KPK Panggil Tersangka Kasus Korupsi APD Covid-19 Kemenkes yang Rugikan Negara Rp625 Miliar

Koresponden Tribunnews.com Elham Ryan Pratama melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa (25/6/2024) memanggil Direktur PT Parma Ahmad Tawfik.

Ahmed diduga korupsi pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) Covid-19 di Kementerian Kesehatan (CAMENCAS) tahun anggaran 2020-2022.

Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih K4 KPK atas nama Dirut Putra Mandiri PT Parma, kata Juru Bicara KPK Tessa Mahrdika Sugiarto dalam keterangannya, Selasa.

Selain Ahmed Tawfiq, penyidik ​​KPK juga memanggil seorang saksi bernama Siti Fatemeh Az Zahra selaku komisaris PT Permana pada tahun 2020.

Diberitahukan, Komite Pemberantasan Korupsi tengah mengusut kasus dugaan korupsi pengadaan APD Covid-19 di Kementerian Kesehatan tahun anggaran 2020-2022.

Sebanyak lima juta set APD dengan nilai proyek Rp 3,03 triliun dimusnahkan. Akibatnya, pemerintah merugi hingga Rp 625 miliar.

Berdasarkan sumber Tribunnews.com, pihak yang didakwa adalah Pejabat Pengikat Ikrar (PPK) Budi Silva, Ahmed Tawfiq, Manajer PT Parma Putra Mandri, dan Manajer Senior PT Energi Kita Indonesia (EKI), Setrio Wibowo.

Para tersangka dituduh memperkaya diri sendiri atau orang lain atau perusahaan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Lima orang dilarang bepergian ke luar negeri akibat penanganan kasus ini.

Mereka adalah Budi Silvana (PNS Kementerian Kesehatan), Setrio Wibowo (Swasta), Ahmed Tawfiq (Swasta), Isdar Yusuf (Advokat) dan Harmansia (PNS BNPB).

Dalam perkembangannya, Komisi Pemberantasan Korupsi menambah tiga orang dalam daftar pencegahan, yakni SLN sebagai dokter dan dua orang swasta berinisial ET dan AM.

Terkait pemberian APD untuk Covid-19, Pengadilan Negeri (Jaksel) (PN) Jakarta Selatan sudah tersangkut kasus wanprestasi.

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memenangkan perkara Mandri putra PT Parma terhadap ketiga terdakwa PPK Dr Bodi Silva MARS, Kementerian Kesehatan RI, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Keputusan itu diambil Ketua DPR Siti Hamida bersama anggota Majelis Juyamatu dan Agung Sotomo Toba pada Kamis, 22 Juni 2023.

Dalam putusannya, ketiga terdakwa diduga ingkar atau wanprestasi atas janji pembelian APD dari Mandiri anak PT Parma yang dipesan pada masa wabah Covid-19 di Indonesia.

Putra PT Parma, Mandiri, memenangkan kasus tersebut dan mendenda Kementerian Kesehatan dan BNPB lebih dari 300 miliar Rial.

Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang dilansir dalam laman PN Jakarta Selatan berbunyi: “Menyatakan terdakwa pertama, terdakwa kedua, dan terdakwa ketiga langgar atau wanprestasi.”

Dalam proses penyidikan yang masih berjalan, KPK telah menggeledah sejumlah lokasi di wilayah Jabodetabek dan Surabaya untuk menemukan bukti perbuatan para tersangka.

Lokasi yang dimaksud antara lain kantor BNPB, kantor Pusat Kedaruratan Kesehatan Kementerian Kesehatan, ruangan di kantor LKPP, dan kediaman pihak yang ditetapkan sebagai tersangka.

Tim penyidik ​​menemukan dan mengamankan barang bukti antara lain dokumen pengadaan, catatan transaksi keuangan, dan aliran uang ke berbagai pihak, termasuk dugaan transaksi pembelian aset keuangan berharga dari pihak yang ditetapkan sebagai tersangka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *