Laporan reporter Tribunnews.com, Aysia Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebagian besar konflik di Lebanon menimpa petugas kesehatan.
Informasi Administrasi Jaminan Sosial (SSA) menunjukkan bahwa perang di Lebanon menewaskan 226 pekerja medis dan pasien di Lebanon.
Setelah 7 Oktober 2023 hingga 18 November 2024, sebanyak 199 orang mengalami luka-luka.
Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia atau situs WHO, hingga 7 Oktober 2023, tercatat 47 persen serangan terhadap obat-obatan.
Persentase ini lebih besar dibandingkan perang yang terjadi di seluruh dunia saat ini.
Hampir setengah dari serangan kesehatan mengakibatkan kematian seorang petugas kesehatan.
Padahal, layanan kesehatan sipil mempunyai perlindungan khusus.
“Angka-angka ini menunjukkan gambaran lain yang sangat mengkhawatirkan. Perwakilan WHO di Lebanon, Dr. Abdinasser Abubakar, mengatakan pada Jumat (22/11/2024): “Memaksa warga untuk menerima perawatan yang menyelamatkan nyawa, dengan menargetkan penyedia medis, adalah pelanggaran hukum kemanusiaan.”
Hukumnya, kata dokter. Abdinasir melarang penggunaan fasilitas kesehatan untuk keperluan militer.
Hukum humaniter internasional menyatakan bahwa tenaga medis dan fasilitas kesehatan harus selalu dilindungi dari konflik bersenjata dan tidak boleh diserang.
Fasilitas kesehatan tidak boleh digunakan untuk keperluan militer.
Dia harus bertanggung jawab atas penyalahgunaan institusi medis.
Direktur regional WHO untuk Mediterania Timur Dr. Hanan Balkhi.
Sebagian besar kasus di Lebanon menimpa petugas kesehatan
Mayoritas (68 persen kasus) di Lebanon yang dicatat oleh SSA melibatkan petugas kesehatan.
Situasi ini menjadi pola yang berulang dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di Gaza tahun lalu.
Di Lebanon, sekitar 63 persen terdampak oleh transportasi medis dan 26 persen oleh fasilitas medis.
Selain itu, 1 dari 10 rumah sakit di Lebanon terkena dampak langsung.
Semakin besar dampak yang ditimbulkan oleh pekerja kesehatan, semakin baik pula kemampuan suatu negara untuk pulih dari krisis dan menyediakan layanan kesehatan pasca konflik.
Saat ini, sistem layanan kesehatan di negara tersebut berada di bawah tekanan berat.
15 dari 153 rumah sakit sudah tidak berfungsi lagi atau sebagian.
Misalnya, Nabatieh, yang merupakan salah satu dari 8 provinsi di Lebanon, telah kehilangan 40 persen tempat tidur rumah sakitnya.
Sepanjang tahun ini, mulai 1 Januari 2024 hingga 18 November 2024, tercatat 1.246 serangan kesehatan di seluruh dunia.
Ribuan serangan ini terjadi di 13 negara atau wilayah, menewaskan 730 pekerja dan pasien serta melukai 1.255 orang.