Konflik Iran-Israel Diprediksi Terus Kerek Harga Minyak Hingga Tembus 89 Dolar AS Per Barel

Laporan reporter Tribunnews.com Dennis Destriavan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Konflik yang terjadi antara Iran dan Israel pada pekan ini menjadi salah satu faktor utama pendorong harga minyak mentah belakangan ini.

Konflik antara kedua negara dapat menyebabkan ketidakstabilan regional, yang dapat berdampak serius terhadap pasar minyak global.

“Setelah serangan terhadap Israel, diperkirakan Israel akan membalas. Hal ini dapat meningkatkan ketegangan regional dan berdampak pada kenaikan harga minyak,” kata Andrew Fischer, analis Deu Calion Futures (DCFX).

Meskipun ketegangan mengenai kemungkinan perang antara Iran dan Israel masih mereda, ia menganalisis bahwa prospek barang-barang kering dalam beberapa bulan mendatang juga mempengaruhi kenaikan harga minyak.

Harga minyak menguat tajam setelah melemah pada awal perdagangan Kamis (25/4) pukul 11.48 WIB, dengan minyak mentah WTI kontrak Juni 2024 di NYMEX naik 0,14 persen menjadi US$82,93 per barel dari level kemarin US$82,81. AS per barel

Menurut Fischer, harga minyak saat ini kemungkinan akan naik dengan kemungkinan mencapai USD 89 dalam beberapa hari ke depan.

Prediksi ini didasarkan pada berbagai faktor, termasuk kemungkinan konflik antara Israel dan Iran, ujarnya, China (25/4/2024).

Selain konflik di Timur Tengah, Fishcer juga melihat dampak konflik domestik AS terhadap harga minyak. Konflik dengan Texas yang belum terselesaikan diperkirakan akan mempengaruhi harga minyak. Ketidakstabilan produksi minyak dalam negeri dapat meningkatkan harga.

Harga minyak naik dari level terendah dalam lebih dari tiga minggu pada hari Senin, terangkat oleh ekspektasi berkurangnya pasokan dalam beberapa bulan mendatang.

Bahkan ketika ketegangan mulai mereda dalam perang Iran-Israel, investor masih mengambil risiko dari harga minyak.

Minyak mentah berjangka Brent naik 0,4 persen menjadi $87,39 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate naik 0,5 persen menjadi $82,32 per barel.

Para pedagang mempertimbangkan risiko kemungkinan perang antara Iran dan Israel, namun harapan akan penyelesaian damai mulai menguat, memberikan prospek yang kuat bagi pasar minyak.

Kesimpulannya, harga minyak diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa hari mendatang, didukung oleh faktor-faktor seperti konflik politik di Timur Tengah dan perselisihan sipil di Amerika Serikat.

Meskipun terdapat tanda-tanda stabilitas dalam beberapa aspek, pasar minyak masih berfluktuasi dan mungkin akan mengalami volatilitas yang signifikan dalam waktu dekat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *