TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, nyaris menjadi korban pembunuhan di Pennsylvania pada Minggu (14/7/2024).
Peristiwa ini menimbulkan banyak pertanyaan karena bisa saja terjadi dalam pengamanan ketat Secret Service, unit elite Amerika serupa Paspampres di Indonesia.
Beberapa sumber menyebutkan penembak Trump hanya berjarak 150 meter dari mantan presiden AS tersebut.
Jika Anda melindungi presiden atau calon presiden AS, jarak ini harusnya steril.
Termasuk tim kontra penembak jitu yang dikerahkan di sejumlah gedung, mereka gagal mendeteksi dan menghentikan penembak sebelum dia menyerang Trump.
Beberapa jam setelah kejadian, Secret Service merilis pernyataan resmi di media sosial X.
Mereka memastikan Donald Trump selamat setelah beberapa tembakan dilepaskan ke arah kampanye calon presiden dari Partai Republik di Pennsylvania.
“Dinas Rahasia telah menerapkan langkah-langkah perlindungan dan mantan presiden selamat,” kata juru bicara Dinas Rahasia kepada X.
“Saat ini sedang diselidiki secara aktif oleh Dinas Rahasia dan informasi lebih lanjut akan dirilis setelah tersedia,” tulis mereka. Dinas Rahasia, Paspor Amerika Serikat
Secret Service bisa dibilang adalah salah satu lembaga penegak hukum federal tertua di Amerika Serikat.
Awalnya, unit ini dibentuk pada tahun 1865 untuk membasmi pemalsuan yang tidak biasa guna menstabilkan sistem keuangan Amerika yang baru.
Pada akhir perang saudara, hampir sepertiga dari seluruh uang kertas yang beredar adalah uang palsu. Akibatnya, stabilitas keuangan negara terancam.
Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Rahasia didirikan pada tahun 1865 sebagai kantor di Kementerian Keuangan untuk memerangi pemalsuan yang meluas.
Unit ini resmi dikerahkan untuk melindungi Presiden AS sepenuhnya setelah pembunuhan Presiden William McKinley pada tahun 1901.
Seiring waktu, misi perlindungan telah diperluas melalui perubahan legislatif, keputusan presiden, pedoman keamanan dalam negeri, dan berbagai perintah eksekutif.
Kemudian, mulai tahun 1970, Secret Service juga bertugas melindungi kompleks Gedung Putih dan Observatorium Angkatan Laut.
Dinas Rahasia juga bertanggung jawab melindungi kedutaan dan konsulat asing di dalam dan sekitar wilayah Washington DC.
Dikutip Kompas, pada tahun 1998 pemerintah AS mengeluarkan keputusan presiden yang menginstruksikan perluasan tugas Dinas Rahasia.
Arahan tersebut menunjuk Dinas Rahasia sebagai badan federal utama yang mengoordinasikan pengembangan dan implementasi rencana keamanan untuk Peristiwa Keamanan Khusus Nasional (NSSE).
Sejak saat itu, Dinas Rahasia telah diberi sejumlah tugas, termasuk: Keamanan konvensi partai politik besar Pelantikan presiden Pertemuan puncak para pemimpin dunia Pertemuan organisasi internasional seperti Majelis Umum PBB
Dinas rahasia juga dikenal sebagai tameng kehidupan presiden Amerika.
Agen dinas rahasia dilatih untuk melindungi presiden, bahkan harus bersiap menembakkan peluru ke orang nomor satu di Amerika Serikat.
Fakta yang menarik adalah bahwa dalam 149 tahun “pelayanan” hanya satu anggota dinas rahasia yang tewas saat melindungi presiden.
Peristiwa ini terjadi pada 1 November 1950, ketika dua warga Puerto Rico masuk ke kediaman Presiden Harry Truman.
Agen Leslie Coffelt ditembak tiga kali di bagian dada dan perut.
Fakta menarik lainnya adalah dinas rahasia dikenal sebagai unit paling setia.
FBI, Badan Intelijen AS, CIA, dan Badan Keamanan Nasional NSA disebut-sebut kerap disusupi oleh agen mata-mata asing, terutama dari Uni Soviet.
Namun, tidak pernah ada satu pun agen intelijen yang menjadi mata-mata asing, yakni tidak mengkhianati siapa pun.
Kronologi kejadian
Serangan ini terjadi saat Donald Trump sedang berpidato di hadapan massa pendukungnya.
Tiba-tiba terdengar ledakan keras dan Donald Trump yang mengenakan topi merah terjatuh ke lantai panggung. Agen Dinas Rahasia tiba-tiba melompat ke atas panggung untuk mencari jenazah Donald Trump yang tengkurap.
Enam anggota pengawal presiden terlihat melindungi Donald Trump dan membawanya turun dari panggung.
Darah juga terlihat keluar dari pipi kanan dan telinga Donald Trump.
Meski tertembak, Donald Trump terlihat berteriak saat meninggalkan panggung di bawah pengawalan ketat Dinas Rahasia dan kemudian masuk ke dalam mobil.
Lokasi acara Partai Republik dibubarkan dan ditinggalkan oleh peserta kampanye.
Kursi-kursi terlihat berjatuhan dan pita polisi berwarna kuning di sekeliling panggung.
Sebuah helikopter terbang di atasnya dan petugas berjalan melewati area tersebut, video tersebut menunjukkan.
Petugas penegak hukum, baik dari Dinas Rahasia maupun otoritas federal bersenjata, juga terlihat di atap dekat panggung tempat Trump berdiri.
Biden segera berbelok ke kanan
Presiden Biden diperkirakan akan kembali ke Gedung Putih pada Sabtu malam setelah serangan baru-baru ini terhadap mantan Presiden Trump.
Presiden saat ini melakukan perjalanan dari Delaware. Dia meninggalkan sebuah gereja di Pantai Rehoboth ketika dia mengetahui penembakan itu.
“Presiden akan meninggalkan Pantai Rehoboth, Delaware, menuju Pangkalan Angkatan Udara Dover,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan. “Kemudian Presiden akan meninggalkan Pangkalan Angkatan Udara Dover dalam perjalanan ke Pangkalan Gabungan Andrews…Nantinya, Presiden akan meninggalkan Pangkalan Gabungan Andrews dalam perjalanan menuju Gedung Putih.”
Gedung Putih juga mengatakan Biden berbicara dengan Trump melalui telepon, namun tidak ada rincian yang dilaporkan. Menurut Associated Press, Biden dijadwalkan bertemu dengan penegak hukum dan pejabat keamanan dalam negeri pada hari Minggu.