Dilansir jurnalis Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kongres Perempuan Indonesia (Kowani) membangun masjid yang diprakarsai oleh perempuan.
Masjid ini akan diintegrasikan dengan berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan.
“Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga memiliki program yang menjunjung harkat dan martabat perempuan,” kata Dr. Giwo Rubianto Wiyogo, Ketua Umum Kewani, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5 Januari 2024).
Ia mengatakan, masjid bernama Wanitama di Yogyakarta ini akan digunakan sebagai sarana untuk mempromosikan pentingnya peran perempuan dalam masyarakat.
Masjid juga berfungsi sebagai wadah penyebaran ilmu pengetahuan tentang pencegahan kekerasan terhadap perempuan.
Masyarakat juga dapat menerima bantuan, konseling dan pemberdayaan perempuan dari Indonesian Women’s Centre.
Giwo menambahkan, masih banyak perempuan Indonesia yang belum memahami upaya konservasi dan hak-haknya.
Melalui masjid ini diharapkan perempuan mendapat pencerahan dan lebih sadar akan hak-hak dan upaya perlindungan yang ada pada dirinya.
“Ini sebuah momentum, apa yang dilakukan Kevan bukan sekedar teori, tapi action dan bisa membuahkan hasil nyata,” jelasnya.
Sebelumnya, Yayasan Hari Ibu (YHI)-Kovani menyelenggarakan acara peringatan Hari Katini di Balai Shinta, Yogyakarta, dengan mengusung tema “Semangat Katini: Budaya Bangga”.
Peringatan Hari Katini ditandai dengan peresmian Masjid Wani Tatama dan peluncuran buku terbitan Pusat Perempuan Indonesia YHI-Kowani berjudul “Potret Kekerasan Terhadap Perempuan Antara Politik dan Realitas: Bidang 》Perhatian》Seri Pertama.
Givo berharap pihaknya dapat terus menyediakan fasilitas atau tempat ibadah lainnya kepada seluruh masyarakat.
Selain itu, pembangunan kompleks YHI juga tidak lepas dari dukungan dan izin pemerintah, seluruh rencana dan kegiatan Kowani menjangkau hingga ke akar rumput.
YHI Kowani di Yogyakarta telah banyak berkembang dan berkontribusi terhadap kemajuan perempuan, khususnya perlindungan perempuan dari kekerasan melalui Indonesia Women’s Center (Pusat Pendidikan, Sosialisasi dan Pelatihan Perempuan).
“Kami berusaha untuk terus memenuhi misi yang diberikan para founding fathers,” jelas Wiendou.
Jiwo saat itu mengatakan, Kevani berharap Presiden periode 2024-2029 dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakhabumin Rakka bisa bersinergi untuk melanjutkan perjuangan gerakan perempuan.
Perjuangan gerakan perempuan Indonesia dimulai pada tahun 1928 di Ndalem Joyodipuran Yogyakarta dan berlanjut hingga saat ini.
“Kami yakin era kepemimpinan Pak Prabowo dan Pak Gibran Rakhabumin Raqqa sangat ditunggu-tunggu untuk kembali menyuntikkan semangat pemajuan, perlindungan dan pemberdayaan perempuan,” tutupnya.