BERITA DARI TRIBUNE.
Pada kegiatan tersebut Rangkul Tangan terinspirasi dari 25 orang relawan yang ikut serta dalam gerakan kebaikan dengan memberikan pembelajaran informal dan pendidikan akhlak kepada adik-adik kampung bandit yang berusia antara 25 dan 10 tahun, dengan mengusung tema ‘Aku Anak Indonesia’. . . , saya cinta Pancasila.
Rangkul Tangan sendiri bertujuan untuk mengembangkan pendidikan nonformal gratis bagi anak-anak dengan keterbatasan akses pendidikan di wilayah Yabodetabek.
“Saya berharap Rangkul Tangan dapat berkontribusi dalam pembangunan pendidikan di Indonesia dengan sistem pembelajaran yang menarik. Dapat menjadi wadah bagi mereka yang ingin mengambil tindakan baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air. Siapa pun dapat berpartisipasi sebagai relawan. Kebaikan ada di Rangkul Tangan,” ujar Malika selaku Direktur Masyarakat Pelukan Tangan, Senin (10/6/2024).
Kurikulumnya berbasis pembelajaran menyenangkan yang dirancang agar dapat diserap secara maksimal oleh anak-anak Desa Pemulung Kahaya.
Pelukan Tangan bersama relawan memainkan berbagai permainan edukatif; Puzzle Pancasila bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak.
Selanjutnya tepukan lambang pancasila pada bahu, dimana anak akan mengenali lambang pancasila berdasarkan banyaknya tepukan yang diterimanya, berguna untuk kerjasama tim yang baik.
Terdapat pula permainan mencocokkan suara Pancasila yang dirancang untuk memperdalam daya ingat anak terhadap isi Pancasila.
Ditutup dengan sesi seni yang membatik dengan kain putih, salah satu kegiatan favorit generasi muda desa Pemulung Kahaya.
Di sini, anak-anak bebas berkreasi dengan mencelupkan kain putih ke dalam warna kain/tekstil hingga membentuk pola mirip motif Batik.
Kegiatan ini bermanfaat untuk meningkatkan kreativitas dan mengembangkan kemampuan motorik pada anak. (*)