KPK Diminta Rampungkan Dugaan Korupsi BKKBI di Kabupaten Tulungagung

Laporan reporter Tribunnews.com Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dugaan kasus korupsi Bantuan Keuangan Khusus Infrastruktur (BKKBI) Kabupaten Tulungagung yang diduga melibatkan tiga mantan pemimpin Jawa Timur masih belum tuntas.

Memang, fakta persidangan jelas menunjukkan adanya arus kas ke mereka.

Namun hingga saat ini kasus tersebut belum terselesaikan.

Direktur Eksekutif Pemerintahan Anti Korupsi dan Diskriminasi Andar M. Situmorang mempertanyakan kelanjutan keterlibatan tiga besar di Jawa Timur.

“Dari fakta persidangan, JPU KPK menyatakan aliran dana ke GI sebesar Rp 2,5 miliar dan K Rp 2,5 miliar,” kata Andar kepada wartawan, Rabu (28/08/2024).

Gubernur Jawa Timur Soekarwo alias Pakde Karwo dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Pemprov Jatim, Budi Setiawan, pada Rabu (29/03/2023). ) di Pengadilan Tipikor Surabaya, banyak hal yang terungkap.

Sebagian besar mahar yang diterima Budi Setiawan diberikan kepada Soekarwo melalui Karsali dan Sugeng serta Bappeda.

Besarannya bervariasi, mulai dari Rp200 juta, Rp300 juta, Rp750 juta, Rp1 miliar, dan Rp1,5 miliar. Sedangkan aliran iuran Gus Ipul yang saat ini menjabat Wali Kota Pasuruan disalurkan melalui Adc Satria, Sugeng, dan Kaban.

Rata-rata jumlahnya Rp 1 miliar dan ada pula yang Rp 750 juta. Khusus dalam daftar bertajuk Pilkada Bappeda Jilid II disebutkan ada aliran ratusan juta hingga jutaan rupee ke Gus Ipula.

Misalnya pada 11 Juni 2013 ada aliran Rp 100 juta untuk Wagub untuk digunakan di Lembaga Survei Indonesia.

Di tanggal yang sama juga ada aliran dana dari Wagub sebesar Rp150 juta ke NNU Malang.

Kemudian pada 5 Juli 2013, ada aliran lagi ke wakil gubernur melalui wakil gubernur sendiri di kantor BPKAD sebesar Rp1,5 miliar.

Kemudian untuk wakil gubernur lagi melalui Adc Satria dan Sugeng di kantor Gubernur Rp1 miliar pada 10 Juli 2013. Sehari kemudian Wagub kembali menerima Rp 1 miliar melalui Adc Satria.

Sementara itu, Soekarwo dalam kesaksiannya mengatakan, dirinya baru mengetahui mahar BKKBI Pemprov Jatim sebesar 7,5 persen diberikan kepada pejabat Pemprov Jatim setelah Raja Muda Tulungagung, Syahri Mulyo, terjaring operasi (OTT). Pada tahun 2018 diperluas ke Budi Setiawan.

Saat ditanya JPU KPK apakah kuota BKKBI yang diberikan pejabat Pemkab Tulungagung kepada Budi Setiawan sampai ke Karsali, ajudan Pakde Karwo yang merupakan anggota Wantimpres RI mengaku tak mengetahuinya.

“Saya tidak pernah tahu dan Karsali tidak pernah memberitahu saya,” jelasnya.

Soal barang bukti KPK yang disita di Aula Bappeda Pemprov Jatim tertulis ada aliran uang, Pakde Karwo kembali membantah.

Buktinya, ada penerimaan uang hasil pilkada atau miliaran rupee dari Karsali. Terkait keterangan Pakde Karwo, Jaksa KPK Andy Bernard Desman Simanjunta menyatakan akan mempertimbangkannya.

“Pak Soekarwo tidak mengetahui catatan-catatan itu, akan dijadikan bahan pemikiran kita,” ujarnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *