Putra Agung Dion Renato Sugiarto, Direktur PPK BTP Semarang Bernard Hasibuan, dan BTP Semarang Putu Sumarjaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *