Konglomerat Ray Dalio Sebut Indonesia Punya Potensi Besar Jadi Kekuatan Baru di Dunia

TRIBUNNEVS.COM, JAKARTA – Indonesia mempunyai potensi besar untuk terus berkembang menjadi kekuatan baru di dunia.

Kunci utamanya adalah meningkatkan produktivitas bangsa, dan salah satu cara untuk memanfaatkannya adalah dengan berinvestasi di sektor pendidikan.

Hal tersebut diungkapkan investor kawakan dan pendiri Bridgewater Associates Ray Dalio dalam wawancara eksklusif dengan Katadata jelang Indonesia Africa Forum Kedua di Nusa Dua, Bali.

Presiden terpilih Indonesia berada di negara yang memiliki potensi besar. Dalam hal pembentukan modal dan pendidikan, dll. “Dia punya uang dan kemauan untuk berinvestasi dengan baik, untuk meningkatkan produktivitas dalam banyak hal,” kata Ray.

Ray menambahkan, Indonesia bisa belajar dari apa yang dilakukan Deng Xiaoping di Tiongkok pada tahun 1980-an.

Pada masa ini, Deng menerapkan kebijakan dan reformasi pintu terbuka.

Kedua hal tersebut juga dapat menghasilkan modal dan ide-ide baru dan modal tersebut dapat digunakan untuk investasi di bidang pendidikan.

“Jadi ini merupakan kombinasi dari berada pada kurva pertumbuhan di mana Anda memiliki modal internal yang cukup untuk dapat berinvestasi dengan baik dan meningkatkan produktivitas,” kata Ray.

Menurut Ray, orang terkaya ke-124 di dunia, Indonesia bisa menciptakan kawasan ekonomi khusus yang bisa menjadi laboratorium eksperimen reformasi dan pembangunan ekonomi.

Reformasi ini mencakup perubahan sistem hukum dan kebijakan ekonomi untuk menarik investasi dan meningkatkan produktivitas.

“Tentu saja, tantangan yang lebih besar adalah mereformasi sebuah negara secara keseluruhan, seperti yang dilakukan Deng Xiaoping di Tiongkok dan Narendra Modi di India.” Dan tentu saja, setiap negara yang sukses bermuara pada dua hal ini, yaitu reformasi dan meritokrasi. Anda mendatangkan pengetahuan asing dan bakat asing serta modal asing dan berinvestasi dalam reformasi tersebut,” jelas Ray.

Menurut Ray, presiden baru harus mampu menciptakan lingkungan yang memungkinkan produktivitas.

“Jadi harus punya produktivitas yang luas. “Jika Anda tidak memiliki produktivitas berbasis luas, Anda akan mengalami terlalu banyak ketimpangan kekayaan dan ketimpangan kesempatan, dan hal ini akan menciptakan masalah,” kata Ray.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *