TRIBUNNEWS.COM – Ketegangan di Semenanjung Korea berlanjut akhir pekan ini setelah Korea Utara kembali melakukan tindakan provokatif terhadap Korea Selatan.
Dikutip Tribunnews Yonhap, Jumat (31/5/2024), Korea Utara tercatat kembali melakukan serangan jamming GPS.
Militer Korea Selatan menyebut aksi provokatif tersebut merupakan tindakan berkelanjutan yang dilakukan Korea Utara selama tiga hari berturut-turut, sejak Rabu (29/5/2024) hingga Jumat ini.
Sementara itu, serangan dengan pengacakan atau jamming GPS telah dilakukan Korea Utara di perairan dekat pulau perbatasan barat laut Korea Selatan.
Militer Korea Selatan mendeteksi sinyal intrusi sekitar jam 8 pagi.
Hal ini ditunjukkan dengan serangkaian laporan gangguan GPS di sekitar pulau-pulau di sekitar garis batas utara Laut Kuning, yang secara de facto merupakan perbatasan barat antara kedua negara, kata pejabat militer Korea Selatan.
Meski dinilai memprihatinkan, upaya provokatif Korea Utara belakangan ini dinilai militer Korea Selatan tidak terlalu menghambat operasi militer saat ini.
Sehari sebelumnya, upaya serupa menyebabkan gangguan pada sistem navigasi kapal penangkap ikan dan kapal penumpang di kawasan tersebut.
Serangan gangguan GPS ini merupakan bagian dari serangkaian aksi provokatif yang dilakukan Korea Utara pada pekan ini.
Sebelumnya, militer Korea Selatan mendeteksi 18 peluncuran rudal balistik ganda ke Laut Timur dari Korea Selatan pada Kamis (30/5/2024).
Tak hanya melakukan tindakan provokatif dengan meluncurkan rudal, Korea Utara juga mengirimkan ratusan balon yang membawa sampah dan kotoran ke Korea Selatan.
Korea Utara sendiri berdalih bahwa tindakan tersebut merupakan respons terhadap selebaran anti-Pyongyang yang dikirimkan aktivis Korea Selatan di wilayah perbatasannya. Korea Utara mengirimkan balon berisi kotoran ke Korea Selatan
Selain serangan gangguan GPS, Korea Utara juga menjadi sorotan pekan ini karena meluncurkan serangkaian balon berisi sampah dan kotoran ke wilayah Korea Selatan.
Informasi tersebut dibenarkan oleh Kim Yo Jong, adik perempuan Kim Jong Un, pada Rabu (29/5/2024).
Kim Yo Jong, 36, mengatakan balon-balon itu dikirim sebagai tanggapan atas ancaman terhadap negaranya.
Baru-baru ini, aktivis Korea Selatan yang membelot dari Korea Utara juga menyebarkan selebaran propaganda anti Korea Utara di wilayah Korea Utara dengan menggunakan balon.
Berdasarkan laporan Associated Press, pada Selasa malam (28/5/2024), sekitar 260 balon yang diluncurkan Korea Utara mendarat di berbagai lokasi di Korea Selatan.
Namun, tidak ada ancaman nyata yang terjadi.
Pihak militer mengatakan, hasil penyelidikan awal menunjukkan bahwa puing-puing yang menempel pada balon tersebut tidak mengandung bahan berbahaya seperti bahan kimia, biologi, atau radioaktivitas.
Selain itu, tidak ada laporan kerusakan di Korea Selatan.
(Tribunnews.com/Bobby/Tiara)