TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ilyas Abdurrahman (48) pemilik mobil tewas dalam penembakan di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak, Desa Pabuaran, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (2/1) / 2025).
Dalam tragedi tersebut, korban lainnya, Ramli (59), mengalami luka tembak di bagian tangan.
Ramli ikut mengejar mobil sewaan curian itu pada Kamis (1/2/2025) dini hari.
Kondisi Ramla cukup parah akibat luka tembak di lengan hingga perut.
Ramli pun dibawa ke RSUD Balaraja untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Ayahnya menelepon kami dan mengatakan bahwa dia tertembak dan sudah berada di rumah sakit di Balaraja, kata istri Ramli, Anita, saat dikonfirmasi melalui telepon, Sabtu (1/4/2025). Ditolak oleh rumah sakit
Mendengar kabar tersebut, Anita dan anak-anaknya langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Balaraja untuk menemui Ramli.
Sesampainya di sana, Anita diberitahu pihak rumah sakit tidak bisa memberikan perawatan intensif.
Oleh karena itu, Ramla sebaiknya segera dirujuk ke puskesmas yang memiliki peralatan lebih canggih.
Keluarga pun kebingungan karena Ramli ditolak sejumlah rumah sakit.
Bahkan, Ramli yang menjadi korban tindak pidana tidak diterima di RS Nasional.
Saat itu, RS Nasional mengaku penuh sehingga tidak bisa menerima pasien baru.
“RS Balaraja tidak mampu sehingga harus merujuk ke RS yang peralatannya lebih canggih. Saat itu RS Polri penuh, RS lain juga,” ujarnya.
Beruntung saat itu Ramli langsung dirawat di RS Cipto Mangunkusuma sebagai RSCM.
Sesampainya di rumah sakit kawasan Senen, Jakarta Pusat, Ramli langsung mendapat perawatan intensif dari para dokter.
“Sesampainya di sini, kami langsung dirawat, langsung ke ruang operasi,” ujarnya. Kondisinya sudah membaik
Setelah menjalani perawatan intensif, Ramli berhasil lolos dari masa kritis.
Saat ini Ramli masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
“Untuk saat ini alhamdulillah kondisinya lebih baik dari kemarin.” Karena kemarin pendarahannya dan tadi malam parah, tapi sekarang sudah membaik,” kata Afrizal (22), putra Ramla, saat hadir di RSCM, Jumat (3/1/2025).
Afrizal mengatakan, dalam peristiwa tragis yang terjadi pada Kamis (2/1/2025), sang ayah mengalami luka tembak di bagian lengan hingga menembus perut.
Lukanya sampai ke lengan, sampai ke perut, dan mengenai liver, ujarnya. Ramli, rekan Ilyas
Afrizal menjelaskan, hubungan ayahnya dengan Ilyas Abdurrahman cukup dekat karena mereka satu komunitas dengan pengusaha rental mobil.
Kamis dini hari pukul 03.00 WIB, Ramli ditelepon korban yang memintanya melacak mobil sewaan yang dibawa penyewa.
“Pukul tiga pagi, rekan saya di organisasi menelepon ayah saya dan mengatakan bahwa salah satu mobil disalahgunakan, ayah saya diundang dan dia ikut,” kata Afrizal.
Afrizal menuturkan, ayahnya yang seorang pengusaha rental mobil kerap terlibat dalam kegiatan tersebut.
“Biasanya aku suka ikut juga, tapi malamnya ayah sedang pergi,” ujarnya. Keluarga korban meminta perlindungan LPSK
Keluarga Ramli (59) yang selamat dari penembakan terhadap pengelola rental di rest area KM 45 Tangerang meminta perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Hal itu diungkapkan Anita, istri Ramla, yang mengatakan pihak keluarga kini mencari perlindungan.
“Sekarang kami sedang memproses (permohonan ke LPSK) untuk meminta bantuan. Insya Allah ada hasilnya,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui telepon, Sabtu (4/1/2025).
Anita pun berharap LPSK menerima permintaan perlindungan Ramla agar biaya pengobatan suaminya bisa ditanggung pemerintah.
Pasalnya, pihak keluarga masih membiayai pengobatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
“Pendanaan kami berasal dari keluarga, hanya pihak rumah sakit yang mengusulkan untuk mengurusnya bersama LPSK,” ujarnya.
Rencananya, permohonan perlindungan akan diajukan pihak keluarga pada Senin (6/1/2025).
“Anak saya sekarang sedang mengurus surat-surat untuk berangkat ke LPSK Senin depan,” kata Anita.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Korban Penembakan Bos Rental di Rest Area Tangerang Ingin Minta Perlindungan LPSK