Korban Tewas Tembus 40.000, Pejabat PBB: Warga Gaza bak Sedang Menunggu Maut

Tribune News Service.com – Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Lewis Wateridge mengatakan warga Palestina di Jalur Gaza “menunggu kematian.”

“Rasanya seperti orang-orang menunggu kematian. “Kematian sepertinya menjadi satu-satunya hal yang pasti dalam situasi ini,” kata Wateridge seperti dikutip France24, Selasa (20/8/2024).

Waterridge, juru bicara badan PBB yang menangani pengungsi Palestina, UNRWA, telah berada di Gaza selama dua minggu.

Di sana, perempuan tersebut menyaksikan krisis kemanusiaan, ketakutan akan kematian, dan penyebaran penyakit di tengah kengerian perang.

“Tidak ada tempat di Jalur Gaza yang aman, sama sekali tidak ada tempat. “Ini sangat menyedihkan,” katanya. Pejabat PBB Louis Wateridge mengatakan warga Gaza seolah-olah sedang menunggu kematian. (Tangkapan layar video AFP)

Perang di Gaza telah berlangsung selama 11 bulan. Pasukan Israel terus menyerang Gaza melalui darat, laut, dan udara.

Wateridge mengatakan krisis kemanusiaan di Palestina semakin memburuk. Jutaan orang di Gaza telah mengungsi. Mereka kehabisan persediaan makanan dan air bersih.

“Kita menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal wabah penyakit dan sanitasi. “Sebagian besar disebabkan oleh pengepungan Israel di Jalur Gaza,” katanya.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 40.173 warga Gaza tewas akibat serangan Israel.

Menurut Kantor Hak Asasi Manusia PBB, sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

Saat ini terdapat ribuan warga Gaza yang mengungsi di gedung sekolah. Namun, sekolah kerap menjadi sasaran serangan Israel.

Militer Israel mengklaim gedung sekolah tersebut digunakan sebagai pusat komando Hamas. Namun Hamas menolak klaim tersebut.

“Bahkan gedung sekolah bukan lagi tempat yang aman,” kata Wateridge.

“Rasanya kita hanya berjarak beberapa blok saja dari garis depan.”

Wateridge mengatakan warga Gaza sudah lelah dipaksa berpindah dari satu tempat ke tempat lain oleh Israel.

“Mereka merasa seperti sedang diikuti dalam lingkaran.”

Banyak warga Gaza yang enggan mengevakuasi keluarganya saat diwawancarai AFP.

Dia mengkritik perintah evakuasi Israel, termasuk peta evakuasi dari pesawat, karena tidak jelas.

Masalah komunikasi masih terjadi di Gaza, tanpa akses internet dan listrik.

Menurut Wateridge, warga Gaza melihat tikus, kalajengking, dan kecoa di mana-mana.

“Serangga menyebarkan penyakit dari satu tempat penampungan ke tempat penampungan lainnya.”

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pekan lalu bahwa Gaza telah melaporkan kasus polio pertamanya dalam 25 tahun.

Wateridge mengatakan PBB sedang menunggu izin dari Israel untuk masuk ke kamp pengungsi untuk memvaksinasi anak-anak.

Terkait gencatan senjata, Watrigade mengatakan, masyarakat Ghazni selalu berharap gencatan senjata bisa terwujud. Pada dasarnya, mereka mengikuti informasi percakapan.

(Berita Tribun/Februari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *