Jurnalis Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan menyatakan memiliki informasi intelijen mengenai rencana Korea Utara (Korut) untuk menyerang kedutaan besar Korea Selatan di beberapa negara seperti China, Asia Tenggara, dan Timur Tengah.
“Ada sejumlah indikasi Korea Utara bersiap melakukan serangan teroris terhadap pejabat diplomatik dan warga Korea Selatan,” jelas NIS seperti dikutip The Hindu.
“Saat ini, Korea Utara telah mengirimkan agen untuk memperluas pengawasan terhadap kedutaan besar Korea Selatan di negara-negara tersebut dan juga terlibat dalam aktivitas spesifik seperti mencari calon warga negara Korea Selatan yang menjadi target aksi teroris,” tambah NIS.
Sejak serangan itu muncul, pemerintah Korea Selatan telah meningkatkan tingkat kesiapan misi diplomatiknya di lima negara, antara lain Kamboja, Laos, Vietnam, Vladivostok di Rusia, dan Shenyang di Tiongkok.
Korea Selatan mencurigai rencana aksi teroris tersebut terkait dengan gelombang pengusiran elite Korea Utara yang tinggal di luar negeri sejak pandemi terjadi.
Sejak dimulainya Perang Dingin, Korea Utara telah dituduh melakukan beberapa serangan terhadap sasaran sipil, termasuk pemboman bandara Seoul dan maskapai penerbangan Korea Selatan pada tahun 1980an.
Serangan tersebut mendorong Amerika Serikat untuk memasukkan Korea Utara ke dalam daftar hitam terorisme.
Namun Washington menghapus Pyongyang dari daftar pada tahun 2008 untuk memfasilitasi pembicaraan mengenai penghentian program senjata nuklir Korea Utara.
Tidak lama setelah itu, Amerika Serikat kembali memasukkan Korea Utara ke dalam daftar negara sponsor terorisme pada tahun 2017, dengan alasan pembunuhan menggunakan racun saraf VX terhadap saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Jong-nam. Bandara di Malaysia.