Konsumsi Jajanan Berlebihan Picu Penyakit Tidak Menular pada Anak

Laporan jurnalis Tribunnews.com Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Olahan makanan ringan seperti makanan ringan dan aneka minuman manis merupakan produk yang lazim dikonsumsi anak-anak saat ini. 

Gaya konsumsi jajanan dan minuman manis dinilai menjadi penyebab terjadinya penyakit tidak menular (PTM) pada anak, seperti obesitas dan gagal ginjal.

Dokter Spesialis Anak dr William Cheng, Sp.A mengatakan, makanan jajanan yang juga termasuk dalam kategori makanan ultra-olahan perlu dikontrol agar anak tidak mengonsumsinya secara berlebihan.

“Karena produk tersebut tinggi kalori dan lemak serta biasanya rendah protein,” kata William dalam keterangannya, Senin (21/10/2024).

Dikatakannya, anak pada masa pertumbuhan hendaknya mendapat asupan gizi yang lebih banyak dan gizi makro serta mikronutrien harus tercukupi secara bersamaan agar tumbuh kembang anak lebih baik.

“Harusnya mengandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap. Makro adalah besi besar. Ada tiga, karbohidrat, lemak, dan protein. “Mikronutrien mengandung vitamin dan mineral sehingga harus lengkap,” kata dr William.

Ia mengatakan salah satu penyakit tidak menular yang sedang naik daun adalah diabetes.

Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kejadian diabetes tipe 1 pada anak usia 12 hingga 18 tahun meningkat hingga 70 persen antara tahun 2010 hingga 2023.

Sementara itu, diabetes tipe 2 yang biasanya berhubungan dengan gaya hidup juga meningkat. Hal ini menegaskan bahwa ada faktor lingkungan yang menyebabkan peningkatan diabetes pada anak. 

Artinya ada faktor lingkungan di sana, kata William.

Ia juga mengatakan perlunya lebih banyak regulasi dan pengawasan dari pemerintah.

Salah satu hal yang perlu diterapkan adalah informasi pada label kemasan untuk menunjukkan tingkat gizi produk.

“Akan lebih baik diatur juga (pelabelan produk), di sini kita bicara gula dan garam. Di negara lain ada labelnya, ada gradasinya, jadi orang sudah tahu. “Sayangnya Indonesia tidak,” kata William. 

Pengamat kebijakan publik, Muhammad Gumarang menilai perlu adanya regulasi terhadap jajanan karena saat ini belum ada regulasi yang bisa mengendalikan konsumsi jajanan tersebut.

“Saya kira harus ada aturan ketat untuk mengendalikan jajanan ini. “Saat ini belum ada peraturan yang mengaturnya,” kata Gumarang. (Eko Sutriyanto)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *