Laporan Laporan TribunNews.com, M Alivio Mubarak Junior
Tribunnews.com, Jakarta – Tikok mengumumkan kebijakan baru yang sempit dalam hal mempertahankan aturan keamanan pada platformnya.
Akun yang terbukti berulang kali terbukti bahwa mereka melanggar peraturan sosial sekarang berisiko dihapus secara permanen.
Langkah ini telah diambil untuk membuat ekosistem digital yang aman bagi pengguna.
Anggini Setiawan, Kepala Komunikasi Tikok Indonesia, mengatakan bahwa politik adalah bagian dari upaya Tiktok untuk menghilangkan bahan -bahan berbahaya, informasi kesalahan dan melanggar kegiatan yang melanggar standar masyarakat.
“Kami berkomitmen untuk menciptakan ruang digital yang aman dan positif untuk semua pengguna,” kata Anggini di wilayah Gambir, Jakarta Tengah, Kamis (2/13/2025).
“Dengan kebijakan baru ini, sebuah akun yang melanggar aturan tidak akan diberi toleransi lagi dan dapat dihapus secara permanen,” lanjutnya.
Selain mengencangkan aturan, Tiktok juga meningkatkan sistem moderasi untuk kontennya dengan mesin yang lebih canggih.
Teknologi ini memungkinkan platform untuk mendeteksi pelanggaran lebih cepat dan akurat, yang mengarah pada ledakan dalam proses menghilangkan materi yang dianggap berbahaya atau melanggar kebijakan masyarakat.
Tikok telah melakukan untuk memperingatkan pengguna untuk lebih transparan, yang dianggap melanggar aturan sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.
Dia mengatakan: “Pengguna akan menerima informasi tentang pelanggaran mereka serta hasil yang dapat diperoleh jika mereka terus melanggar peraturan sosial,” katanya.
Namun demikian, kebijakan baru ini menerima berbagai reaksi dari pengguna dan pakar di media sosial.
Beberapa pihak mendukung tahapan di Tiktok untuk memperketat aturan untuk menciptakan lingkungan digital yang aman.
Namun, ada juga kekhawatiran bahwa kebijakan ini dapat memengaruhi kebebasan berekspresi di atas panggung.
Banyak pencipta material mengusulkan bahwa aturan sempit ini memiliki kemampuan untuk mencegah kebebasan berekspresi, terutama jika sistem moderasi masih memiliki kemampuan untuk pelanggaran yang salah.
Namun, Tiktok mengatakan bahwa tujuan kebijakan ini adalah untuk melindungi pengguna dari konten yang tidak pantas dan berbahaya.