Kondisi IDF Disebut Memprihatinkan selama Perang Gaza: Lebih Buruk dari Perang Arab-Israel 1948

TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Negara Israel (IDF) dikabarkan dalam kondisi yang buruk usai melalui perang di Gaza, Palestina.

Media Israel “Yedyot Ahronoth” menyebutkan bahwa kondisi IDF bahkan lebih buruk dibandingkan saat perang Arab-Israel tahun 1948.

Media tersebut mengutip informasi dari ayah seorang tentara IDF dari Brigade elit Nahal.

Anak tersebut saat ini terlibat dalam operasi yang sedang berlangsung di Rafah, Gaza selatan.

Ia menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi IDF.

“Dalam sejarah perang Israel, situasi seperti ini belum pernah terjadi, bahkan pada tahun 1948, ketika tentara Israel bertempur dalam kondisi yang tidak menguntungkan sepuluh bulan setelah masuk,” ujarnya.

Dalam perkembangan serupa, surat kabar tersebut juga melaporkan bahwa tentara IDF yang ditempatkan di Dataran Tinggi Golan bagian utara tiba-tiba diberitahu bahwa tugas mereka akan diperpanjang selama empat bulan.

Padahal mereka dijadwalkan menyelesaikan tugasnya pada September 2024. 10.000 IDF tewas, terluka dan bahkan hilang setelah perang di Gaza

Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth mengungkapkan, puluhan ribu tentara Israel (IDF) tewas dan terluka selama perang di Gaza.

Laporan yang dipublikasikan pada Minggu (4/8/2024) menyebutkan jumlah tentara yang tewas tidak kurang dari 10.000 tentara.

Tercatat puluhan ribu tentara IDF tewas dan terluka, bahkan dinyatakan tewas, dalam pertempuran berbulan-bulan di Jalur Gaza.

Surat kabar tersebut juga mengungkapkan bahwa sekitar 1.000 tentara kini menjadi korban, menderita secara fisik dan mental.

Hal ini juga tercatat di Departemen Rehabilitasi Kementerian Keamanan Israel.

Mengutip Palestine Chronicle, Knesset dan pemerintah Israel terus merumuskan kembali dan menerapkan undang-undang untuk memperpanjang wajib militer IDF.

Hal ini juga dilakukan untuk mencegah pasukan tersebut meninggalkan IDF karena rasa frustrasi dan ketidakpastian yang besar.

Sementara itu, menurut data resmi Israel yang tunduk pada sensor militer, lebih dari 690 perwira dan tentara Israel telah terbunuh sejak 7 Oktober 2023.

Namun, ada tuduhan internal bahwa IDF menyembunyikan jumlah sebenarnya kerugiannya, yang diyakini jauh lebih besar.

Juli 2024 lalu, Channel 12 Israel mengungkapkan bahwa sejak 7 Oktober, 20.000 tentara pendudukan telah terluka di Gaza.

Dengan 8.298 tentara pendudukan Israel diklasifikasikan sebagai penyandang cacat.

Pada 12 Juli 2024, kabinet Israel menyetujui keputusan untuk memperpanjang wajib militer menjadi tiga tahun karena kekurangan personel. 

Keputusan tersebut diajukan kepada pemerintah untuk disetujui dan kemudian dibawa ke Knesset (Parlemen) untuk diterima.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *