Laporan reporter Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sementara Nawawi Pomolango angkat bicara soal kepemimpinan yang belum dipenuhi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Nowawi mengatakan, organisasi masyarakat sipil (ormas) lebih mudah bertemu Jokowi dibandingkan pimpinan KPK.
“Saya bercanda dengan Alex (VPK Alexander Marwata, Red.), Saya kirimkan link beritanya. Pak Alex, banyak organisasi yang lebih mudah bertemu Presiden dibandingkan pimpinan KPK,” kata Nawawi saat jumpa pers konferensi di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Tiongkok (12/9/2024).
Diakui Nawawi, selama lima tahun memimpin KPK jilid V, Jokowi tidak pernah mengirimkan undangan.
“Terserah kamu apa maksudnya. “Presiden tidak mengundang,” katanya.
Diketahui, situasi jabatan Presiden Jokowi dan pimpinan KPK jilid V akan berakhir seluruhnya pada akhir tahun ini. Masa jabatan Jokowi sebagai Presiden RI periode 2019-2024 akan berakhir pada 20 Oktober 2024, sedangkan kepemimpinan Komite Pemberantasan Korupsi saat ini akan berakhir pada 20 Desember 2024.
Nawari mengungkapkan, pimpinan KPK sudah beberapa kali memintanya datang.
Namun hanya terdengar satu kali dan pembahasannya seputar Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) yang biasa digelar pada bulan Desember.
Bersamaan dengan acara ini, kami berharap bisa membicarakan semuanya dengan presiden di komisi antirasuah, kata Nawawi.
Begitu pula saat Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Johanis Tanak dilantik menggantikan Lili Pintauli Siregar.
“Setelah dilantik, kami menunggu dipanggil. TIDAK. “Yang dipanggil saat itu adalah dewan pengawas,” kata Nawawi.
Jadi, ke depan Nawawi berharap pemerintahan baru punya komitmen yang terbukti dalam memberantas korupsi, termasuk membangun ketertiban.
“Kami juga berharap mereka (pemerintahan baru, Red.) berkomitmen dengan apa yang mereka tunjukkan saat kita melakukan Paku Integritas,” kata Nawawi.