Kowani Gelar Hari Kebaya Nasional Pertama 24 Juli di Istora, akan Dihadiri Jokowi & 7.000 Perempuan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kongres Wanita Indonesia (Kowani) akan menggelar Hari Kebaya nasional pertama tahun 2024 pada Rabu (24/7/2024) mendatang di Istora Senayan Jakarta.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berencana menghadiri Hari Kebaya nasional.

7.000 perempuan Indonesia akan berpartisipasi dalam program ini.

Presiden Kowani Giwo Rubianto mengatakan, “Melalui peringatan Hari Kebaya Nasional, perempuan Indonesia dan masyarakat akan terus bergotong royong melestarikan kebaya sebagai salah satu tradisi tradisional Tanah Air dengan menjadikannya salah satu kostum nasional.” Wiyogo, Kamis (20/6/2024) Saat mendengarkan staf Kompas di ruang Borobdür Menara Kompas.

Giwo didampingi Ketua Panitia Hari Kebaya Nasional, Prof Dr Masyitoh Chusnan; Heryana Hutabarat, ketua Kowani Awards, dan Joice Yasmin Ansory, kepala humas Kowani.

Festival Kebaya nasional pertama tahun 2024, Talkshow dan berbagai acara seperti Parade Kebaya, Fashion Show Kebaya, Kompetisi Kebaya, Pasar UMKM dan Seminar Empat Pilar juga akan diselenggarakan melalui Webinar.

Webinar Aku dan Kebaya dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2024, dan Talk Show dan Parade Kebaya dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2024.

Sedangkan kegiatan lainnya akan segera dilaksanakan hingga acara reuni di Istora Senayan Jakarta pada 24 Juli 2024.

7.000 perempuan Indonesia akan berpartisipasi dalam acara Hari Kebaya Nasional.

Pesertanya antara lain: 104 Organisasi Anggota KOWANI BKOW Tingkat Provinsi dan GOW Tingkat Kabupaten/Kota Perkumpulan dan Desainer Kebaya Anggota organisasi/perusahaan yang bergerak di bidang seni dan budaya Mitra Kowani tingkat nasional Mitra Kowani dari Pelajar/Pelajar Perempuan ASEAN Siswa

Juga akan ada acara di pasar UMKM yang mengusung tema ‘Lindungi Budaya Bersama Baya Bangga’.

“Acara ini dapat menunjukkan semangat perjuangan perempuan Indonesia dan nilai-nilai budaya bangsa sesuai Perpres Nomor 19 Tahun 2023 dan Hari Kebaya Nasional,” kata Giwo.

Peringatan Hari Kebaya Nasional bertujuan tidak hanya untuk mempromosikan dan menggaungkan kembali kebaya sebagai bagian dari sejarah perjuangan perempuan Indonesia, namun juga untuk menjadikan kebaya sebagai salah satu bentuk busana yang dapat dikenakan perempuan dalam berbagai acara tersendiri. Presiden Kowani Giwo Rubianto Wiyogo saat bertemu dengan pimpinan Kompas di Ruang Boobdür Menara Kompas, Kamis (20/6/2024). (Tribunnews.com/Dewi Agustina) Latar Belakang Hari Kebaya Nasional

Dalam pertemuan dengan jajaran Kompas, Giwo menjelaskan bagaimana Presiden Jokowi pertama kali menetapkan tanggal 24 Juli, yakni 4 Agustus 2023, sebagai hari Kebaya nasional.

Giwo mengatakan, penetapan Hari Kebaya Nasional mengacu pada Kongres Perempuan Indonesia X pada tahun 1950 yang dihadiri oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Ir.Soekarno.

Saat itu, seluruh peserta mengenakan kebaya, pakaian nasional wanita Indonesia.

Sejak pemerintah menetapkan Hari Kebaya Nasional, banyak hal yang perlu diperhatikan: Kebaya telah menjadi pakaian nasional dalam berbagai acara, baik nasional maupun internasional; Dalam Kongres Perempuan Indonesia X yang dihadiri oleh Presiden Soekarno dikatakan bahwa perubahan Indonesia tidak dapat terjadi tanpa partisipasi perempuan, dan semua perempuan yang menghadiri Kongres tersebut mengenakan kebaya; Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kebaya. CEO Kowani Giwo Rubianto Wiyogo mendapat peringatan dari Direktur Komunikasi Korporat Kompas Gramedia Glory Oyong, usai pertemuan dengan pegawai Kompas di Ruang Boobdür Menara Kompas, Kamis (20/6/2024). (Tribunnews.com/Dewi Agustina)

“Dengan ditetapkannya Perpres Nomor 19 Tahun 2023, diharapkan Hari Kebaya Nasional dapat mendukung upaya pemerintah dalam melestarikan dan menjaga kebaya sebagai aset budaya,” kata Giwo.

Menurut Giwo, Acara Kebanggaan Mengenakan Baya dan perayaan Hari Kebaya Nasional merupakan rencana strategis untuk melestarikan budaya lokal.

Pengembangan dan pelestarian kebaya tidak hanya memperkuat jati diri masyarakat, namun juga memperkuat secara ekonomi.

“Bagi seorang perempuan, menjadi kebaya bukan sekedar mengekspresikan diri melalui busana, tapi juga memiliki pemahaman yang lebih luas, mulai dari jati diri hingga menunjukkan rasa cinta tanah air,” kata Giwo.

Giwo pun mengajak perempuan Indonesia untuk mencintai kebaya sebagai pakaian wanita Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *